Pastikan Diri Menjadi Bagian Dari Kesuksesan Ekonomi Digital Indonesia
November 07, 2016
Ketika
Indonesia Makin Digital, angka 0 dan 1 bakalan mampu mendongkrak lahirnya ide
ide inovatif yang melahirkan wirausahawan baru di Indonesia
Penuturan
om Bill Gate pada saat itu mungkin terlihat klise. Bahkan sebagian orang
tersenyum, memustahilkan apa yang ada dalam “ramalan” beliau. Prediksi itu
tidak berdasarkan kekuatan supranatural tapi hasil dari rancangan pemikiran
yang meloncat puluhan tahun bahkan abad ke masa depan.
Waktu
berlalu, ramalan itu sekejap menjadi nyata. Terlahir deretan pemuda penuh
gairah dengan letupan ide segar dan inovativ berbasis teknologi digital Internet.
Pemuda penghasil milayaran dollar dari sebuah Ide pemanfaatan teknologi digital
seperti Mark Zuckerberg, pendiri raja social media Facebook. Disusul dengan
pengembangan dunia komunikasi terbaru yang “membunuh” SMS yakni Whatsapp. Dapat
dipastikan, aplikasi terbaru apapun saat ini menggunakan internet sebagai dasar
idenya.
Siapa
sangka, Internet yang merupakan bagian dari dunia digital yang hanya mengenal
angka 0 dan 1 sebagai basis datanya kini mampu mengubah wajah perekonomian
dunia. Dunia bergerak menuju era digital dimana hampir seluruh pekerjaan kantor
dikerjakan secara komputerisasi dan terintegritas melalui teknologi Intenet.
Bagaimana
dengan negara Indonesia? Ketika #IndonesiaMakinDigital dimana Internet menjamah
hampir seluruh golongan hingga ke pelosok negeri, lahirlah start up baru yang memanfaatkan teknologi digital sebagai
ide bisnisnya. Logikanya, semakin meningkat jumlah pengguna internet dan
pengguna smartphone semakin meningkat
pula pangsa pasar sebuah usaha.
Bayangkan,
Jika internet menjadi market itu sendiri. Nggak ada lagi cerita jualan dengan
berbatas waktu. Tak ada lagi batasan kerja 8-9 jam. Internet jalan 24 Jam.
Artinya aktifitas internet itu sama dengan bisnis 24 jam. Internet Mean Business.
Apalagi
Indonesia digadang gadang bakalan menjadi pemain ekonomi digital terbesar di
Asia tenggara. #IndonesiaMakinDigital mengiringi gerak laju pertumbuhan ekonomi
Digital. Bukan tidak mungkin ekonomi digital menjadi salah satu tulang punggung
perekonomian Indonesia.
Salah
satu contoh dari fenomena ekonomi digital yang sukses pada saat ini yakni GoJEK.
Start up baru dengan Ide segar yang berhasil mengambil peluang dengan
mengawinkan dunia transportasi dan dunia digital. Contoh sukses lainnya, yakni
Tokopedia yang menjadi raja penjualan online dengan menghubungkan penjual dan
pembeli dalam dunia maya.
Ketika
dunia bahkan Indonesia sukses menjadi bagian dari pemanfaatan teknologi
digital, hal ini tentu membawa perubahan signifikan terhadap aspek aspek
perekonomian. Termasuk bidang kepenulisan. Selama terjun ke dunia penulisan,
saya melihat bagaimana media cetak tumbang satu persatu. Beralih ke jurnalisme
digital.
Dulu,
dalam satu bulan saya bisa mengirimkan beberapa tulisan perjalanan ke
media berbeda. Rajin banget nulisnya. Semangat, bukan hanya karena candu
kenikmatan yang ditawarkan ketika menulis juga karena pundi yang dihasilkan
cukup buat jalan jalan lagi. Tapi sekarang terkadang dalam sebulan belum tentu
ada hasil seni tulisan perjalanan saya dimuat di media cetak.
