Tips Travel To Nepal With Kid : Visa and Preparation
October 14, 2019
Perjalanan ke Nepal semula niatnya solo
travelling. Ketika Najin tahu bahwa Nepal adalah negara dimana Everest, gunung
tertinggi di dunia bersemayan, dia pingin ikut. Alhamdulilah, rezeki, saya
akhirnya bisa membeli tiket untuknya. Kami berangkat bertiga lagi, mbak Andri teman seperjalanan di Kashmir sukses saya racunin untuk ikut travelling ke Nepal.
Perjalanan menuju Nepal ini hanya berselang
sehari setelah trip Kashmir. Sebenarnya ada rasa khawatir membawa dia Ke
Nepal, pertama karena di hari terakhir di Kashmir badannya sedikit demam.
Kepikiran untuk cancel perjalanan. Alhamdulilah, sampai Delhi, badannya udah baikan.
Kekhawatiran kedua, apalagi lagi kalau bukan
tentang drug, dan cerita cerita lainnya yang nggak seharusnya didengar, dsb. Nah, untuk mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan, saya
mengatur berbagai persiapan sebagai berikut
1. Obat
Obatan dan Vitamin.
Seperti saya utarakan sebelumnya, Najin badanya
sempat hangat. Untung saja sesampainya di Delhi badannya bugar kembali. Untuk
mengantisipasi selama perjalanan ke Nepal saya membawa obat obatan untuknya.
Termasuk obat alergi dia. Seperti inhaler untuk pelega pernafasan. Ini seperti
inhaler penyakit asma. Jadi, Najin ini ada alergi udara dingin dan juga debu.
Karena hal tersebut biasanya dia meler plus batuk batuk hal ini membuat
pernafasannya menyempit. Kadang disertai badan panas. Jadi harus extra hati hati.
Saya juga membawa obat obatan umum yang biasa saya
bawa saat travelling. Seperti obat penurun panas, sakit perut, flu. Minyak
esensial (minyak kayu putih datau sejenisnya) dan antibiotik. Untuk obat obatan
ini saya biasanya dapat dari dokter pribadinya. Selain untuk dia, saya juga
membawa untuk diri saya sendiri.
Untuk menjaga stamina agar tubuh tetap sehat
selama perjalanan saya membawa Vitamin C. Dan tak lupa Antangin. Untuk ini saya
titip mbak Andri, bawa dari Indonesia.
2. Sweater
dan jaket
Kami datang ke Nepal awal musim semi. Tentu
saja Nepal masih dingin. Untuk mengatasi hawa dingin, selain sweater, juga
persiapkan Winter jacket, lengkap dengan kupluk kepala dan sarung tangan.
Meski tidak musim dingin, saya sarankan tetap
membawa keduanya, karena Nepal dikepung pegunungan, hawa dingin kerap menyergap
negara ini.
Untuk negara dingin, memang kita nggak perlu
banyak ganti pakaian, cukup ganti pakaian dalam setiap hari. Baju luarnya bisa
ganti 2 hari sekali.
3. Masker
Wajah
Sama dengan India, Nepal negara dengan tekstur
tanah berdebu. Bawa masker. Apalagi kalau salah satu memiliki Alergi debu.
Alhamdulilah sampai di Nepal kami tidak menggunakannya, Najin malah fine fine
saja. Lebih asyik menikmati udara yang segar tak terlalu berpolusi.
4. Sepatu
nyaman buat jalan
Saya tidak membawa sepatu atau sandal gunung.
Saya lebih suka menggunakan sepatu olah raga, baik buat Najin dan saya. Toh
dalam perjalanan ini kami memang tidak ada rencana untuk trekking. Gunakan sepatu yang nyaman buat banyak jalan kaki. Nepal memiliki sederet kota tua nan
luas. Paling enak gitu nyasar nyasar jalan kaki selusuri kota tua.
5. Booked
hotel
Kalau solo travelling, saya bakal pilih go
show. Karena saya bersama anak, booking hotel sebelumnya menjadi pilihan
yang tepat. Sekalian minta dijemput di
airport.
6. Itineray
Bikin Itinerary semenyenangkan mungkin. Nggak ngoyo
ngejar destinasi. Sama dengan saya, Najin ini lebih suka wisata alam. Nah,
karena Nepal memiliki banyak kota tua bersejara yang sayang untuk dilewati, saya bikin itineray seimbang
antara wisata alam dan kota tua. Dalam artian, setelah seharian jelajah kota
tua, besoknya wisata alam.
7. Gadget
Ini nih untuk menghilangkan kebosanan. Kadang
perjalanan darat butuh waktu lama, biar dia nggak booring saya bawa tab
buat dia. Sekedar lihat youtube atau bermain game.
Perjalanan paling lama adalah ketika dari
Phokara ke Kathmandu. Harusnya 8 jam. Tapi karena ada kemacetan di tengah
liukan gunung. Ada kecelakaan juga. Jadi perjalanan yang seharusnya memakan
waktu 8 jam, molor jadi hingga 12 jam. Pagi hingga sore kami habiskan dalam
bus. Jadi untuk menghilangkan kebosanan, selain buku, bawa juga gadget untuknya.
8. Go
Simple
Saya bawa 2 ransel berukuran 25 L dan satu tas
slempang. Satu tas untuk pakaian Najin dan satu ransel untuk laptop dan
keperluan saya. Tas slempang untuk membawa dokumen penting seperti passport
juga dompet. Lebih simple lebih baik sih. Apalagi kalau kota yang kita
tuju banyak. Nggak rempong. Lebih mudah bergerak.
Persiapan sudah. Semua barang dalam check list
sudah masuk dalam ransel. Alhamdulilah, perjalanan menuju airport lancar.
