Karimun Jawa, Keindahan Berbalut Kearifan
April 05, 2015
Tutur kata yang lembut menjadi identikal masyarakat
Jawa Tengah. Tergambar jelas dalam tarian dengan gerak yang lemah gemulai. Keramahan
masyarakat Jawa tengah saya rasakan sendiri ketika bersama teman teman
bertandang ke Karimun Jawa. Kearifan yang membuat egoisme diri ini tercabik
cabik dalam potongan kecil yang terlarut dalam hembusan angin kebaikan.
Perjalanan ke Karimun Jawa tanpa menggunakan travel
agent menjadi pilihan saya. Bukannya tanpa alasan. Dan bukan pula asal gembel
karena keterbatasan dana. Lebih dari itu, saya ingin setiap jengkal yang
terlalui dalam perjalanan membawa perbaikan diri, sudut pandang yang berlebih, menari
nari dengan budaya suatu negeri dan bercinta dengan perbedaan bahasa.
Gayung bersambut, dalam sebuah forum saya dipertemukan
dengan teman teman yang ‘semisi‘. Enam orang teman yang tak saling kenal dari daerah berbeda beda pula. Bertemu muka pertama
kali di alun alun jepara.
Adzan Maghrib berkumandang ketika kami sampai di
Jepara. Kami menjalankan shalat di Masjid Jami Jepara yang bersebelahan dengan
alun laun. Setelah menjalankan shalat Maghrib, kami bertanya kepada pemuda di
Masjid tentang arah jalan. Pemuda itu tersenyum tanpa memberikan jawaban dan berkata “Mbak, Mas
kalau mau tanya sesuatu sebaiknya mengucap salam dulu ya?“. Plak! satu tamparan
kebaikan yang lumayan membuat wajah kami bersemu merah. Kemudian dengan baiknya
dia menunjukkan arah dan mengobrol sejenak bersama kami di Masjid.
Malam
itu kami menginap di salah satu rumah temannya teman seperjalanan. Ketika kami
sampai dirumahnya, dia tidak ada dirumah. Mendadak ada panggilan tugas kerja. Orangtua
dan keluarga besar sudah mengetahui hal tersebut. Dan meminta kami untuk tetap
menginap dirumah mereka. Antara perasaan nggak enak dan sungkan (malu). Kami tak bisa menolaknya.
Pagi pagi sekali kami berangkat ke pelabuhan kartini
yang berjarak 1 KM dari rumahnya. Pagi itu gelombang tinggi dan tidak ada
pemberangkatan menuju Karimun Jawa. Di pantai Kartini kami berjumpa dengan 2
teman baru. Hotel sekitar pantai Kartini sudah penuh dengan wisatawan. Tak ada
pilihan lain, dengan muka memelas kami kembali kerumah yang kami inapi tadi
malam. Dan pemilik rumah dengan lapang dada memberikan kami tumpangan lagi.
Seharian kami bercakap cakap. Saling mengenal dan bertanya satu sama lain. Dan
yang membuat kami lebih sungkan lagi,
mereka selalu menghidangkan makanan lengkap kepada kami. Tamparan kebaikan
untuk kesekian kalinya.
Keesokan harinya, kami menuju Pantai Kartini. Sialnya
tak ada pemberangkatan hari itu juga. Kami tak ingin kembali ke keluarga teman
kami lagi. Bukannya mereka keberatan tapi kami sungguh merasa Sungkan yang luar biasa. Siang kami
habiskan waktu berwisata di pantai kartini dan pulau panjang. Malam itu kami
putuskan tidur di loket pantai Kartini dan berharap ada pemberangkatan keesokan
harinya.
Sang Surya belum menampakkan sinarnya. Terlihat penduduk
Karimun Jawa membawa keperluan sehari hari begitu banyaknya. Hati kami begitu
riang pertanda hari ini ada keberangkatan ke Karimun Jawa. Salah satu bapak
menitipkan beberapa karung beras kepada kami. Beliau akan mengambil beberapa
keperluan lainnya. Setelah mendapatkan tiket, kami tak bergegas pergi menuju
kapal keberangkatan. Kami menunggu hingga bapak yang menitipkan beras tadi kembali.
Didalam
kapal KM Muria penumpang membludak. Disinilah kelebihan KM Muria. Meski membutuhkan waktu 6 jam lamanya. Kita bisa mengenal
dan bercengkrama dengan penduduk Karimun Jawa. Disini pula kami berkenalan
dengan dua remaja yang ‘semisi‘ tanpa travel agent. Didalam kapal, kami bercengkrama dengan bapak yang
menitipkan beras tadi. Alhamdullilah, ternyata si bapak adalah pemilik kapal
yang biasa digunakan untuk Hopping
Island di Karimun Jawa. Dan menantunya menyewakan peralatan snorkling, foto underwater
dan sekaligus Guide. Kami dipersilahkan
untuk menuju kerumah beliau untuk membicaran mengenai harga.
Sesampai di Karimun Jawa. Kami segera memasang tenda
di alun laun Karimun jawa. Khusus untuk cowok saja. Sedangkan kami para kaum
Hawa memilih menyewa hostel. Sore hari, kami bergegas menuju kerumah menantu si bapak
tadi. Subhanallah, kami dikasih diskon yang sangat murah. Perhari untuk sewa
kapal, peralatan snorkling, foto underwater, makan siang bakar ikan, satu
kotak air mineral dan makanan untuk ikan hanya dikenakan biaya Rp.
