Menyusuri Kota Lama Gresik
August 15, 2015
Kota yang dijuluki
sebagai Kota Wali ini tak hanya dikenal sebagai tempat menyebarnya agama Islam
di pulau Jawa juga dikenal sebagai Permata Pulau Jawa diantara Pelabuhan Dagang
berabad yang lalu.
Kota yang dijuluki
sebagai Kota Wali ini tak hanya dikenal sebagai tempat menyebarnya agama Islam
di pulau Jawa juga dikenal sebagai Permata Pulau Jawa diantara Pelabuhan Dagang
berabad yang lalu.
Menjamurnya industri baru
diiringi dengan membengkaknya area perumahan di kawasan Gresik Kota Baru seolah
meminggirkan pesona Gresik Kota Lama. Kawasan Gresik Kota lama yang dipenuhi sederet
bangunan Kuno saat ini hanya menjadi pusat Kuliner makanan Khas Gresik. Tak
banyak khalayak ketahui bahkan saya sendiri yang lahir di kota Gresik, menurut
literatur sejarah yang diterbitkan dari situs resmi pemerintah kabupaten Gresik, bahwa sejak
abad ke-11 Gresik tumbuh menjadi pusat perdagangan dan kota bandar tidak saja
antar pulau, tetapi sudah meluas keberbagai negara.
Sebagai kota Bandar, Gresik
banyak dikunjungi pedagang Cina, Arab, Gujarat, Kalkuta, Siam, Bengali, Campa
dan lain-lain. Itulah mengapa dikawasan kota lama terdapat dua kawasan yang
menonjol yakni Kawasan Pecinan yang banyak dihuni masyarakat Tiongkok. Dan
Kampung Arab yang banyak didominasi masyarakat keturunan Arab.
Sejak itulah Gresik
sudah menjadi salah satu pelabuhan utama
dan kota dagang yang cukup penting sejak abad
ke 14. Dan menjadi tempat persinggahan kapal-kapal dari Maluku menuju
Sumatera dan daratan Asia (termasuk
India dan Persia). Hal ini berlanjut hingga era penjajahan Belanda, VOC.
Tahun 1411 penguasa
Gresik, seorang kelahiran Guangzhou mengirim utusan ke kaisar Tiongkok. Di abad
ke-15, Gresik menjadi pelabuhan dagang internasional yang besar. Dalam Suma
Oriental-nya, Tome Pires menyebut Gresik sebagai
"permata pulau Jawa di antara pelabuhan dagang". Informasi ini saya
kutip dari laman Wikipedia.
Ketertarikan saya dengan
sejarah tempat saya dibesarkan ini
menggugah hati untuk menjelajah seluruh wilayah kawasan Gresik Kota Lama minggu
yang lalu. Dengan membawa kamera andalan saya menelusuri dan
memotret bangunan tua di kawasan Kota Lama mulai Pasar Gresik, Pelabuhan, Alun
Alun hingga kawasan Malik Ibrahim. Meski saya menjadi tontonan orang dan dikira
wartawan atau mungkin dikira kurang perkerjaan. Hehehe yo wis cuek wae.
Bagi saya pribadi
kawasan kota lama ini tak asing lagi, disinilah saya meniti ilmu mulai SMP hingga
lulus SMA. Setelah mengamati beberapa bangunan tua yang masih berdiri segar dan
beberapa telah rapuh dimakan usia tanpa pemeliharaan yang semestinya. Tetiba
saya mempunyai impian yang semoga didengar oleh para petinggi Kabupaten ini. Mengintip
negara tetangga sebelah yang berhasil menyulap kawasan Kota Tua menjadi jujukan
wisata mancanegara, bisakah hal yang sama terjadi disini?
Seperti kita ketahui, Gresik
mulai tampil menonjol dalam sejarah sejak setelah berkembangnya agama Islam di
tanah jawa. Pembawa dan penyebar agama Islam tersebut tidak lain adalah Syech
Maulana Malik Ibrahim yang bersama-sama Fatimah Binti Maimun masuk ke Gresik pada
awal abad ke-11. Jejak Wali Songo diKota Gresik pernah saya tulis sebelumnya.