Kami sempat lama ketika check in di
bandara Indira Gandhi international, karena kami tidak memiliki visa ke Nepal.
Saya bilang kepada petugas bagian check in bahwa warga negara Indonesia
memiliki fasilitas VOA (Visa On Arrival) Nepal. Setelah si mbak mengkonfirmasi
ke atasannya atau apalah. Kami lolos check in.
Melewati Imigrasi India, no problem.
Bapak Imigrasi check Visa izin tinggal India kami, karena kami berdua bakalan
balik lagi ke Delhi sedangkan mbak Andri langsung balik ke Indonesia. Lolos,
tanpa masalah atau pertanyaan.
Penerbangan dari Delhi menuju Kathmandu lancar.
Dari ketinggian pesawat menatap atap dunia dari atas memang sesuatu. Barisan
gunung berselimut salju, tak beraturan tapi terlihat berharmoni. Membentang tak
berbatas. Begitu luasnya tidak tahu mana kedua ujungnya. Membuat mata ini
enggan memejamkan mata atau beralih pandang. Epic pemandangan. Saya kasih windows seat
buat Najin agar dia puas melihat rantai pegunungan Himalaya.
Dua jam berlalu, roda pesawat mendarat di
negeri seribu dewa. Nggak terlalu wah airport Nepal. Tidak ada bangunan megah
dengan segala fasilitasnya. Sederhana saja.
Saya gegas mengurus visa, karena saya berangkat
tahun 2016 saya tidak tahu jika memang ada perubahan. Lama amat nulisnya? Iya
baru sempat sekarang. Hehehe
Berikut step by step Visa On Arrival
Nepal
1. Foto
pas wajah.
Ini sebenarnya bukan hanya untuk visa saja sih.
Setiap kali perjalanan ke luar negeri atau kemanapun, saya selalu membawa pas
foto wajah dengan berbagai ukuran formal. 4x6 sampai ukuran 3x4. Karena foto
ini fungsinya banyak, nggak hanya untuk visa. Waktu di Nepal, foto ini
berfungsi untuk izin mengunjungi kota tua beberapa hari. Jadi ada semacam form
gitu dengan pass foto wajah. Waktu di Dharamsala, foto ini saya gunakan untuk
pengisian form untuk bertemu dengan Dalai Lama
2. Sampai
di airport, ada tempat pengambilan form, isi form secara manual. Jangan lupa
bawa ballpoint. Setelah mengisi semua pertanyaan dalam form, kemudian
3. Datang
ke counter untuk pengajuan visa. Nah, saat ini yang terbaru, kita harus mengisi ke mesin elektronik dan mengisi beberapa pertanyaan. Untuk lengkapnya bisa baca cara mengurus visa Nepal tahun 2019 di blognya Arif.
4. Setelah
itu, kita mendapatkan form pembayaran Siapkan uang dalam bentuk
dollar, jangan bentuk Rupiah. Sebenarnya tidak hanya Dollar USD, ada beberapa mata uang yang diterima untuk pembayaran. Nah, karena saya hanya tinggal selama 9 hari saja di Nepal, saya bayar 25 Dollar, Visa ini berlaku selama 15 hari.
5. Menuju visa counter dengan membawa semua form dan juga bukti pembayaran.
Untuk Najin yang yang belum berusia 15 tahun,
Free. karena saya datang bersama anak, ada line atau counter khusus, jadi nggak pakai antri lama. Simple kan ngurus visanya,
juga nggak ditanyai macam macam. Tinggal isi form. Bayar. Stamp.
Menanti ransel keluar dari conveyor itu seperti
dalam pasar. Rame dan nggak teratur. Hal ini dikarenakan tempat mengambil bagasi tidak
terlalu besar, jadi orang berkerumun
menunggu tas. Ditambah lagi porter disitu.
Waspada!. Mata saya awas mengamati tas sekaligus
mengawasi Najin. Takutnya dia main main. Terus kemana gitu kan berabe di
negeri asing diantara kemriyek orang dia ilang.
Sebelum keluar airport, ada salah satu
counter menjual SIM card. Saya biasanya tidak langsung beli SIM card, santai
saja. Kalau sudah sampai dihotel baru saya akan beli. Karena saya bersama anak,
dan harus kasih informasi ke bapaknya. Jadilah saya membeli SIM card, harganya
juga tidak terlalu mahal.
Untuk membeli SIM card Nepal mudah saja,
tinggal tunjukkan passport saja. Nanti si mbak atau mas penjaga counter
mengurus semua. Nomer langsung aktif. Internet sudah bisa langsung digunakan.
Alhamdulilah, semua lancar perjalanan dari India ke Nepal.
Diantara kerumunan orang menunggu di luar airport,
seorang dengan wajah super manis mirip aktor Bollywood membawa sebuah kertas
bertulis “Mrs. Attini Zulfayah”.
Welcome to Nepal!
8 $type={blogger}
Semogalah bisa main ke Nepal. Kangen juga liat pemandangan cakep :D
ReplyDeleteomnduut.com
Aamiin. Aku pingin ke Nepal lagi. next pingin nanjak
DeleteNepal selalu menghiasi dreamlist kami mbak.
ReplyDeleteSemoga bisa kesana
Aamiin. Semoga dimudahkan ya rezeki dan perjalanan kesana
DeleteBalik Nepal maneh munggah Everest yok hahahahaha
ReplyDeleteOjok Everest talh, sing pasti pasti wae ABC utowo EBC. yukkkkkk
DeleteMaturnuwun sudah berbagi tips ini mbak. Kelak pengin banget ke Nepal. Hehe
ReplyDeleteAmiin. Semoga diberi kemudahan dan kelancaran. Aamiin
Delete