Salah satu kuliner khas kota Tuban ini memiliki rasa gurih menggigit dikombinasikan dengan rasa pedas membakar lidah
Minggu yang lalu saya berkunjung ke kota yang dijuluki Bumi Wali yaitu Kota Tuban, Jawa Timur. Maksud hati kepingin ketemu temen, eh, ternyata yang dikunjungi lagi holiday keluar kota. Dan jadwal saya sendiri padat merayap.
Akhirnya saya tetep berangkat dengan motor kesayangan tanpa itinerary pasti. Malam sebelum berangkat, saya browsing beberapa tempat yang wajib di kunjungi dikota Tuban. Mulai dari Goa, pantai, air terjun hingga wisata religi.
Dan dari beberapa wisata yang ada sebagian sudah saya datangi. Karena memang beberapa kali saya kerap berkunjung ke Tuban bersama almarhum Ayah. Setiap kali datang ke Tuban, tak lupa kami selalu menikmati beragam kuliner seafood yang memang menjadi andalan makanan khas kota Tuban.
Nah, setelah seharian menikmati keunikan goa Akbar. Dilanjut wisata religi ke Sunan Bonang serta mengunjungi Masjid Agung Tuban. Dan terakhir bermain main ke pasir putih Remen. Sekarang waktunya bikin si perut gendut happy.
Biasanya kalau ke Tuban bersama keluarga besar, kami selalu menikmati cumi cumi hitam dan gimbal/rempeyek udang yang gede gede. Kali ini sedikit beda, tapi tentu saja nggak jauh jauh dari menu seafood. Nggak afdol rasanya datang ke Tuban tanpa mencicipi seafood. Untuk sementara lupakan kadar kolesterol tubuh yang kian hari kian mengganas.
Kota Tuban yang juga dijuluki Kota Seribu Goa dianugerahi garis pantai yang memanjang di pesisir Utara Jawa Timur. Hal ini membuat kota Tuban memiliki kekayaan laut yang berlimpah. Hal ini pula berpengaruh pada kuliner khas setempat yang didominasi seafood dengan rasa pedes menggigit.
Ntah mengapa kuliner Tuban cenderung pedes. Bukan sekedar pedes. Tapi beneran membakar lidah. Selevel dengan Mie Setan. Bahkan, saya yang suka pedes masih dibuat nangis nggak ketulungan.
Salah satu kuliner seafood khas Tuban yang menghadirkan sensasi pedas adalah kare Rajungan. Wait, sebelum mbahas lebih jauh tentang tendangan rasa kare rajungan ada baiknya kamu kenalan dulu sama rajungan.
Apa sih rajungan itu? dan apa bedanya dengan tuan crab atau kepiting? Rajungan itu sejenis kepiting yang hidup di air laut saja. Kalau kepiting hidup di dua alam, laut juga tawar. Rajungan memiliki supit yang agak panjang di banding dengan kepiting biasa. Dan cangkangnya biasanya ada totol totol (bintik bintik) warna putih. Dan ini nih yang membuat saya lebih menyukai Rajungan dibanding kepiting, yakni dagingnya lebih gurih dan lembut.
Tak susah menemukan kare rajungan di kota Tuban. Di daerah perkotaan dan sepanjang jalan utama yang menghadap langsung ke laut banyak kita jumpai penjual seafood dan kare rajungan. Tapi kare rajungan yang paling menggelitik lidah dan menantang itu milik rumah makan Manunggal Jaya.
Rumah makan Manunggal jaya buka sejak 30 tahun yang lalu. Setiap harinya menjual sekitar 50 kwintal rajungan. Jadi sudah bisa dipastikan kalau kare Rajungan disini disediakan fresh setiap harrinya.
Letak rumah makan Manunggal Jaya berada di Jl. Manunggal, daerah kota. Berada dijalan utama Surabaya-Semarang. Berderet mobil terparkir didepannya. Rumah makan terlihat sederhana dengan deretan meja dan kursi kayu tertata rapi di bagian dalam dan luar ruangan.