Bukannya tidak mungkin, Kota
Gresik yang sudah dikenal sebagai Wisata religi bisa bersanding mesra dengan
wisata kota Tua. Apalagi letaknya berdekatan dengan pelabuhan Gresik yang
menjadi transit menuju Pulau Bawean yang saat ini menjadi wisata kepulauan.
Saya bisa bayangkan banyak turis bersepeda menyusuri kota tua.
Tidak mudah tapi
bukannya tidak mungkin. Jika saja pemilik, pemerintah dan masyarakat bahu
membahu, saling menjaga dan melestarikan keseluruhan bangunan tua di kawasan
ini. Alangkah bijaksana jika menjamurnya industri dipesisir pantai diimbangi
dengan pemeliharaan kota lama.
Maaf, tidak bermaksud
mengkritik dan juga nyiyir, apalah saya ini, hanya emak mbolang yang memimpikan
negeri ini maju disektor industri dan juga pariwisata. Hanya bisa berharap dan
mengeluarkan unek unek yang ada dikepala dalam tulisan yang sederhana ini.
19 $type={blogger}
Aku mau kembali lagi ke Gresik. Kemarin cumak saknyuk. Kuwi apik-apik yo bangunane :)
ReplyDeleteAyolah sing suwe nang Gresik ben isok blakrakan bareng utowo manas nang pantai, hehehe
DeleteMandar mugo mirrorless ndang terbeli. Ben nambah jumlah kamera andalan. aamiin...
ReplyDeleteAamiin, Aamiin, Aamiin Ya Rab. Mugo mugo lang ngelus2 Mirrorless :)
DeleteGresik cuma dalam kenangan mbak :( *hah bahasa nya. Paling cuma sampai awal 90-an saja sering kesana setiap tahunnya. Pudak oh pudak dulu bosen sekarang pengen
ReplyDeleteWah kenapa buat kenangan saja ? Hehehe Iya, Pudak memang ngangenin :)
Deleteyg bikin saya kangen gresik itu cuma 1 mba, nasi krawunyaa ^o^..ya ampuuuunnnnnn ga bisa dilupain rasanya, yg pedeees ituuu ... Jadi ngiler aku -__-... di jkt walo ada nasi krawu tp bumbu pedesnya ga sama kyk yg di gresik sana... ga bakal bosen deh makanin itu nasi tiap hari selama di sana ;)
ReplyDeleteNasi krawu memang makkkyuss mbak, itu yang bikin aku kangen masakan Indonesia, nasi krawu .... kapan kapan aku posting ya. Ya, Nasi krawu dimakan tiap hari nggak ada bosennya :)
DeletePenasaran, sudah di posting mbak nasi krawu nya? Keknya pasti bikin ngiler juga deh.
DeleteSudah posting nasi krawu. coba obra abrik :)
DeleteAku belum pernah ke Gresik :(
ReplyDeleteFoto paling atas itu bangunan apa mbak?
Ayomah main kesini, ntar aku ajak halan2.
DeleteItu bangunan tua dijadikan butik sekarang
iya ya .. gresik itu dalam buku sejarah sekolahan di kenal sebagai kota wali ...
ReplyDeletetapi di kepala saya kalau inget kota gresik ... adalah kota semen gresik ... karena selalu terbayang pabrik semen yang gede itu ... he he ..
saya suka daerah kota tua ... kerennnn dan asyikkk .. sama minat kita ya mba ...
Ya, soalnya semen Gresik merajai nusantara. jadinya kalau teringat kota Gresik, jadi inget semennya, hehehe
DeleteIya palagi kalau keliling pakai sepeda ontel, lebih asyik!
jelajah kota tua memang paling pas pakai sepeda onthel ...
DeleteIya. Semoga gresik bisa disulap menjadi kawasan wisata old town yg menarik wisatawan dtg. Soalnya sejarahnya kaya luar biasa.
ReplyDeleteInsyaAllah. Semoga ya.... bisa dapet wisata kota tua, religi dan kuliner.
DeleteIya, coba kota lamanya terus dijaga ya. Itu ngeliat tembok dicoret-coret, aduh. Mending bikin kawasan yang cocok buat mural kayak Penang gitu. Selebihnya dibiarkan alami aja.
ReplyDeleteYa, sayang padahal luas banget. bisa dijadikan wisata ala penang :(
Delete