Rush Hour In Hyderabad City
July 10, 2015
Setelah
menempuh perjalanan selama 24 jam lamanya dalam kereta api, kami sampai di kota
Hyderabad ketika mentari memberikan kehangatan di muka Bumi. Suasana stasiun
begitu rame tanpa keriuhan, tak seperti stasiun di India pada umumnya. Dengan
menggunakan autorikshaw atau bajaj
kami bergegas menuju hotel. Jalanan masih sepi. Meski jalanan kotor tapi tak sekotor kota tempat
tinggal kami di Delhi. Kendaraan berjalan lebih tertib. Tak ada suara klakson
membabi buta. Ketika kendaraan saling bersimpangan, mereka akan berhenti dan
saling mendahulukan. Masyarakat Hyderabad juga lebih ramah. Mengingatkan saya
akan negeri tercinta.
Di
hotel kami bergegas mandi, menyewa mobil dan melakukan city explore. Nuansa Islami kota Hyderabad lebih terasa. Selama
berabad lamanya Dinasti Islam menguasai wilayah ini. Meninggalkan sederet
bangunan bersejarah yang menjadi jejak peradaban Islam di India Selatan.
Seperti Menara, Masjid, Istana, dan Danau.
Hyderabad
juga dikenal sebagai destinasi wisata kuliner. Biryani dan Chicken 65 yang rasanya bikin menggelinjang adalah
dua menu andalan kota tersebut. Alhamdullilah, ketika kami datang kemari
bertepatan dengan musim Mangga. Apalagi Mangga Hyderabad salah satu tipe mangga
terenak di India. Sepanjang perjalanan mangga kuning dan montok nampak
menggunung di gerobak pedagang.
Sore
hari hujan deras mengguyur kota Hyderabad. Kami memasuki beberapa pertokoan dan
butik untuk mencari baju pesanan dua orang teman. Pasrah, kami sudah keluar masuk
butik tapi belum menemukan baju yang kami cari. Harganya juga lebih mahal. Jalanan
becek dan macet dimana mana. Padahal malam hari kami harus mengejar pesawat
menuju Singapura dan berlanjut ke tanah air.
Kami
putuskan kembali ke hotel untuk berbenah dan segera berangkat ke Airport.
Alhamdullilah, dalam perjalanan menuju hotel tertangkap oleh mata ini baju
sesuai pesananan di etalase sebuah butik. Masuk kedalamnya, tak hanya baju juga Tas
etnik, aksesoris dan Baju Kurtis. Nah, butik ini khusus menjual baju baju etnic
dan tunic. Alhamdullilah, kami mendapatkan dua baju pesanan dengan harga yang
pas. Sayapun tegoda dan membeli baju kurtis bergaya tunic.
Kurtis model tunic ala India |
Tas dan baju Etnik India |
Deretan Baju Etnik dan Tunic di Butik |
Sampe
di hotel bergegas mengejar waktu bagaikan dikejar hantu. Pesawat saya dan Najin
menuju Singapore pukul 01.20 dini hari. Sedangkan Pesawat Shah jahan menuju
Delhi pukul 22.30 Sementara waktu menunjukkan pukul 17.00. Itu pun kami lupa belum membeli manisan buat oleh
oleh. Toko Manisan terkenal di Hyderabad ramai dengan pengunjung. Belum lagi
ditimbang dan dibungkus lagi. Duh Gusti!.
Dalam
kota kami harus bersabar pula, macet karena hujan deras. Tetiba Shah Jahan
menerima kabar melalui SMS jika penerbangan menuju Delhi delay selama 1 jam. Alhamdullilah kami lebi santai. Sampai
dibandara kami tak perlu “berpisah” karena counter
check in airline kami saling berpunggungan. Setelah Check in pesawat, gantian waktunya air mata chek out.
Shah
Jahan sedih nggak bisa menemani kami pulang ke Indonesia karena orang tua
sedang sakit dan juga ada beberapa perkerjaan yang harus diselesaikan. Dan menyusul
datang ke Indonesia mendekati hari raya Idul fitri. Itupun Najin tidak
menyadari kalau Abynya nggak ikut. Saya biarkan merek mojok berdua. Saya hanya
memperhatikan dengan deraian air mata. Halah!.
Eh,
Sebuah SMS masuk lagi kalau pesawat Shah Jahan Delay lagi selama satu jam. Saya Anggap sebagai berkah kebersamaan.
Karena Shah Jahan pingin bisa menghantarkan kami sampai counter imigrasi tapi pesawatnya lebih dahulu terbang. Dan…..
Alhamdullilah, Dia dapat SMS lagi kalau pesawatnya delay untuk ketiga kalinya.
Kamu pun riang. Tapi penumpang pesawat menuju Delhi sudah naik pitam, kami
woles saja. Saya pun sempat bertemu rombongan traveller Indonesia, sayangnya kami menggunakan airline yang berbeda.