Berhenti
menulis? sedih? Tentu tidak. InsyaAllah saya tidak akan meninggalkan
dunia kepenulisan yang saya sukai. Apalagi rezeki ada yang atur, nggak
akan ketukar. Satu pintu rezeki tertutup, seribu pintu lain terbuka.
Salah Satu Tulisan Yang Tayang di Majalah |
Selain
travel writer, saya juga aktif menulis cerita perjalanan di blog ini.
Justru ketika era media cetak berubah wajah menjadi jurnalisme digital, peluang
untuk menulis terbuka lebih lebar. Banyak pemilik web web besar mencari content writer.
Disisi
lain, blog emakmbolang.com dilirik oleh beberapa perusahaan untuk diajak
bekerjasama. Mulai content placement hingga review produk. Sungguh diluar dugaan, hal yang saya lakukan sebagai
hobi dan pengisi waktu luang ternyata mendatangkan rezeki.
Ketika
#IndonesiaMakinDigital dengan kemudahan akses internet dalam genggaman dengan
harga lebih terjangkau, dunia travel blogger memasuki era baru yakni vlogging alias video blogging. Hal ini menjadi tren diseluruh dunia, dimana
masyarakat lebih menyukai sebuah informasi dan kepenulisan yang diramu dalam
sebuah video menarik.
Kebetulan
urusan membuat video perjalanan bukan hal baru. Saya aktif mengirimkan video
perjalanan ke NET TV. Dan Alhamdulilah, video petualangan perjalanan
sering tayang di NET.
Untuk
mengupload video video tersebut tentu saya membutuhkan jaringan internet yang
cepat dan stabil. Apalagi satu file video dengan kualitas high resolution berukuran
besar, yakni sekitar 300 MB.
Untuk
memperlancar seluruh pekerjaan, saya membutuhkan akses internet cepat tanpa
batas. Saya mendatangi beberapa internet provider.
Ada yang menawarkan pakai modem yg bisa dibawa kemana kemana. Katanya ‘unlimited’ tapi dengan pembatasan kuota.
Ada yang nawarin murah dengan bonus plus plus, eh, ternyata super lelet.
Upload
video sangat lama. Tak jarang berhenti ditengah jalan. Mengharuskan saya
mengirimkan ulang. Tak hanya bikin emosi, justru hal ini malah nguras kuota dua
kali alias boros.
Suatu
ketika keponakan memperkenalkan saya dengan Indihome produk telekomunikasi
terbesar di Indonesia, Telkomsel. Maklum, tinggal bertahun tahun di luar negeri
saya kurang tahu berbagai provide internet dalam negeri.
“Mbak
Zulfa kan sudah ada telpon rumah, tinggal ke kantor Telkom aja, minta sambungan
Indihome”
“Cepet
nggak internetnya?”
“Cepet
dan stabil mbak, kalau buka youtube
nggak pakai Buffering sampe baju
kering”
Akhirnya
saya gegas ke kantor Telkom. Mbak costumer
service yang ramah menjelaskan ke
saya beberapa produk pilihan Indihome. Produk Indihome yang terbaru menggunakan
kabel fiber optik dengan kecepatan up to 100 Mbps
Untuk
produk Indihome unlimited biaya perbulan
sekitar Rp. 500.000 sudah termasuk PPN. Awalnya sempat ragu ketika
pasang indihome dirumah dengan biaya yang lumayan bikin dompet mengempis.
Setelah saya pikir ulang, mengingat kebutuhan yang banyak dan pengalaman yangg
tidak mengenakkan selama ini, akhirnya saya memantapkan diri menggunakan Indihome
100% fiber.
Alhamdulillah,
dengan jaringan internet yang stabil berkecepatan hingga 10 Mbps urusan upload
video lancar. Nggak pernah berhenti ditengah jalan. Kirim foto high resolution
ke editor juga cepat. Posting tulisan
dengan deretan foto di blog juga lancar. Alhamdullilah, urusan rezeki juga semakin
lancar juga.
