Menyapa Muslim Kashmir
March 23, 2015
10
tahun penantian emak menjejak Surga Bumi Jammu dan Kashmir. Beberapa kali emak berencana dan selalu
gagal. Gejolak perang, pertumpahan darah, demonstrasi hingga travel warning.
Tahun
1947 setelah perpecahan negara India dan Pakistan. Wilayah Kashmir menjadi
konflik perebutan wilayah antar kedua negara. Penduduk Kashmir 90 Persen adalah
muslim. Seyogyanya masuk dalam negara Pakistan. Tapi begitu eloknya tanah
Kashmir hingga India tidak ingin melepasnya.
Pada
saat ini 43% Wilayah Kashmir termasuk Kashmir
valley, Ladakh dan Sianchen glacier
masuk adminitratif India. Sedangkan 37% masuk wilayah administratif Pakistan
yang dikenal sebagai Azad Kashmir.
Alhamdulliah,
tahun lalu emak bersama teman teman berkesempatan mengunjungi propinsi yang
berada di ujung Utara negara India. Kami memilih perjalanan darat yang memakan waktu
hingga 24 lamanya dari kota Delhi. Meski kedamaian telah menghampiri bumi
Kashmir tapi deretan truk, camp dan
tentara berlaras panjang berkeliaran dimana mana.
Sampai
di Srinagar malam hari, kami langsung menuju Danau Dal. Danau yang menjadi
jantung wisata kota Srinagar, Ibukota jammu dan Kashmir. Kami tinggal di sebuah
houseboat, rumah kapal diatas danau
Dal. Kami menggunakan perahu kayu atau biasa dikenal dengan Shikara.
Pak
Firdaus pengelola houseboat menyambut
kami dengan salam hangat. Menyediakan teh Kashmir. Teh yang diracik dengan
kapulaga dan cengkeh seketika mengendorkan urat saraf yang kelelahan.
Seketika
istri pak Firdaus memasak dan menyediakan makan malam. Rumah beliau berada di
sebelah houseboat. Rumah kecil yang
beliau tinggali bersama orang tua, istri dan kedua anaknya. Kehidupan yang
begitu sederhana ditempat yang luar biasa pesonanya.
Makan
malam tersaji diatas meja. Kami sibuk bercengkrama dan tentu saja, mengabadikan
menu makanan dalam jepretan kamera. “My sister, jangan biarkan makanan
menunggu. Semua orang bekerja keras, membanting tulang dan berlari demi sesuap
nasi. Segerahlah makan” ucap beliau.
Ucapannya
bagai sebuah tamparan. Astaghfirullah, betapa selama ini kita diselimuti
kebiasaan makan yang ‘kurang’ baik. Terkadang kita sibuk memotret makanan,
upload di social media dan sibuk berkomentar tentangnya. Membiarkan makanan ‘menunggu’
kita. Ditambah
dengan kebiasaan tidak menghabiskan makanan dalam piring. Hanya karena kita
takut dibilang “rakus” atau karena perasaan sungkan.
Tentu saja, sisa makanan akan terbuang kedalam sampah. Padahal setiap butir
beras yang Allah berikan terhampar Rahmat NYA.
Disini kami tak hanya mencicip alam Surga dunia yang Allah anugerahkan kepada penduduk Bumi. Juga dikelilingi orang orang yang mengingatkan kita akan Surga yang sesungguhnya. Subhanallah, kearifan dan keramahan muslim Kashmir yang menganggap kami seperti saudara sendiri.
Keesokan
harinya, Adzan berkumandang begitu eloknya. Bertautan diantara keheningan Danau
Dal yang dingin. Emak merasa tak asing, seperti berada dinegeri sendiri. Sang
mentari pagi menyembulkan sinar dibalik pegunungan berselimut salju. Nampak lalu
lalang perahu warga sekitar danau. Sekedar berbelanja atau mengantarkan anak ke
sekolah. Tak segan mereka mengucapkan salam dengan senyumnya yang ramah. Begitu
cantik dan rupawan paras wajah mereka.
