Tenggelam Dalam Museum Kapal Selam
November 02, 2015
Merupakan
Monumen Kapal Selam terbesar di kawasan Asia
Ibarat
teman dekat, sering berjumpa tapi tak pernah menyentuh relung hati. Sering melewati Monumen kapal selam yang
berada di jalan Pemuda, Surabaya tapi
nggak pernah masuk kedalamnya. Parahnya lagi, saya sering ke Surabaya Mall yang
berada tepat disampingnya. Super parah lagi, ketika saya mbolang dengan menggunakan naik kereta seringnya lewat stasiun Gubeng yang juga
berdekatan Monumen Kapal Selam. Terlalu!
Kadang
saya juga merasa kurang ‘nasionalis’,
monumen yang jauh disana udah dijamah tapi monumen selemparan mata dicuekin
aja. Sama dengan hidupku, nikah sama orang jauh di negeri Mahabharata tapi
sahabat yang sabar menanti malah dianggurin. Eaaaa, malah ngelantur ngalor
ngidul, apa coba hubungan antara teman dan monumen ?
Jadi,
sebenarnya waktu berencana pulang ke
tanah air terbesit keinginan saya untuk
posting artikel tematik. Misal tentang satu kota, sekalian urut posting tentang
tempat wisata dan kulinernya. Jadi para penggemar blog ini bisa megikuti
alur cerita perjalanan ala sinetron Indonesia. Dan ‘lokasi shooting’ nggak jauh
jauh dari rumah juga. Nggak enak sama Ibu tercinta. Udah ditinggalin lama
ngendon diluar negeri, masak pulang kerumah trus ditinggalin ngebolang. Kalau
Ibu marah bisa bahaya, saya bakalan dikutuk jadi emak tercantik sejagat raya
*dadadadaalamissuniverse.
Baiklah.
Jika sebelumnya saya sudah menceritakan tentang pengalaman jelajah pulau
Menjangan kemudian berlanjut dengan kelana dan tualang rasa di Kota Semarang,
sekarang saya akan posting tentang tempat wisata dan kuliner di kota Pahlawan,
Surabaya. Kebetulan, tanggal 10 November ini bertepatan dengan Hari Pahlawan.
Saya
datang ke Monumen kapal selam atau akrab
disebut Monaskel bersama dengan
Erlita. Sejenak setelah memarkir kendaraan, terdengar suara klakson membabi
buta. Ditambah dengan nyanyian menggema. Melintas rombongan Suporter Persebaya
berkaos hijau melintas dengan motornya. Ramai!.
Harga
tiket masuk Rp. 10.000 sudah ditangan. Menatap Monumen kapal selam hati
saya jadi belang belang karena kapal selam lagi di ketok magic, banyak dempulan
sana sini. Kapal selam yang dijadikan
Museum ini adalah salah satu Kapal Selam Republik Indonesia bernama Pasopati – 410 (bukan replika) yang dibuat tahun 1952 ini made in
Rusia. Besar sekali, dengan panjang 76 meter dan lebar 3,60 meter.
Menanjaki
undakan, kami masuk kedalam perut kapal. Udara dingin menyeruak. Dalam lambung
kapal ini dibagi menjadi beberapa bagian (ruangan). Disebelah kanan (ujung)
terdapat ruangan Torpedo haluan dengan
empat buah peluncur Torpedo. Berfungsi
untuk meluncurkan torpedo sesuai dengan sasaran. Dilengkapi dengan berbagai
peralatan dan petunjuk. Nampak ruwet dengan sambungan pipa pipa kecil, kompas,
alat pemutar dan masih banyak detail detail lainnyanya.
KRI pasopati ini
betugas untuk menghancurkan garis musuh, mengawasi dan menyergap secara diam
diam. KRI Pasopati mulai beropasi tahun 1962 dan ikut berperan mempertahankan hukum kelautan,
berpartisipiasi dalm 28 operasi termasuk Trikora di Irian Jaya sampai akhirnya
dipensiunkan pada tahun 1987.
Selanjutnya
terdapat ruang tidur bintara. Tempat tidurnya kecil bertingkat dan memanjang. Berasa sempit dan
nggak bisa gerak. Mengingatkan saya akan tempat duduk mikrolet. Bayangka! Dalam
satu kapal dahulunya mengangkut hingga 63 awak kapal. Disi lainnya terdapat
meja yang panjang. Diatasnya beberapa pipa pipa memanjang dan saling
berhubungan. Tampak begitu sempit.
Berdekatan
dengan pintu terdapat Periskop yang digunakan untuk melihat kapal pada saat kapal
menyelam dikedalam hingga 13 meter. Kemudian Pompa hidrolik berfungsi untuk
mengubah energy mekanik menjadi energy hidrolik. Dan juga Bilik Hitung (TSL)
digunakan untuk menghitung jarak Torpedo ke titik sasaran. Juga ruang lainnya
seperti Ruang Sonar, Ruang Diesel, Ruang mesin listrik, juga ruang makan dan ruang dapur.