Sebagai
seseorang yang hobi mbolang tentu saya suka berselancar di internet
melahap banyak informasi tentang destinasi baru. Tak hanya mencari informasi how to
get there dan tip perjalanan, seringnya saya mencari foto foto atau
video keren di web untuk melihat destinasi tersebut. Kegiatan ini pastilah membutuhkan banyak
kuota.
Belum
saya sering hunting tiket promo. Atau membandingkan harga satu maskapai dengan
maskapai lainnya untuk destinasi incaran. Berlanjut dengan booking hotel. Dengan akses internet tanpa batas, saya bisa mencari
informasi lengkap dan mendapatkan harga yg terbaik.
Dengan
Indihome lebih hemat waktu, tenaga dan juga uang. Dan yang paling penting nih,
disela sela kesibukan menulis dan bekerja dirumah, saya masih bisa mengawasi
dan bermain dengan si kecil dirumah.
Dengan
Rp. 500.000 per bulan (sudah termasuk PPN) pakai Indihome tak hanya menawarkan
paket sungguhan unlimited internet, juga termasuk produk kabel U see TV. Menghadirkan
puluhan channel baik dalam maupun
luar negeri.
U
See TV menjadi teman ibu dirumah. Tak lagi menonton sinetron tidak mendidik.
Dan untuk si kecil bisa menikmati film karton kesayangannya di kids channel.
Program program menarik juga dihadirkan dalam beberapa chanel, ada entertaiment,
movie, kids, knowledge, livestyle, music, news, sport, TV series hingga religious.
Ada
juga pilihan toko film. Menyuguhkan berbagai variasi film pilihan. Ada film Indonesia,
karton dan film Hollywood box office pilihan. Si kecil biasanya
sebelum tidur nonton film MU (Monster
university). Nggak pernah
bosen. Sampai hafal semua dialog. Dia suka semangat Mike Wacowski yang nggak
pernah menyerah dan terus berusaha meski orang orang disekelilingnya
memandanganya sebelah mata.
Tak
hanya itu saja. Dalam paket Indihome juga tersedia free telpon selama 100 menit baik local maupun interlokal. Lumayan,
bisa telpon saudara jauh diluar kota atau pulau. Silaturahmi tetap terjaga.
Telkom
juga memberikan kemudahan dalam pembayaran. Yakni dengan bekerjasama
dengan visa kartu kredit. Saya nggak harus repot repot kantor Telkom atau
kelupaan bayar pada jatuh tempo karena secara otomatis akan ditagihkan ke kartu
kredit.
Dengan kecepatan 10 Mbps yang setara
dengan kecepatan 4G, saya bisa mendengarkan lagu dari Youtube tanpa tersendat
sendat. Ampun kencengnya. Cari informasi web langsung kebuka. Pikiran jadi
nambah fresh nggak ada lagi acara
lelet yg bikin otak mandek dan greget.
Selain
paket unlimited, Indihome 100% fiber juga menghadirkan alternatif paket pilihan
sesuai kebutuhan. Untuk lengkapnya silahkan cek di www.Indihome.co.id
Sepaket Perangkat IndieHome dan U See TV dirumah |
Memiliki
akses internet tanpa batas tak membuat saya lupa diri. Apalagi ketika saya
mendengar hasil analisa dari Ernst and Young, bahwa pertumbuhan nilai penjualan
dari bisnis online setiap tahunnya meningkat hingga 40 persen. Fyi, di Indonesia sendiri jumlah
pengakses internet mencapai 93,4 juta. Dan sebanyak 71 juta jiwa mengakses
internet melalui handphone.
Ini
berarti 93,4 merupakan ladang pasar yang cukup luas. Terpikir untuk memulai
bisnis online. Tapi produk apa ?
Disela
sela kesibukan menulis saya mencoba keberuntungan yang baru. Lagi lagi, saya
nyemplung ke usaha baru yang tak jauh jauh dari e- commerce. Karena e-commerce
saat ini menjadi gaya hidup bagi golongan menengah keatas.
Ide
itu melintas secara tidak sengaja. Mungkin juga karena the power of kepepet. Selama ini ibu sering
mendapat order membuat otak otak bandeng yang merupakan salah satu makanan khas
kota Gresik. Terpikir oleh saya untuk melebarkan usaha secara online.