Wanita Kashmir sedang berbelanja diatas Danau Dal |
Panorama Sunrise didepan houseboat |
Di
India dan juga kashmir, wanita muslim dikenal sebagai aurot. Yah, sesuatu yang harus ditutupi dan dijaga. Sebagian dari
mereka mengunakan jilbab hitam hingga menutup wajah. Kebanyakan menggunakan
baju panjang dan celana lebar tradisional (salwar
kamiz) dengan penutup kepala (Dupatta).
Keponakan
Pak Firdaus bekerja sebagai juru potret dan menyewakan baju khas Kashmir. Paman
beliau, pak Ahmad menjadi guide
perjalanan. Meski usia lanjut, beliau masih kuat menanjaki perbukitan. Nama
Allah, Subhanallah dan InsyaAllah sering terucap dari senyum ramah beliau.
Keluarga
Pak Firduas adalah potret kehidupan Khasmere.
Sebutan bagi penduduk Khasmir yang berjumlah sekitar 13 juta jiwa. Bekerja di sektor
pariwisata dan sebagian besar bercocok tanam. Karpet dan hasil olahan Wol menjadi industri yang di ekspor
hingga ke manca negara. Pashmina dan Swahl berkulitas tinggi menjadi oleh oleh yang
sangat diminati oleh wisatawan lokal dan mancanegara.
Dimalam
hari, ketika para pedagang berdatangan. Menawarkan safron, bunga, Tas,
aksesoris dan masih banyak lagi. Tak segan, Pak Firdaus membantu menawar barang
buat kami. Para Pedagang menjualnya dengan jujur, tidak memaksa dan langsung
dibawah dari para pengerajin di desa. Yang terpenting bagi mereka, kami sangat
menikmati dan bahagia selama berkunjung ke Kashmir. Ketika berjumpa ucap salam
dari bibir mereka. Ketika berpisah saling berucap Allah Hafiz.
Setelah
tiga hari berada di sini. Ah, sungguh berat meninggalkan bumi Allah yang
berjuluk Surga di Bumi. Semoga, kedamaian selalu mengayomi saudara kita di
Kashmir.
Allah
Hafiz Muslim Kashmir.
Salah satu dari ratusan lembah cantik yang Terserak di Bumi Kashmir |
Befoto menggunakan Pakaian Khas Kashmir |
Pashmina dan Shawl Kashmir |
50 $type={blogger}
Awakmu gak foto nggawe pakaian khas Kashmir kuwi, Zulfa? Btw, iku shal karo Pashmina-e nggarahi pengen. Alus banget nggawene. Aku tahu tuku jilbab sutra nang Turki. Mirip2 koyo kuwi aluse... *padahal durung tahu ngelus jilbab Kashmir asli* :) ira
ReplyDeleteOra mbak, iku Rani sing foto. Aku wis ora narsis maneh. Wis emak emak atek badan tambah melar. bunder ser. huhuhu. Alus banget mbak, rasane "jatuh' terus. atek design e khas perpaduan Gaya Persia karo India. Sampek bingung milih e. Mugo mugo Lang ngelus Jilbab Kashmir mbak :) Ojok lali Kocomoto Hitam ben nggak silau *kedip2mata* hahaha
Deleteaaamiin... Sipp kocomoto ireng mengko dadi hot list gowoanku nang Kashmir. hehehe
DeleteHahahahaha, mbak mbak, nomere bapak pinten? mumpung durung :)))
Deletehihihihihi
Deletewaaahh mantep nihh , nyapa nya :| , ajakin traveling mbak :p
Deletepemandangannya apik bangeeet...*masang kacamata juga lalu pose...
