Jelajahi Lembah Marhi di Puncak Himalaya
July 01, 2015
Serak pegunungan Himalaya bertudung salju terlihat gagah. Seram tapi menenangkan. Ganas tapi lembut. Misterius Yang Membius.
Gugus
pegunungan Himalaya di negara India membentang dari Utara hingga ke Timur. Wilayah
Jammu Kashmir di sebelah Utara hingga Sikkim disebelah Timur berbatasan dengan negara
Nepal dan Bhutan. Puncak Himalaya terkenal
akan keabadian saljunya menjadi idola wisatawan dunia.
Salah
satunya Rohtang pass. Sebuah lembah berkarpet salju berada di propinsi Himachal
Pradesh di Distric Kullu Manali. Rohtang Pas ialah puncak jalan tertinggi
menghubungkan propinsi Jammu Khasmir dan Himachal Pradesh.
Kota
Manali menjadi pintu gerbang menuju Rohtang pass. Kota Manali dijuluki lembah Dewa. Sampai di kota Manali kami
menyewa Jeep menuju Rohtang Pass. Jeep berbiaya 2100 Rupees atau sekitar Rp.
500.000 berkapasitas
6 orang. Berjarak 51 KM sebelah Utara kota Manali.
Sayang,
ketika kami menyewa Jeep, tempat penyewaan mengatakan bahwa kawasan Rohtang
Pass masih tertutup untuk umum. Tiga hari sebelumnya
terjadi badai salju. Puluhan Jeep dan wisatawan terjebak dalam Salju tebal.
Kami diizinkan menjelajah hingga Kawasan Marhi. Dikenal juga sebagai Snow Point. Berjarak 10 KM saja dari Rohtang Pass.
Keesokan
harinya, waktu tepat pukul 5 Pagi. Jeep yang kami sewa menjemput di depan hotel.
Dinginnya air seperti lelehan air es, menampar wajah yang masih terkantuk dalam
dekapan selimut hangat.
Perjalanan
membelah kota Manali yang masih sepi. Kawasan Marhi dibuka bulan Mei hingga Oktober.
Kami datang dipuncak musim
panas di bulan Mei. Saya seyogyanya memakai
baju rangkap tiga, jaket dan shawl, masih merasakan ganasnya
udara dingin menembus pori pori.
Membelah Sungai Vyas
Tak
lama berselang, sang surya menyambar garis kehidupan di bumi dengan kilaunya
bersemu jingga. Sinar mentari nampak
bagaikan kilaun cahaya diatas sungai bening seperti kaca. Melintas diatas jembatan
berangka besi yang panjang. Dibawahnya mengalir dengan derasnya Beas river atau lebih akrab dikenal dengan sungai vyas.
Sungai yang berasal dari glacier es pegunungan Himalaya.
Beas river
bagaikan jantung kehidupan. Mengalir sepanjang jalan raya. Terserak bebatuan berukuran
jumbo hingga kerikil. Perkebunan buah tumbuh subur. Resort dan hotel mewah bertengger
di lereng lereng perbukitan di sepanjang aliran sungai.
Pemandangan
alam bak sebuah lukisan. Membuat mata saya yang tadinya masih terkantuk. Tiba
tiba berbinar, menikmati setiap lintasan alam dan mengabadikannya dalam lensa
kamera. Sepanjang perjalanan kami ditemani derasnya Beas river.
Jalanan
semakin menanjak dan meliuk liuk. Suguhan alam pedesaan dengan rumah rumah kayu
dikelilingi perkebunan apel. Jalan yang dipenuhi dengan tempat persewaan sepatu
boot dan jaket tak nampak lagi. Berubah menjadi pemandangan pohon pinus
menjulang.
Jalanan Meliuk dan menanjak tajam |
Suasana Pedesaan |
Melewati jembatan berlatar belakang perbukitan diselipi air terjun |
Nampak
air bening mengalir dari pucuk pucuk bukit bersalju. Meliuk membelah perbukitan
bagaikan ular putih menuruni bukit. Air mengalir terjun bebas diantara bebatuan
besar.
Disebelah
kanan jalan tebing berbatu. Mirip sebuah tembok yang menahan tanah longsor ke
jalanan. Saya sedikit was was, jika tiba tiba terjadi longsor dan bebatuan
besar ini menimpa jeep. Jalanan
sedikit berbatu dan becek. Disebelah kiri sebuah jurang lebar dan berujung di Beasriver.
Perjalanan Diterjang Badai Es
Setelah
30 menit perjalanan, pemandangan berganti. Tak nampak lagi bebatuan cadas di
perbukitan. Pepohonan lebih pendek dengan warna daun hijau sedikit kekuningan.