Untunglah,
ketika menjadi finalis Nokia Fellowship dibidang Entrepreneur saya dibekali
pembelajaran tentang membuat model bisnis. Saya implementasikan setiap alur
kerja serta kendala yang dihadapi. Untuk kendala yang ada saya mencari beberapa
solusi dengan melahap banyak referensi di internet. Tak usah khawatir fakir
kuota. Kan ada indihome di rumah.
Bisnis
kuliner online tak semudah membalikkan tangan. Banyak hal yang harus
dipertimbangkan dan diperhitungkan. Misal,
otak otak bandeng buatan ibu tidak mengandung bahan pengawet. Tanpa MSG.
Sedangkan untuk mengirimkan ke luar kota membutuhkan waktu cukup lama.
Bagaimana menyiasatinya agar makanan tetap terjaga kualitas nya dan hygienist.
Tak
hanya otak otak Bandeng khas kota Gresik, pernah saya meliput makanan yang
terbuat dari aneka telur ikan. Video liputan nya tayang di NET. Responnya
bagus, ada yang tanya beli dimana dan minta dikirim.
Alhamdulillah,
sejak memulai bisnis kuliner online beberapa order mulai berdatangan baik dari
dalam maupun luar kota. Kendala yang ada teratasi dengan baik. Termasuk
penyesuaian rasa berdasarkan kebiasaan lidah masing masing daerah. Dari sini
saya tahu setiap daerah memiliki selera tersendiri. Misal, orang Jawa Timur
cenderung menyukai masakan berbumbu tajam dan pedas. Sedangkan orang Jawa Barat,
menyukai bumbu ringan dan sedikit manis.
Beberapa
minggu belakangan ini, saya juga disibukkan dengan mendata beberapa UKM (Usaha
Kecil Menengah). Juga menghubungi beberapa teman yang bergerak dibidang seni
kerajinan lokal. Terpikir oleh saya bagaimana usaha kecil di Indonesia mampu bertahan
dan bersaing di tengah pasar bebas. Bisa mendampingi mereka mengembangkan usaha
menuju era perekonomian digital.
Sama
dengan usaha kuliner, industri kecil atau rumah juga menghadapi kendala. Selain
keterbatasan modal, mereka juga susah mencari jejaring untuk menjual produk
mereka. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang mereka dapatkan.
Dengan
akses internet cepat dan tanpa batas Alhamdulillah daya bisa melahap informasi
sebanyak banyak nya. Dunia dalam genggaman. Berjejaring dengan beberapa pengusaha
dan distributor. Semuanya cukup saya lakukan dirumah. Istilah kerennya
membangun SOHO (Small Office Home Office). Harapan besar saya, UKM mampu mengekpansi
bisnisnya ke seluruh Indonesia dan menggurita ke seluruh dunia.
Sebuah
impian besar tertanam dalam pikiran saya untuk kemajuan negeri.
Yakni #IndonesiaMakinDigital tak hanya bisa dinikmati oleh masyarakat perkotaan
saja tapi juga bisa menyentuh seluruh lapisan hingga ke pelosok pedalaman. Hal ini tentu
akan membawa dampak positif peningkatan perekonomaian di Indonesia. Baik
dibidang pertanian, pendidikan hingga teknologi.
Misal,
ketika para petani mendapatkan edukasi yang baik, mereka bisa meningkatkan
hasil pertanian dalam jangka waktu yang relatif lebih singkat. Komunikasi
dan informasi yang lancar akan memutus alur distribusi yang panjang sehingga
terhindar dari adanya penimbunan bahan makanan. Hal ini tentu saja akan
berimbas pada harga jual hasil pertanian yang lebih terjangkau di masyarakat.