ReplyDeleteIya mbak Dewi, pemandangan diriku memang apik banget ... eh, sorry maksudku Kashmir. Hehehe iya mbak kacamata itu biar bisa lirak lirik cowok Kashmir :)))
DeleteBoleh donk minta no nya pak firdaus di kashmir
DeleteHuaaaaaa... tiap mbak Zulfa posting tentang Kashmir, lengkap dengan foto2nya, rasanya selalu ingin ngecek tabungan, udah cukup belum ya saldonya buat main kesana?
ReplyDeleteDah cukup, bekpekan ke Kashmir cuman butuh 1 juta saja dengan 6 orang teman. Ditambah tiket promo PP 2 atau 3 juta. Cek tabungan lagi, Ntar aku ikut ke Ladakh
Deletefoto-fotonya cantik, tapi kurang banyak nih fotonya, pengen liat lagi yang lainnya,, belum puas hihi :)
ReplyDeleteTerima kasih :) InsyaAllah akan saya tambaha foto fto keren Kashmir, Dalam cerita lain ya.... soalnya masih banyak cerita tentang Kashmir :)
Deletekunjungan balik dari dbento. salam kenal yah mba zulfa.
ReplyDeletewaa senangnya bisa travelling tapi tetep bisa semakin mendekatkan kita dengan sang pencipta.
Salam Kenal Mbak Lia. Alhamdullilah, perjalanan semakin mensyukuri Kehidupan yg Allah anugerahkan, Banyak pelajaran hidup dalam perjalanan. Makasih sudah mampir mbak Lia :)
DeleteAku mulai kenal Ladakh saat nonton Three Idiots mba :) subhanallah indah banget dan buat aku pengen ke Ladakh <3
ReplyDeleteKalau liat di film, di Ladakh ada muka2 mongol gitu mba, apa karena perbatasan jadi gak cuma etnis india yang disana ya?
Iya, Ladakh menjadi Destinasi Favorit setelah film 3 Idiot. Apalagi Kashmir dan tentram. Hayuuu ke Ladakh, aku juga belum, mbak Dee an sam Mbak Lia juga mau kesana, bisa barengan.
DeleteLadakh dikenal sebagai little tibet, soalnya yang tinggal orang mongol/Tibet dan budaya Budha mendominasi. Apalagi tempatnya berbatasan dengan Tibet dan China.
Teruuuss saja aku berdecak kagum akan keindahan India. Luar biasaaa....
ReplyDeleteIndia itu Kemiskinan dan kekumuhan dibalut dalam budaya, tradisi yang kental dan lekuk pegunungan Himalaya, memang "sesuatu" banget :)
DeleteCantiknya alam dan budaya Khasmir. Beruntung dirimu Mak, bisa mbolang sampai ke sini :)
ReplyDeleteCantiknya alam dan budaya Khasmir. Beruntung dirimu Mak, bisa mbolang sampai ke sini :)
ReplyDeleteCantik Nian mbak, sampe nggak mau balik pulang :) Kalau kesini harusnya sebulan. Alhamdullilah dikasih kesempatan mbolang kesini.
DeleteDi sana, sepertinya cara memakai pashminanya seragam ya mbak. Seperti yang di foto pertama.
ReplyDeleteYa, Sama Mbak. Hampir seluruh subkontinet India, termasuk Pakistan, Bangladesh make pashminanya gitu. Aku lihat di Afghanistan juga gitu.
DeleteBerarti ga sempurna menutup auratnya ya mbak?
DeleteKalau menurut kita sih nggak, kalau menurut mereka sih Sudah. Mereka Shalat juga pakai baju dan Pashmina gitu. kaki sama rambut kelihatan.
DeleteWaduh?! Gimana itu mbak. Eh, aku jadi bingung. Tapi mereka tahu kan salatnya ga sah kalau masih kelihatan aurat?
DeleteAku lihat semuanya juga gitu. Bagi mereka SAH. aku pertama kali lihat mereka shalat juga kaget, bahkan ketika Haji atau Umroh mereka pakai pakaina gitu dan shalat pakai baju itu juga. Pernah juga melihat di Bangkok.
