Warisan Islam di Negeri Seribu Dewa Tayang di Colours Garuda Indonesia Inflight Magazine
October 13, 2015
Meski mayoritas
penduduknya beragama Hindu namun sisa kejayaan peradaban Islam nampak lebih
menonjol di Ibukota negeri seribu dewa, India.
Pintu
keluar bandara Indira Gandhi terbuka,
seketika udara sejuk dimusim semi
menyambut kedatangan saya di ibukota India, New Delhi. Semerbak aroma khas dupa
menggelora. Atmosfir gerak kehidupan kota
22 juta jiwa nampak dihadapan mata. Burung
gagak dan elang nampak terbang bebas diangkasa.
Berjalan
menembus jantung kota, terlihat deretan rumah rumah bertingkat penuh sesak. Mobil
kecil type city car masih mendominasi serta Autorikshaw atau bajaj
dengan kombinasi berwarna hijau dan kuning memenuhi jalanan. Nampak orang berlalu lalang,
bergerombol menunggu di halte bus.
Delhi
pada masa lampau dikenal dengan nama Dilli ini selalu
menawarkan sejuta pesona dalam gerak kehidupannya. Adat dan budaya masih dipegang erat oleh
masyarakatnya. Delhi sendiri menjadi potret sejarah sederet peradaban yang
pernah ada di negeri berjuluk negeri seribu dewa yaitu peradaban Hindu, peradaban
Islam dan dimasa penjajahan Inggris.
Menapakkan kaki disetiap sudut kota Delhi, hamparan
peradaban Islam lebih mendominasi. Hal ini dikarenakan Delhi menjadi pusat
pemerintahan kesultanan dan juga kekaisaran Islam dari berbagai Dinasti yang
pernah memimpin negeri Mahabharata ini. Peninggalan bersejarah berupa Istana,
tomb, menara, Masjid, taman dan pasar sebagian besar masuk dalam daftar warisan
dunia UNESCO.
Alhamdullilah,
akhirnya artikel perjalanan mengepakkan sayapnya di Inflight Magazine Colours
Garuda Indonesia. Setelah menembus sejumlah media di Indonesia, besar keinginan
saya untuk bisa berkontribusi di
Inflight Magazine. Jujur, saya masih kurang percaya diri, tulisan saya masih
sederhana, masih banyak belajar. Selain itu juga saya masih menggunakan kamera
pocket.
Saya
teringat ketika sebuah email masuk dari Mbak Aini Firdaus, Editor Majalah Garuda
meminta saya untuk menulis artikel perjalanan tentang Peradaban islam di Delhi,
Ibu Kota India untuk Colours Magazine Garuda Indonesia. Wah, senengnya luar
biasa. Kebetulan Delhi adalah tempat dimana saya tinggal saat ini. Alhamdullilah,
lebih mudah lagi karena tak hanya sering mengunjungi tempat tempat tersebut,
saya juga pernah menulis di sejumlah media.
Dengan
Riang saya mengiyakan. Kami mengobrol
melalui email tentang destinasi yang akan ditulis. Karena banyak sekali warisan
Islam di Delhi, akhirnya kami sepakati memilih beberapa destinasi sesuai dengan
lembar yang tersedia di majalah. Deadline
penulisan artikel diserahkan kepada saya. Disitu saya merasa gelisah. Bukan
karena tanggal deadline-nya, tapi
pada saat itu saya sudah siap siap packing dan mbolang ke Menjangan bersama sahabat Matrek.
Tiga
hari berlalu, setelah trip menjangan saya istirahat sejenak. Dan langsung saya
tulis. Alhamdullilah lancar. Saking semangatnya, saya menulis lebih dari 2500
kata, dari 1200 kata yang diminta. 2 kali revisi bukan karena kurangnya
informasi tapi karena jumlah kata yang ‘masih’
terlalu banyak. Hehehe
Nah,
dalam diam saya berfikir, bagaimana Mbak Aini Firdaus bisa mengenal saya. Saya
kan bukan selebriti traveler *plakkk. Hanya seorang emak yang doyan mbolang. Kemungkinan
terbesar beliau mengenal saya dari blog kece ini.
Waktu
berlalu. Ketika waktu luang, saja bermanja dengan membaca sejumlah Majalah.
Salah satunya Majalah Ummi yang menayangkan artikel saya di Bulan Juli lalu.
Ketika lagi asyik membaca, saya membaca salah satu artikel di rubrik Ufuk Luar
dan penulisnya adalah Mbak Aini Firdaus. Nah, Pikiran saya langsung menarik
benang merah.
Beberapa
minggu lalu, Mbak Rahmi Dari majalah Ummi mengirim Surel. Saya kan tinggal di
Luar negeri, kenapa nggak mencoba menulis untuk rubrik Ufuk Luar?. Baiklah saya
coba. Dalam seminggu saya menyelesaikan artikel tersebut. Dapat balesan email,
bahwa penanggung jawab rubrik Ufuk Luar akan menghubungi saya langsung. Dan…
“ Assalamualaikum
mb Zufa.
Jumpa lagi nih dengan
Aini. Selain jadi editor di majalah Colours (Garuda Inflight) aku juga jadi
kontributor tetap majalah Ummi. Dan salah satu tanggungjawabku adalah rubrik
Ufuk Luar. “
Semoga
ini menjadi semangat bagi saya untuk terus belajar, membaca dan berkarya. Alhamdullilah,
Allah Maha Baik, ya. Diantara dosa dan masalah dalam gerak kehidupan ini Allah
tetap mencium kita dengan rahmat NYA.
15 $type={blogger}
Alhamdulillah... akhirnya tulisanmu mengangkasa, mbak... Selamat! Itu foto-fotonya keren bangeeeet...
ReplyDeleteAlhamdullilah, matur nuwun :)
DeleteLuar biasa mbak Zulfa. Salut! Selamat ya mbak :-*
ReplyDeleteMakasih :) Mbak Rien juga Luar Biasa. Ayooo Mbak ditunggu tulisannya yang kece di Inflight Magazine
DeleteAkhirnya foto mb zulfa yg baru, terpampang nyata, cetar membahana
ReplyDeleteAkhirnya foto mb zulfa yg baru, terpampang nyata, cetar membahana
ReplyDeletehehehe, apanya yang cetar membahana? pasti berat badannya :)))
DeleteWkwk..ngga mba...kmrn2 liatnya yg msh muda bergaya itu(foto profil)... :)) skrg baru tau...ngga sawan ko :)))
DeleteWkwk..ngga mba...kmrn2 liatnya yg msh muda bergaya itu(foto profil)... :)) skrg baru tau...ngga sawan ko :)))
DeleteYang foto profil itu bukan muda, waktu diambil sudah jadi emak emak tp msh langsing, bea dg sekarang, lemak dimana mana :(
DeleteHaha...yg penting mah kakanda tetep cinta euy
DeleteAyo selametan, beliin aku tiket garuda yaaaaa
ReplyDeleteAyoooo, Eh jangan tiket, kancut aja ya....
Deletewow... selamat, yoooo. ira
ReplyDeleteMatur nuwun mbak yu :)
Delete