Ranting ranting berwarna putih. Tak nampak satupun rumah.
Rantai
pegunungan Himalaya dengan selimut saljunya membentang luas tak berbatas. Jurang
menganga semakin tajam dan lebar. Jalanan begitu lengang. Saya hanya bisa
berdoa, semoga perjalanan kami lancar lancar saja.
Kami
datang di musim panas. Waktu yang tepat dan aman mengunjungi Himalaya. Tak
dapat menghindari dahsyatnya cuaca pegunungan dan badai yang siap menghajar laju
roda jeep.
Gerimis
mulai datang, mendung sudah menyapu semua langit biru didepan kami. Bapak sopir
yang tadinya membiarkan pintu jendela kaca jeep terbuka, tiba tiba menutup
jendela. Udara semakin dingin mencubit kulit.
Tiba
tiba hujan deras datang. Disusul hujan es menerjang jeep kami. Tak tok tak tok,
suara terjangan hujan es bagaikan sebuah batu yang dilempar kearah jeep kami.
Setiap terjangan es, membekas putih di kaca. Bagaikan sebuah kaca retak
membentuk design bintang.
Jarak
pandang pendek
disertai kabut. Membuat kaca kami berembun terus menerus. Kami sigap membantu
bapak sopir membersihkan kaca jendela Jeep. Sebuah sapuan di kaca, nampak
jurang menganga begitu dalam.
Tak
nampak satupun kendaraan didepan ataupun di belakang kami. Suasana begitu
mencekam. Kami yang biasanya saling canda dan tertawa. Hanya terdiam, berdoa
sesekali membersihkan kaca kami yang terus
berembun.
Terus
melaju dalam terjangan hujan es dan angin. Ditambah perut kami yang lapar. Akhirnya
kami terlelap dalam tidur.
Selama
hampir 20 menit kami tertidur. Tiba tiba Jeep kami berhenti. Masih terlihat
gerimis di luar. Mata terbelalak, kami kaget dan tidak percaya apa yang kami
lihat di depan kami. Antrian ratusan mobil memenuhi jalanan perbukitan.
Meliuk
berbentuk terasiring. Antrian
mobil dan jeep yang didominasi warna putih ini bagaikan ular membelit perbukitan
tanpa kepala dan kamilah ekornya. Satu
persatu jeep berdatangan dibelakang kami. Kemacetan bertambah parah.
Bapak
sopir kemudian bertutur bahwa masih membutuhkan waktu sekitar 4 sampai 6 jam
membelah kemacetan dan mencapai puncak. Kami hanya saling pandang dan
tersenyum. Sadar,
kenapa kami diharuskan berangkat jam 5 pagi.
Meskipun
berangkat sepagi mungkin. Kami masih menghadapi antrian kendaraan yang
mengular. Tidak ada pilihan lain, selain melanjutkan tidur mengingat diluar
masih gerimis dan angin dingin.
Menatap maut diujung Jurang menganga |
Salah satu air terjun terlihat selama dalm perjalanan |
Deretan Antrian mobil memenuhi pegunungan Himalaya |
Tembok Salju
Tiba
tiba suara klakson mobil terdengar begitu berisik. Kami yang terlelap tidur,
akhirnya terbangun. Ketika mata ini terbuka, tembok salju berukuran jumbo
sepanjang jalan.
Kemacetan
bertambah parah. Jalanan yang sempit. Disebelah kanan tembok salju. Sedangkan
disebelah kiri jurang yang begitu dalam. Ditambah jalanan yang becek dan licin
setelah hujan.
Arus
balik terlihat dari depan. Wisatawan yang entah pukul berapa mereka datang.
terlihat balik ke arah kota dan meninggalkan lokasi wisata. Beberapa polisi
mengatur arus jalan diatas pegunungan Himalaya yang berselimut salju. Kami yang tak sabar menyaksikan
keindahannya. Segera turun dari mobil dan memutuskan berjalan kaki.
Melewati
tembok salju. Menerjang gerimis dan angin dingin. Melewati deretan jeep dan memecah
kemacetan jalan. Akhirnya kami berhasil menjejakkan kaki di Marhi Snow Point. Berada
di Altitude 4111 Meter. Diapit dua
lembah kembar Lahaul dan Spiti.
Terdapat
waduk berukuran besar yang menampung air dari glacier. Nampak seperti danau
dengan warnanya yang kehijauan. Dikelilingi gugusan bukit bersalju yang
memiliki karakteristik berbeda. Lekuk potret kecantikan Himalaya di Marhi snow
point bagaikan sebuah Wallpaper
tersaji indah didepan mata.