DeleteAku beberapa kali baca buku ttg alam kashmir dan jatuh cinta sama, semoga suatu saat bisa kesana :-)
ReplyDeleteAmin, Semoga Disegerakan menjejak Tanah Kashmir. Tapi kalau di Kashmir, nggak bisa pakai "baju kebesaran" Ntar masuk angin looooo
DeleteLandscapenya itu lo mbak... Narsisable bingiiittss.... Apik pwoolll.....
ReplyDeleteApik polll pancen mbakm, sampe memoryku entek kanggo cekrek cekrek doang. hehehe Bilang aja hobi narsis :))
DeleteHai Zulfa, Salam kenal. nama aku shilvana
ReplyDeletezulfa, blh nny byk ga ttg kashmir? soalnya ak rencana tahun dpn kesana.
mohon dijawab dan ditunggu .. :)
terima kasih.
Salam kenal juga Shilvana.
DeleteBoleh silahkan tanya tentang Kashmir, InsyaAllah saya jawab sebisanya. Berdasarkan pengalaman.
Sam sama
Mbaa.. Salam kenal... Mba sampai ke pedesaannya ngga?? konon katanya, sama cantiknya.. Hayoo.. Ada yang mau bareng ga yah?? insyaallaah 27 agustus ini tiba di Kashmir :).. Hubungi aku yah, klo ada yang mau bareng... *numpang rusuh ya mba zulfa :D
ReplyDeleteMbaa.. Salam kenal... Mba sampai ke pedesaannya ngga?? konon katanya, sama cantiknya.. Hayoo.. Ada yang mau bareng ga yah?? insyaallaah 27 agustus ini tiba di Kashmir :).. Hubungi aku yah, klo ada yang mau bareng... *numpang rusuh ya mba zulfa :D
ReplyDeleteSalam kenal Jiga Syifa
DeleteAlhamdullilah sampe ke pedesaan juga. Waktu explore kan melewati pedesaan. Lebih cantik desanya :)
Wah, semoga perjalananya di Kashmir Agustus nanti lancar dan aman ya...
Gpp, senang kok kalau dirusuhi, hehehe
Hehe.. ak rencana brgktnya taun dpn mba syifa , abs sidang tesis dlu bru brgkt taun don aja mba syifa brg aku hehe :D
DeleteMba zulfa blh minta no whatsapp, atau line gt mba ak mau nny ttg transportasi biaya dll mba sama mba .. blh engga??
Wah, semoga perjalanan kesana lancar ya, kirim ke emailku attini.zulfayah@gmail.com nanti aku kasih nomer whatsappku
DeleteOk mba zulfa ak email skrgnya mba.. makasih :)
ReplyDeleteOk mba zulfa ak email skrgnya mba.. makasih :)
ReplyDeleteOk mba zulfa ak email skrgnya mba.. makasih :)
ReplyDeletesama sama :)
Deletewahh. cantikknyaaa. pengen banget kesanaa. pasti banyak yang bisa dipelajari
ReplyDeleteiya, ayooo brangkat
Deletesaya iri, ingin sekali ke kashmir, cuma mau liat pemandangannya yang indah dan bonus lelaki tampannya aja juga gak papa .. kira2 berapa besar biaya untuk melakukan perjalanan ke kashmir ?
ReplyDeletesemoga ke Kashmir soon. biaya sekitar 8-10 jutaan
DeleteInsya Allah sy tahun 2017 ini ke Kashmir juga mba Zulfa...
DeleteTq so much for sharing :), Masya Allah very beautiful Kashmir
Your welcome :)
DeleteMBA Zulfaaaaaaa........masih inget kah sama saya. 2 tahun yang lalu pernah e-mail sampean tentang niat saya dengan laki2 india itu mba....heheheh
ReplyDeletegimana kabarnya mbk???