800.000/hari. Share cost untuk kami berjumlah 10 orang,
hanya Rp. 80.000/hari. Kami sewa untuk 2 hari sekaligus. Alhamdullilah, Murah banget!
Perahu Si Bapak yang Kami Sewa |
Selama Hopping
Island, si bapak dan menantunya
sering memberikan kami wejangan wejangan (petuah) yang baik.Tentang kehidupan
penduduk asli Karimun jawa. Tentang pulau pribadi yang tak bisa dikunjungi. Tentang
harapan harapan kedepannya tentang
pelestarian alam bawah laut Karimun Jawa. Dan sesekali kami bercanda layaknya
keluarga.
Ketika mengetahui para kaum Adam kamping disekitar
alun alun. Si bapak mengajak kami menonton bola dirumahnya dan mempersilahkan kami
tidur dirumahnya. Subhanallah, kebaikan yang sungguh sulit bagi kami untuk
menolaknya. Si bapak bilang ‘Biar asyik nanti nonton bolanya, seru kalau rame
rame‘. Dan semalam kami begadang dirumah bapak. Disuguhi kopi hangat dan
gorengan. Alhamdullilah.
Tak cukup disitu saja. Si bapak juga membantu kami
mendapatkan tiket balik ke Jepara dengan menggunakan kapal KM Muria. Keeseokan harinya ketika meninggalkan Karimun Jawa.
Kami yang biasanya tertawa lebar dan penuh canda. Pagi itu kami semua terdiam
membisu. Berat sekali meninggalkan keramahan ditawarkan. Berat meninggalkan
keluarga baru. Dalam setiap perjalanan, adakah yang lebih menarik dari pengalaman
berbaur serta menyatu dengan budaya dan penduduk Lokal?. Dari
perjalanan pula kita mengerti begitu banyak manusia baik hati yang saling
menolong. Perjalanan yang membuang egoisme diri. Sungguh! jika ada suatu pulau
cantik yang menggambarkan keramah tamahan Nusantara, Karimun Jawa adalah
surganya.
Pasir Putih Yang lembut |
Benignya Air laut |
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog “Blog Competition #TravelNBlog 3“ yang diselenggarakan oleh @TravelNBlogID.
Kamping di Dekat Dermaga Alun alun Karimun Jawa |
Hopping Island |
Sunset di Dermaga |
Menikmati senja bersama |
Beningnya air Karimun Jawa |
Teman baru, kelaurga baru |
Berenang Bersama hiu |
Bakar Ikan Bersama |
16 $type={blogger}
Belum kesampaian ke Karimun Jawa padahal dekaat...:*
ReplyDeletecakep banget yaaa
ReplyDeleteYa, Sampeyan tinggal nyebrang saja mbak :) Cakep tenan.. Secakep diriku *Plak* :))))
ReplyDeleteSubhanallah bagus banget ya KarJaw. Aku belum pernah ke sana. Kemarin waktu ketemu Lestari ada nyebut2 tempat ini dan rasanya pingin bareng ke sana.
ReplyDeleteAda hiu ya :D Aku takut hiu :))
Paling seneng kalo ke pulau tuh pas acara bakar-bakar ikannya. Seru
Subhanallah. Bagus kebangetan cakepnya Mbak Rien. Itu belum semua foto kupasang. Yang biru dan Kinclong. Dari Semarang dah deket, tinggal ke Jepara trus karjaw. Mungkin ada penyeberangan langsung dari Semarang.
DeleteHiu nya nggak gigit, asal tangan naik ketas. :)
Jadi kangen karimun jawa lagi, tapi males banget kesana nya jauh. Masih inget masuk angin 6 jam diatas kapal penyebrangan nya hehehe
ReplyDeleteHayooo, dekat lah, masih di Jawa. Wah, situ masuk angin bukan karena 6 jamnya, tapi gegara pakai K**** Doang, hehehe.
DeleteSetiap bepergian ke daerah selalu saja mendapat keramahan yang seperti ini. Khas masyarakat pesisir negeri kita ya Mbak. Terlebih Jawa Tengah yang seperti Mbak sampaikan masyarakatnya penuh kelembutan. Saya juga tertampar tuh dengan ucapan si pemuda, kalau mau bertanya salam dulu :D
ReplyDeleteYa Mbak. Apalagi aku yang medok asli Suroboyoan. jadi keliatan "kasar" nya. padahal ya memang begitu. hehehe Itu pemuda bikin wajahku lumayan merah, serasa pakai blush on alami :)
DeleteDulu ke sana tapi pas cuacanya ndak bagus, jadi kurang kece foto-fotonya haha.
ReplyDeleteItu berarti Tanah karimun Jawa memanggilmu kembali tuk menjejakinya. Selalu ada alasan tuk kembali. hehehe Bilang aja doyan ngetrip :)))
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteSalam kenal mbak Zulfa, saya Tatik dari Jepara penasaran sama jenengan.
ReplyDeleteSalam Kenal mbak Tatik, hehehe Penasaran dengan kecakepan saya kah ? :)))
DeleteBoleh gak mbak minta alamat Emailnya aja?
ReplyDeleteBoleh, attini.zulfayah@gmail.com
Delete