Yak, Hewan Asli Pegunungan Himalaya
April 03, 2015
Rantai
pegunungan Himalaya membentang dari Pakistan, India, Nepal, Bhutan, Tibet
hingga China. Puncak puncaknya yang lancip tertutup salju abadi menggambarkan
betapa gagah, misterius dan membius setiap kaki untuk menjejakinya. Kaki sang Himalaya
berselimut permadani hijau menjadi surga kehidupan bagi sekawanan Hewan. Salah satunya
adalah Yak.
Hewan yang sekilas nampak seperti kerbau ini
merupakan binatang Asli Pegunungan
Himalaya. Sebagian ditemukan didaerah pegununggan berselimut salju
di Mongolia hingga daratan Rusia. Sama dengan kerbau, makanan utamanya adalah
rumput. Perbedaan mencolok antara kerbau dengan Yak adalah bulunya yang tebal
dan lebat. Menjulur disekujur tubuh. Bulu bulu yang lebat dan tebal ini
melindungi Yak dari paparan hawa dingin pegunungan di dataran tinggi bersalju.
Pertama
kali melihat Yak ketika menjelajah Himalaya India setahun yang lalu. Tepatnya
di salah satu puncak gugusan pegunungan Himalaya, Snow Point. Masuk dalam Distrik Kangra, Kota Manali. Kota ini dikenal sebagai gerbang menuju Leh ladakh
melalui Rohtang Pass. Dan juga menuju Desa tertinggi di dunia.
Menatap Yak begitu dekat, hati emak dak dik duk ser tak
karuan. Antara
pingin ngelus bulunya dan takut diseruduk. Meski terlihat jinak, dari sorot matanya
seolah berkata “jangan mendekat atau ku ketjup“. Ketika teman teman asyik narsis bermain salju berlatar
belakang baris pegunungan salju. Emak justru terpana memandangi Yak. Maklum, bertandang ke Himalaya tanpa menatap
hewan eksotis yang satu ini rasanya kurang sempurna.
Emak sibuk mengabadikan kejantanan Yak dalam jepretan lensa
Kamera, Cekrek!. Untung kamera emak
tahan banting karena ditempat yang sangat dingin dan ekstrim kayak Himalaya biasanya
kamera Hang dan mati total. Cekrek! Cekrek! diantara kabut dingin menembus pori pori. Tak peduli hidung emak kembang kempis nahan aroma ‘alami‘
tubuh Yak. Kebanyakan berwarna
hitam. Ada juga Yak yang berwarna abu abu dan coklat.
Beberapa kali pemilik Yak mendatangi emak. Mengajak mengelilingi lembah dengan
mengunggangi Yak. Antara ingin dan tak tega, emak hanya mengucap “Sukriyah “. Bilang aja nggak punya duit
*Plak*.
Yak berasal dari bahasa Tibet Yag atau gyag. Khusus
diperuntukkan Yak berjenis kelamin laki laki. Sementara Yak perempuan disebut
dengan Dri atau Nak. Selain tinggal di alam bebas, Yak juga dipergunakan untuk
membantu tugas keseharian masyarakat yang tinggal di sekitar pegunungan Himalaya.
Digunakan sebagai alat transportasi oleh petani
membawa hasil panen. Para pedagang memanfaatkanya untuk membawa barang dagangan
melewati perbukitan yang naik turun. Sedangkan trekker penjelajah pegunungan
Himalaya memanfaatkan Yak untuk membawa peralatan dan bahan makanan. Yak
memiliki ketahan tubuh yang luar biasa dan tahan banting dengan hawa dingin.
Di Tibet, Nepal dan Bhutan Yak dimanfaatkan untuk
membajak sawah. Menghasilkan susu untuk diolah menjadi mentega dan keju yang
biasa dikenal dengan Chhurpi. Sedangkan
kotoran Yak dipergunakan untuk memasak. Tentu saja setelah melalu proses
pengeringan alami. Sama dengan Proses Pembuatan Dung yang berasal dari teletong sapi. Di tempat tempat wisata sekitar pegunungan Himalaya, Yak ditawarkan untuk
ditungangi mengelilingi kawasan wisata.
Di Tibet ada yang namanya Teh mentega. Masyarakat Tibet
gemar minum teh Mentega dalam kesehariannya. Nah, menteganya ini khusus dari
susu Yak. Wih, nggak sabar pingin nyruput. InsyaAllah, jika Allah memberi umur
panjang dan rezeki. Emak pingin menjelajah Tibet dan menikmati teh mentega.
Amin.
10 $type={blogger}
wah bentuknya lucu, tapi galak g tuh mbak zulfa?
ReplyDeleteLucu memang, bulunya panjang. Nggak galak soalnya ini Yak peliharaan. Cuman akunya yang agak merinding disco kalau mau ngelus :)
ReplyDeleteUnik hewan ini Mak. Dagingnya banyak juga di dendeng ya?
ReplyDeleteYa, dagingnya dimakan juga. Tapi saya belum pernah nyoba. Waktu disitu ada yang jual Kare dimakan sama nasi. Tapi ketika saya tanya, katanya nggak Halal. Mudur cantik :)
DeleteKonon katanya steak dari daging yak ini endes gurindes yaaa mak ????
ReplyDeleteKatanya enak, Tapi aku pribadi belum coba. Waktu kesana hidangannya nggak Halal. NNgak coba Dah. pesaran ama teh mentega nya.
Deletekamera apa itu mba, sehingga tahan suhu himalaya?
ReplyDeleteAku pakai Kamera Panasonic, Fuji Film itu juga tahan dingin.
DeleteKoyok kebo tapi wulunya tebel yo, Zulfa. Ben tahan adem. Nang daerah kono susah maeman halal, tha? ira
ReplyDeleteIyo mbak persi Kebo. Nek menu vegetarian jelas halal Mbak. Cuman nek menu daging jelas nggak halal mbak, Soale kebayakan sing tinggal nang daerah Himalaya Hindu utowo Budha.
Delete