Disebelah
kanannya sebuah bukit dengan rumput hijau bebatuan bergaris salju. disebelah
kiri perbukitan gersang dengan pucuk saljunya. Berlatarbelakang perbukitan
berselimut salju. Berjajar
beberapa tenda yang menjual makanan seperti mie rebus, jagung bakar, roti
bakar, omelet dan chai ialah teh ala
India yang diseduh dengan susu.
Banyak
permainan yang ditawarkan disini. Seperti bermain ski, Jetski, plosotan menggunakan
ban bekas dan kayu hingga menaiki Kuda dan Yak.
Hewan gendut, berukuran seperti
sapi dengan bulunya yang panjang dan lebat. Yak hanya kita jumpai didataran tinggi sekitar Himalaya saja.
Dari
puncak Marhi Snow Point. Terlihat gugusan pegunungan Himalaya yang luas tak berujung.
Puncak puncaknya yang penuh misteri, eksotik dan juga pesona keindahan yang
menarik setiap mata untuk menjejakinya.
Puncak yang misterius dan Membius |
Wanita Lokal menjual souvenir |
Menuju Rohtang Pass |
Lokasi bermain salju |
Yak, hewan asli pegunungan Himalaya |
Tips
- Gunakanlah sepatu khusus untuk berjalan diatas salju agar terhindar dari jatuh atau terpeleset. Gunakanlah pakaian, jaket tebal dan sarung tangan. Jika tidak punya, kita bisa menyewa dengan biaya 200 hingga 250 Rupees.
- Bawalah makanan dan minuman yang cukup selama perjalanan mengingat Antrian yang panjang dan lama diatas pegunungan. Ditambah, tidak ada penjual makanan selama perjalanan, hanya di sekitar Marhi Snow point saja.
- Bawalah tissue dan shawl atau kain penutup. Tidak ada toilet umum disana. Keperluan buang air besar dan air kecil dilakukan dibalik batu dengan menutupkan shawl.
- Jika kamu tertarik untuk melanjutkan ke Rohtang pass. Dari Marhi Snow point ada jalan short cut. Cukup berjalan kaki dengan jalanan menanjak dipenuhi salju.
18 $type={blogger}
Nanti kita ke Manali ya mbak... Pemandangan yang di Beas River itu cakep banget...
ReplyDeleteHayoooo lah, sebulan juga nggak papa Jelajah Manali, masih banyak yang kece :)
DeleteSaya tau kalo himalaya masuk wilatah India, tapi selalunya benak saya india itu panas debu macet. Pas baca ini dan postingan mbak zulfa lainnya India itu ada ijo-ijonya juga ada dinginnya juga, ahhh cetek pikiran saya haahaha
ReplyDeleteHehehe Iya, kalau di kotanya berdebu soalnya tekstur tanahnya begitu.
DeleteHayoooo lah Kesini banyak yang adem adem dan bikin kesemsem hati :)
"Astagfirullah... masyaAllah" sahut bapak yang ada di samping supir ketika melihat hujan es. Lha dia yang penduduk lokal aja kagok apalagi kita haha. Tapi seneng juga akhirnya ngerasain pengalaman itu. Ntah kapan akan dapet hujan es lagi. *ke Eropa dong ah hwhwhw. Amiiiinnn
ReplyDeleteIya, jurangnya itu lo Ya, dalam banget. Merinding disco.
DeleteInsyaAllah, Aamiin
Ya ampun kerennya <3
ReplyDeleteBanget. pingin kesana lagi :)
Deleteini bagian india yg pgn aku dtgin... bukan kotanya... yg adem2 ginikan enak ya mba ...di jkt udh kenyang ama cuaca panas dan berdebu soalnya :D
ReplyDeleteiya, sekalian cari tempat yang bener bener beda dari Indonesia. Apalagi lihat yang dinginnya salju brrrrr
Deleteimpian nih ... travelling ke sini ...
ReplyDeletemudah-an bisa kesampean dalam waktu dekat .... aamiin ...
Aamiin. Semoga disegerakan ya......
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSofyan Hidayat has left a new comment on your post "Jelajahi Lembah Marhi di Puncak Himalaya":
ReplyDeleteSelalu ada salju di sana ya mbak kapanpun itu ?
Wah jadi pengen kesana
@Sofyan.... Iya, InsyAllah selalu ada disini :)
Masyaallah....kereeennn..... daridulu aku kepengen banget ke bagian India yg bersalju2 gini. Baca postingan2 emak bikin.makin.ngiler...
ReplyDeleteBanget mbak, kalau disuruh kesini lagi nggak nolak meski dinginnya menampar
Deleteindah sekali, pingin kesana rasanya
ReplyDeleteWow...bikin saya Pengin pergi Ke sana...Tengkyu mba
ReplyDelete