Nah,
ini. Dari satu ruangan ke ruang lainnya terhubung dengan satu saja. Berbentuk bulat dan sangat rendah. Kira kira
setinggi dada. Jadi harus menunduk
ketika melewati. Kalau badanya langsing sih gampang gampang aja melewatinya.
Kalau gendut kayak saya. Ampun, dah. Kalau kepala dulu, kaki susah amat
ngangkatnya, perut serasa tertekan dan tersangkut. Kalau kaki duluan, takut nih
celana robek dan kepala kejedok. Duh! Jadi selama melewati pintu itu aku
nungguin semua orang lewat terlebih dahulu, biar nggak antri nungguin saya yang
ribet amat bawa badan segede kapal selam ini. Itulah mengapa para tentara harus
tetap fit dan langsing.
Sejenak
menelisik seluruh perut kapal sudah membuat saya sesak, terlalu kecil dan
pengap. Nggak bisa bayangin gimana dengan kehidupan para tentara yang tinggal
berbulan bulan. Dengan fasilitas yang sangat minim. Ditambah dengan berbagai
detail seperti kabel dan pipa dan banyak peralatan lainnya yang memenuhi tembok dan juga langit langit lambung kapal.
Pintu
keluar berada diujung Kapal yang lainnya
dengan ruang Torpedo di ujungnya. Jika tadi berdekatan pintu masuk terdapat
empat buah peluncur Torpedo, di bagian ini hanya terdapat dua peluncur Torpedo
saja. Selain Museum kapal selam di
kawasan ini juga terdapat ruang untuk menonton film (video rama)yang sudah
termasuk kedalam harga tiket masuk. Video rama menyajikan film sinematik dan
dilengkapi sistem suara stereo akan membawa imajinasi kita menyatu dengan film
mengenai Kapal Selam KRI Pasopati 410 disaat menjalankan tugasnya.
Juga
terdapat kolam renang untuk anak anak, music life dan juga ada tempat duduk
santai disepanjang Sungai Kalimas. Yang duduk disini kebanyakan pasangan muda
mudi. Jika datang malam hari kawasan kapal selam ini menawarkan panorama yang
berbeda dengan hiasan lampu lampu cantik.
Setelah
mengunjungi Monumen kapal Selam, timbul perasaan haru dan begitu menghargai
Pahlawan yang telah mengorbankan hari harinya bertugas di dalam kapal ini. Tak hanya berjejalan dalam lambung kapal yang
sempit. Juga jauh dari keluarga mengarungi Samudra. Mempertaruhkan Jiwa raga
demi keutuhan negara Republik Indonesia Tercinta.
Museum
Kapal Selam Surabaya
Jl.
Pemuda No.39 Surabaya
Jam
Buka : 8 Pagi – 10 malam.
18 $type={blogger}
Wah, sepertinya seru.. Sayang jauh di surabaya. Hi
ReplyDeleteItu kolam renangnya di dlm kapal mba?
Emang embak dimana? Semoga bisa bisa main main ke Surabaya, ya.
DeleteKolam renangnya berada disamping kapal selam.
keren bener museum kapal selam ini ...
ReplyDeletebawa anak kesini pasti seneng banget ya ... bapaknya juga seneng ...
Iya lebih cocok kalau buat keluarga.
DeleteAnak anak seneng banget, setelah lihat kapal bisa berenang di kolam renang sebelah kapal selam
Ini yang kita lewatin deket sungai yang ada orang naik kapal *dan bikin iri karena mereka berpasangan :p ?
ReplyDeleteKayake aku diajakin mampir kagak mau. Next time yaaaaaaaaa
Yuhuuuuu. InsyaAllah kalau ke Satsiun Gubeng, Surabaya kita mampir kesini museum Kapal selam Dulu, ya
DeleteWah keren ya dalemannya
ReplyDeleteBanget, lumayan sekalian belajar ilmu perkapalan :)
DeleteAku limang taun nang suroboyo weruhe yo cumak te pe, karo galaksi mol. Hadehhhhh. Nyesel deh. Btw, moco iki, kok aku mabyangno pempek kapal selam, yo! *colek Taro*. ira
ReplyDeleteHadeh, Mbak sampeyan biyen waktu kuliah kakean belajar mbak.
DeleteHehehe, dibalang empek empk kapal selam karo tarie :)
Orak usah colak colek *mlengos karo ngemil lunpia
DeleteSing diomongno iku empek empek , Duduk Lunpia.
DeleteTapi lunpia pancen cocok karo empek empek *dibalangkapal
Besar juga dalamnya ya.
ReplyDeleteAku selama ini ngira isinya itu telor aja
#pempekkapalselam
hahaha, kebanyakan maem empek empek kapal selam, eh aku pulang kampung kemarin belum makan empek empek, hiks
DeleteIronisnya, aku belum pernah sekalipun mampir ke sini... :(
ReplyDeletePengen nanti kalo mudik mampir kesini ngajak anak-anak...
Wkwkwkw, Sama mbak, Aku kesini pertama kali, padahal lewat depannya berkali kali.
DeleteIya, sekalian ngajak berenang disini.
kalau ke surabaya pingin main kesana, seru liatnya
Deleteyo i
Delete