Di
bidang pendidikan, dengan #IndonesiaMakinDigital, anak anak yang hidup
dipedalaman mendapatkan kesetaraan untuk memperoleh informasi. Sering
kita mendengar, anak anak dipedalaman tidak mendapatkan buku selayaknya anak anak
di perkotaan. Ditambah lagi jalan yang rusak. Guru yang jarang datang. Bahkan
saya baca dari blog agustinuswibowo.com, kapur sekolah merupakan hal langkah
disana daerah pedalaman Irian jaya. Mereka harus jalan kaki naik turun bukit memasuki
hutan belantara. Menyeberangi sungai.
#IndonesiaMakinDigital
menjamah daerah pedalaman seperti ini, anak anak bisa belajar online dan
terbuka melihat dunia baru dalam genggaman. Atau perpustakaan online. Tak ada
lagi pembodohan dan terkuras sumber daya alamnya. Negara dikatakan sejahtera
jika bisa memakmurkan seluruh wilayahnya sehingga tidak terjadi kesenjangan sosial
yang memacu pada tindakan pemakaran dan memerdekakan diri.
#IndonesiaMakinDigital
berimbas pula pada peningkatan jumlah Technopreneur.
Sebenarnya banyak inovator muda Indonesia
dengan ide cemerlang. Hanya saja banyak temuan mereka berhenti ditengah jalan.
Dikarenakan kurangnya dana untuk membuat penelitian lebih lanjut atau tidak ada
perusahaan untuk berinvestasi dan memproduksi hasil inovasi tersebut.
Untuk
mencari investor sendiri dari luar negeri pastilah membutuhkan dana lebih.
Butuh dana lagi untuk tiket keluar negeri, transportasi dan juga akomodasi.
Belum lagi harus membawa peralatan atau bahan bahan untuk presentasi.
Nah,
disini peran serta dunia digital memberi kemudahan. Inovator muda bisa
mempresentasikan karyanya secara online. Sharing
dengan beberapa investor dari luar negeri yang tertarik untuk memproduksi masal
produk tersebut. Bukan tidak mungkin investor bersedia mendanai dan membuka
perusahaan di Indonesia. Lahirlah para Technopreneur
baru sehingga tercipta lapangan kerja. #IndonesiaMakinDigital akan membawa
dampak positif dalam pertumbuhan perekonomian di Indonesia.
Negara
dikatakan maju jika memiliki wirausahawan setidaknya 2 persen dari total jumlah
penduduknya. Jika saat ini penduduk Indonesia mencapai 250 juta Jiwa, maka dibutuhkan
setidaknya 5 juta wirausahawan. Jika #IndonesiaMakinDigital bersinergi dengan
peningkatan jumlah Enterprenuer, bukan tidak mungkin Indonesia menjadi negara
maju.
Kalau
saat ini kamu masih menggunakan internet hanya untuk chatting dan narsis di social media, pikirkan kan kembali. Dalam genggaman
tanganmu ada sejuta peluang bisnis yang bisa diraih. So, kembangkan ide, tentukan langka, jangan menyerah. Maksimalkan
peranmu menyongsong era perekonomian digital dengan #IndonesiaMakinDigital.
#IndonesiaMakinDigital Jalan Sukses Menuju Ekonomi Digital
#IndonesiaMakinDigital Jalan Sukses Menuju Ekonomi Digital
27 $type={blogger}
Aku tolong di kirimin otak2 bandeng ama telur ikan, aku ngak nanya beli di mana yooo, karena aku tau beli nya dimana hahaha
ReplyDeleteHAhaha, la Iya Para penjual telur Ikan ini rumahnya dekat sekali dengan rumahmu, tinggal selemparan kancut :)
DeleteDuch aku kangen endhok bader karo krupuk tutul
DeleteMbak...ajarin aku nge-vlog.... biar aku nggak kudet di era #Indonesiamakindigital
ReplyDeleteAyooo Belajar bareng mbak reni, ntar kita sharing. terus kapan kita ketemuan ?
DeleteSama dengan Mbak Reni, ajarin nge-vlog dong biar makin kekinian. Btw lagi enak-enak baca, langsung shock ada Otak-Otak Bandeng. Duh, laper...