Mengedarkan pandang, beberapa pengunjung khusyu` melahap makanan. Memotong, mengupas dan menyesap daging rajungan. Mulutnya monyong sedikit kemudian meng-nguah ngguah alias ngeweh ngeweh kepedasan(emboh opo klo diterjemahkan dalam bahasa Indonesia) . Ditambah dengan bulir keringat bercucuran diwajah. Sesekali nyruput minuman sabil gedek keenakan.
Ahhh, ngeces nih mulut. Tak lama setelah saya pesan, seporsi kare rajungan, satu piring nasi hangat dan teh manis sudah siap dilahap didepan mata. Dalam seporsi kare rajungan terdapat dua rajungan mekangkang berukuran besar.
Bagian cangkangnya sudah diambil. jadi lebih mudah memakannya. Sebagian badannya tenggelam dalam kare bersantan yang encer. Diatasnya bertabur bawang goreng.
liukkan aroma harum rempah begitu menggoda diatas piring saji. Tak butuh waktu lama ketika sesendok nasi dengan guyuran kare santan menyapa lidah. Dan… rasane edan tenan!
Rasa gurih santan berpadu mesra dengan rempah. Meski memadukan berbagai macam rempah seperti bawang merah, bawang putih, ketumbar, merica, kemiri, lengkuas, jahe, kencur, daun jeruk purut dan sereh tapi rasanya nggak terlalu tajam.
Tapi pedesnya itu, lho. Sungguh sadis, tak hanya membakar lidah tapi juga bikin ces pleng kepala. Mata yang kelelahan langsung dibikin melek. Saya yang doyan pedes dibikin nangis.
Saking pedesnya, banyak yang menyebut kare Rajungan milik Manunggal jaya ini sebagai Rajungan Remason. Ya, karena itu, pedesnya minta ampun.
Jadi selama menyantap makanan, mata ini tak henti hentinya melinangkan air mata. Hidung meler. Dapat tiga suapan saya langsung nyeruput air. Dan pedesnya ini sungguh `aneh` , bukannya bikin orang berhenti makan malah bikin lahap. Nyandu pokok e.
Apalagi dagingnya banyak, lembut dan gurih. Ditambah lagi dengan bonus telur. Rajungan ini dihidangkan dalam kondisi bertelur. Jadilah, rasa gurih pedas yang enak bertambah kelezatannya dengan letupan gurih telur rajungan.
Selain dimakan bersama nasi hangat, kalau kamu suka, disini juga tersedia berbagai macam krupuk ikan untuk disantap bersama. Kalau saya pribadi lebih suka makan apa adanya sambil menikmati the art of kreket kreket rajungan.
Oh ya, kalau makan sebaiknya dengan menggunakan sendok. Biar tangannya nggak wedangen. Istilah orang Jawa buat tangan yang kepanasan karena cabe. Tips lainnya, jika kamu nggak tahan banting dengan rasa pedas, ambil kare nya jangan terlalu banyak dalam suapan. Sesuikan dengan lidahmu.
Seporsi kare rajungan yang berisi dua ekor rajungan dijual dengan harga terjangkau Rp. 100.000. Cukup buat dua orang atau dua porsi nasi. Karena saya makan sendiri dan rajungannya ukurannya lumayan gede, jadinya rajungan satunya lagi saya bungkus. Sampai dirumah, kare rajungan ditambah dengan santan kental biar nggak terlalu pedes dan si kecil bisa menikmati.
Selain kare rajungan di rumah makan ini juga tersedia menu lainnya. Seperti cumi cumi, garang asem, sate kambing, gulai, dll. Kalau kamu pecinta seafood nan pedas, kota Tuban bisa jadi referensi kulinermu.
Jangan ngaku pecinta rasa pedes sebelum mencoba Rajungan Remason!