Holi The Most Colourfull Festival in The World
March 06, 2015
Land of Festival julukan bagi
negara India yang memiliki ratusan festival dalam setahun. Selain Diwali,
Festival lain yang paling seru dan mengundang ribuan wisatawan membajiri India
adalah Festival Holi. Festival yang dimeriahkan dengan saling lempar bubuk
warna warni ini diadakan setiap akhir musim dingin.
Bagi
para pecinta film Bollywood, festival ini sudah tak asing lagi. Hampir setiap
film menampilkan festival ini diselingi dengan adegan menari dan menyanyi. Adegan semakin romantis, tatkala sang Arjuna membelai pipi sang gadis
dengan bubuk warna Holi. Sang gadis tersenyum, tersipu malu kemudian pasang
tampang mengejek dan melempar Arjuna dengan bubuk warna warni. Mereka lalu menari bersama.
Holi
dikenal sebagai Festival of colour. Juga dikenal sebagai Festival of Love. Holi
dirayakan sebagai hari bahagia menyambut Musim Semi. Diadakan setiap akhir musim
dingin di saat bulan purnama. Biasanya diadakan setiap bulan Maret dengan tanggal
yang berbeda setiap tahunnya. Holi tahun ini diadakan tepat hari ini, 6 Maret
2014. Penentuan tanggal ini berdasarkan kalender agama Hindu.
Patung Holika sebagai Simbol |
Sebelum
Festival Holi berlangsung, terdapat ritual khusus yang diadakan sehari
sebelumnya. Ritual ini dikenal dengan nama Holika Bonfire. Legenda
bercerita. Holi sendiri berasal dari “Holika”.
Dia adalah saudari dari Dewa kejahatan bernama Hiranyakashipu. Soerang Dewa
yang kuat dan perkasa. Kekuatan dan keperkasaan telah membutakan mata hatinya.
Dia meminta semua orang untuk tunduk dan hanya memujanya.
Hiranyakashipu
mempunyai seorang putra bernama Prahlada.
Dia tidak setuju dengan sifat arogan dan tindakan semena mena yang diperbuat
oleh bapaknya. Secara terang terangan dia menentangnya.
Suatu
ketika Hiranyakashipu berniat membunuh anaknya dengan cara membakarnya. Dia
meminta saudarinya Holika untuk menjebaknya. Holika kemudian mengajak Prahlada
untuk duduk diatas perapian. Holika sendiri menggunakan Shawl untuk melindungi
dirinya. Tapi kejahatan tak pernah mengalahkan kebaikan. Justru Holika lah yang
terbakar sementara Prahlada masih Hidup. Kemudian datang Dewa Wisnu dan
membunuh Hiranyakashipu. Oleh sebab itulah Holi juga dikenal sebagai perayaan
kemenangan atas kebaikan mengalahkan kejahatan.
Sejak
itulah sebelum perayaan Holi berlangsung, selalu diadakan ritual membakar
Holika. Berupa tumpukan kayu dengan patung Holika diatasnya. Tumpukan kayu
diberi minyak dan juga piringan teletong sapi kering. Holika diletakkan
diperempatan atau persimpangan jalan. Setelah matahari terbenam, Holika mulai
dibakar. Jadilah Negeri Mahabharata penuh dengan kepulan asap yang membumbung
tinggi.
Para Wanita menyiapkan Holika menjelang sunset |
Setelah
itu masyarakat mulai berpesta dengan menari dan bernyanyi. Keesokan harinya,
acara lempar lemparan warna warni dimulai. Warna warni ini berupa bubuk tepung
yang diberi warna atau berupa tembak yang berisi air warna warni. Dan juga
balon yang dipenuhi dengan air warna warni. Beberapa orang menabuh gendang,
berjalan dan bernyanyi sambil melempari warna kepada siapa saja yang
dijumpainya.
Sore
harinya, mereka mandi bersih. Kemudian mendatangi saudara dan sahabat. Mereka
makan bersama dan berpesta. Di India, Holi termasuk hari libur. Bahkan sistem
distribusi makanan dan minuman berhenti pada saat ini. Dan sehari sebelumnya,
emak harus menyimpan stock susu dan daging dalam kulkas. Semua merayakan dengan
suka cita bersama teman dan keluarga.
Penjual colours - Foto Diambil dari Wikipedia |
Seminggu
sebelum holi, para penjual bubuk warna warni memenuhi jalan. Bahkan sebagian
mulai lempar lemparan warna. Ditempat wisata, banyak para wisatawan yang
bermain holi sebelum hari H. Emak sendiri jalan jalan sehari sebelum Holi berlangsung.
Sudah rame dengan lemparan warna bahkan mobil tak luput dari lemparan bomb balon warna.
Bukan
India namanya jika tak merayakan segala sesuatu dengan besar besaran dan suka
cita. Di hari ini, tak ada warna polos. Baju, tubuh, rambut, mobil, jalan dan
langit bumi Hindustani dipenuhi dengan warna.
Happy Holi J J J
8 $type={blogger}
Aku pernah baca tentang holi ini dari salah satu novel. Pokoknya siapapun yang kena lemparan holi ini gak moleh marah :)
ReplyDeleteDi Batam pernah ada acara color marathon, dan sepertinya terinspirasi dari festival holi ini :)
Iya, kalau kena nggak boleh marah. Harus ceria dan bahagia hari ini. Aku biasanya keluar sehari sebelumnya ketika holika bonfire. Soalnya si kecil kalau kena bubuk bersin sersin terus. Pas Holi, aku keluar sore hari, jalanan rame, orang pakai baju ngejreng kesana kemari.
DeleteApa judulnya tu mbak Dian, pengen baca, xixixiii...
DeleteHehehe Judule kalau dibahasa indonesiakan Tembak tembak atau lempar lemparan an warna. hehehe
DeletePunya ratusan festival? ckckck... Tiap minggu rame terus ya mbak. Aku pernah baca tentang ini di novel Titik Nol karya Agustinus Wibowo. Udah festivalnya banyak, gede2an pula. Apa ga bangkrut mereka ya mbak?
ReplyDeleteHampir tiap minggu ada. Libur nggak kerja. Yang punya perusahaan pusing tujuh keliling, kebanyakan libur. Bener kata agustinus di buku itu. Kayaknya nggak bangkrut, laaa selalu diadain besar besar an. hehehe tapi kemiskinan merajalela
DeleteSaya di Lucknow, India saat perayaan holi maret 2014. Mereka merayakannya sambil mabuk2an, jadi oleh teman lokal dianjurkan agar tidak mendekati kerumunan orang2 yg merayakan holi. Holi berakhir setelah jam 2 siang.
ReplyDeletehttp://ahmadtakbir.blogspot.com/2014/03/holi-heii-yippee-heii.html?m=0
Wah, Di lucknow kota para Nawab. Ya, kalau ada yang holi trus mabuk mabuk an lebih baik jangan mendekat daripada masalah. Sekarang masih di India kah?
ReplyDelete