Bandara Rajiv Gandi International Airport di Hyderabad |
Tepat
Pukul 00.00 saatnya perpisahan. Saya dan Najin segera masuk melewati counter
Imigrasi. Tangannya yang sedari tadi menggenggam tangan Abynya mulai terlepas.
Najin baru menyadari kalau abynya tidak ikut dalam pesawat. Saya gandeng tangannya.
Sementara air matanya mulai mengalir di pipi. Saya sendiri dan Shah Jahan menarik
nafas panjang, berusaha untuk tidak menangis.
Dalam
antrian panjang, Shah Jahan tetap mengawasi kami. Sementaria Najin curi curi
pandang kearah abinya sambil terus menangis. Saya sendiri jadi galau. Setelah security check dan lolos keimigrasian. Saya melambaikan
tangan ke Shah jahan. See you again.
Shah
Jahan sempat menelpon kami sebelum akhirnya pesawat lepas landas meninggalkan
kota Hyderabad menuju Singapura. Alhamdullilah perjalanan lancar. Kami sampai
di Singapura pukul 8 pagi. Bagaimana kami menikmati waktu transit di Changi airport yang nyaris memakan waktu selama
23 Jam 15 menit ? Dan menikmati jalan jalan ke Singapura Gratis. Tunggu dalam
postingan saya selanjutnya.
15 $type={blogger}
Ngebayangin Najin nangis. Pasti tetep ganteng ya :D Sini-sini dek abang seka air matanya hihi.
ReplyDeleteWaktu pulang ke KL, di counter airlines ada yang ribut-ribut juga mbak. Aku gak tahu apa, yang jelas tuh bapak-bapak sampe ditenangin sama security. Ngeri ya, sumbu pendek rata-rata orang sana :D
Alhamdullilah masih teteup cakep kayak emaknya *dikeplakkaca hehehe
ReplyDeleteBener banget memang sumbu sabarnya pendek, Tiap kali perjalanan pulang atau ke India selalu ada erita bertengkar. bahkan pernah Naik Malaysia Airline udah diudara masih bertengkar, rameeee banget dalam pesawat. Duh!.
Duh sedih banget berpisah dengan abinya dalam waktu lama. saya sewaktu pulkam cuma berdua Chila, tiap hari tiap jam tiap menit Chila nanyain ayahnya. Sedih dan bete. Klo saya kapok pulang kampung nggak ngajak ayahnya mbak :D
ReplyDeleteYa, lumayan lebih dari sebulan. Kalau najin itu sedihnya waktu perpisahan. Sampe di Indonesia, nggak tanya abi nya sama sekali, malah sibuk mainan. Paling kalau mau bobok bilang " I miss Abby"
DeleteSaya tunggu cerita di singapura, tapi saya sering ngikik kalau mbak sebut suaminya shah jahan maaf mbak bukannya menertawakan, tapi idenya itu ada aja, biasanya blogger sebut mr. Suami atau mas suami atau bapake nakkanak. Blum ada yg sebut Pangeran William :)
ReplyDeletehahahha. Iya soalnya nama Asli Shah Jahan itu sama dengan Nama suami jadinya sekalian aja kupanggil Shah Jahan, siapa tahu jatah belanja ditambah. hahahaha
DeleteNtar kalau Mas Willian, dikeplak sama mbak midelton :)
Mbaaaaaak....aku kok jadi sedih membaca bagian Najin berpisah dengan abinya. Hiks..
ReplyDeleteJangan sedih mbak, jadinya aku nangis...... hik hik hiks tissue mana tissue
DeleteMbak, saya penggemar bollywood. Punya rencana kesana. Tapi belum bisa cuti. Boleh tau gak letaknya Rumah Produksi Yash Raj dimana ya mbak ?? Pleaasee dijawab :). Makasih.
ReplyDeleteSemua Produksi film Bollywood berada di kota Mumbai atau Bombay
DeleteKok jadi ikut sedih baca bagian Najin nangis harus pisah ama abinya... Eh tapi sekarang Shah Jahan udah nyusul ke Indonesia to mbak? Btw baju kurtis model tuniknya cakep-cakep yaa.. trus itu mangganya.. hhhmmmmmm
ReplyDeleteBelum tahu ini jadi kesini apa nggak, rencana lebaran bareng.
Deletebener kurtis model tuniknya cakep, secakep yang beli *benerinjilbab :)))
Mangganya sangat menggoda
Ikut hiks mbayangin perpisahan kalian... Zulfa, itu mangga kok bikin pengen nyomot, seh. Tuniknya juga cakep-cakep, euy... Kalau aku yang make, pasti tambah cakep..*tsah* ira
ReplyDeleteSedih mbak, Sangat menyesakkan dada tapi kutahan air mata, Eaaaaaa
Deletemangga e montok montok mbak, koyok sing moto :)
Eaaaaa, Mbak Ora memang super cakep dan... masih langsing lagi, hadewwww Iri banget
Ya ampun, sedih banget itu :(
ReplyDeleteItu mangganya mantap banget mba, kuning dan besar2. Pengen <3