ReplyDeleteAyoooo Belajar bareng, aku video juga masih belajar. asih sekedar edit dan nata cerita dlm video. Masih belum kasih tulisan di Video.
DeleteAyyoooo Di Order otak otak bandengnya, hehehe
Maak!! order dunk otak otaknya...dah lama banget nggak makan otak-otak ...
ReplyDeleteAyoooooo, eh Kirim ke Denmark caranya gimana? hihihi
DeleteSaat baca "nggak pakai Buffering sampe baju kering" sempet mikir ini apaan ya maksudnya, ealah joke haha
ReplyDeleteMau juga coba pakai indihome. Saat ini masih pakai My Republic
Cobain yg fiber optik unlimited mbak, josssss tenan telkomsel dg produk ini. Ya, maksudnya nggak pakai lama, hehehe
Deletesaya juga pakai jasa telkom .. mudah2-an makin bagus service dan kualitasnya.
ReplyDeletesekarang memang sudah zaman digital ... dan perkembangan mobile phone yang connected to internet di Indonesia sangat besar, apalagi pertumbuhan belanja online-nya ... jadi jika tidak sekarang bisnisnya memanfaatkan gelombang digital ... nanti bakalan ketinggalan gelombangnya .. hehehe
Hehehe iya, s!karanv klo nggak digital busa bisa,ketinggalan zaman dan info penting. Informasi kayak angin, viral, lsg wussss
DeleteMemang Kalo pake indihome selancar bisa lancar jaya, nggak pake ngadat plus bisa nyambil nonton acara kesukaan #pengalamannebengnetdirumahtemen
ReplyDeleteIni yang paling kusuka, tapi bagian tak enaknya harus ada telepon rumah. Sementara aku nggak punya,baru punyanya hengphong doang. Hidup nomaden kek aku gini susah#upss,jadi curhat
Hehehe, iya, nomaden msh bisa pakai jasa telkom kakak. Cepat juga loadingnya.
Deleteai keren sekali itu view di pegunungan.. birunya alami.
ReplyDeleteTul, Birunya alami, tak usah disaturate :)
Deleteaku udh lama pake speedy dan indihome.. awalnya speedy, baru kemudian ditawarin bundling ama indihome.. tapi kamu kok mahal mbak? aku sebulan cuma 280 tuh.. udh include unlimited internet + indihome+ telpon ke mana aja asal ke telpon rumah gratis.. itu aku daftar pas memang masih promo indihome.. tp sampe skr hrgnya blm berubah tuh.. masih 280 ampe skr.. so far sih puas bgt pake produk telkom.. yg ptg buatku internetnya.. stabil dan kenceng :D.. wifinya juga jauh jangkauannya..
ReplyDeleteIya mbak, yang baru pakai fiber optik kabelnya, lebih cepet dan kenceng. setara dengan 4G. iya, keponakanknu juga segitu mbak, dia pasang waktu promo itu, segitu juga 280
DeleteUdah lancar kah mak jaringan pake speedy? dulu make itu ya lumayan lah, Udah sampe ke pelosok juga kali ya?
ReplyDeleteKenceng banget mbak, pakai yg kabrl fiber optik. Klo yg dulu msh pakai tembaga
Deletewahhh ane kecewa pakai indihome mak, dikarenakan lemot bangett
ReplyDeleteLemot? Hadew, sudah tanya kw telkom? Alhamdulilah punyaku kenceng banget dan nggak pernah trouble
Deleteiya mas, sama kayak saya, ditempat saya paketan 10 mb, eh buat streaming story instagram gak kuat
DeleteAlhamdullilah punyaku kecepatan 10 MB kenceng banget, nonton Youtube kayak nonton TV, nggak ada buffering sama sekali. Pada betah serumah nonton youtube
DeleteHaloo mak Zulfa,
DeleteSudah mbak, setelah 3 bulan lemot mbak , solusi nya kata nya di restart tapi tetep sama :(
Duh, ikut sedih. Eh, Mas daerah mana? semoga aja pihak telkom baca ini dan bisa memperbaikin jaringan disana. Aamiin
Delete