Gaya Gebukan Polisi India
March 10, 2015
Dulu
emak sering lihat gaya polisi India yang garang lewat film. Maklum, Ayah fans
berat film Bollywood. Biasanya nama polisinya Inspektur Ajay. Dengan wajah
gelap, sorot mata ganas. Kumis ngelinting menjulur dari ujung kanan ke kiri.
Pakai baju warna coklat. Plus sebuah tongkat di tangan.
Ketika
emak tinggal di India. Yang namanya polisi India selalu masuk dalam berita di
TV. Karena suatu kasus tertentu, demo, pemalakan sampai skandal korupsi. Polisi
India memang terkenal super garang. Nggak tanggung tanggung, kalau ketemu
penjahat langsung deh main pukul, sikat, jotos dan lain sebagainya.
Setelah
balik dari Jelajah Himalaya. Emak istirahat, capek minta ampun. Sementara
beberapa teman dari Indonesia masih melanjutkan perjalanan ke Agra dan Jaipur. Keesokan
Harinya. Tak seperti biasanya. Sejak pagi emak melihat banyak polisi
berkeliweran. Lengkap dengan tongkat panjangnya. Emak lagi nunggu Rani dan
Wilson balik dari Agra. Kereta mereka telat selama 4 jam.
Shah
Jahan kawatir sejak pagi. Untung mereka sudah datang. Setelah santai sebentar,
mereka segera berangkat, balik ke Indonesia. Tak lama setelah autorikshaw
(bajaj) berlalu pergi menuju bandara. Jalanan sudah di blok dengan barikade polisi
dan pagar pembatas. Jalanan mendadak sepi dari suara riuh kendaraan. Yang
terdengar hanyalah suara gemuruh orang berbicara.
Semakin
lama, terdengar suara sirine polisi semakin banyak. Emak semakin takut. Nggak
berani keluar. Hanya bisa melihat situasi dari jendela apartemen kami di lantai 3. Orang India kalau bertengkar sama
polisi pasti melempar batu. Takut kalau saja ada batu nyasar ke apartemen. Emak
berdua sama si kecil di apartemen. Sementara Shah jahan mencari informasi apa
yang terjadi. Mungkin saja apartemen yang kami tinggali termasuk bangunan
Ilegal di India.
Semakin
banyak truk polisi berdatangan. Berseliweran mobil ambulance dan truk membawa water
canon. Polisi menyisir semua jalanan.
Meminta semua orang masuk rumah termasuk Shah Jahan. Dia cerita, kalau ada
apartemen eksklusif yang sedang dalam
proses pembangunan. Tepat disebelah apartemen kami. Tanahnya masih menjadi
sengketa antara dua pihak.
Peraturan
di negara India. Kalau ada sengeketa tanah, pembangunan harus segera dihentikan
dan masuk ruang lingkup pengadilan. Sebelum ada kejelasan, tak seorangpun
diperbolehkan memasuki tanah. Hal ini sudah biasa di India. Serakan banguan tua
setengah jadi tak berpenghuni. Banyak sekali orang tipu menipu. Membuat
sertifikat palsu dan tanah dijual. Pembeli menjadi korban, uangnya hilang dan
tanah dalam proses peradilan entah sampai kapan.
Inspektur
polisi yang seperti emak lihat dalm film film nampak dihadapan mata. Diujung
lainnya suara orang teriak. Memekikkan suara Takbir. Emak memang tinggal di
kawasan Muslim. Suasananya persis kayak demo penggusuran tanah muslim. Hal ini
dikawatirkan akan terjadi salah paham. Dan memicu kontroversi dan terjadi
ketegangan antar umat beragama. Padahal itu apartemen cuman milik seorang
pengusaha kaya raya yang dekat dengan
para politikus Delhi J.
Tangan
para polisi siap mengayunkan tongkatnya. Jaket anti peluru sudah terpasang.
Helm sudah menutupi muka. Sementara disisi lain suara takbir semakin lama
semakin menggema. Emak menutup jendela apartemen. Mojok dan berpelukan sama si
kecil. Shah Jahan meminta kami untuk bersiap siap pergi kerumah mertua yang
berada 5 blok dari sini.
Ternyata
polisi sudah memperketat seluruh apartemen di sekitarnya. Tidak boleh ada yang
keluar atau masuk. Duh! emak semakin dag
dig dug serrr. Suara teriakan semakin lantang. Suara bapak inspektur dari
corong speaker meminta para pendemo untuk tenang dan tidak melempar. Suasana
semakin tegang.
Pemilik
apartemen eksklusif rumahnya berada
di depan apartemen kami. Emak melihat semua orang pada sibuk menelpon. Padahal
biasanya mereka sibuk pesta, makan bersama bahkan bagi bagi Rupees. Pak Inspektur
dan beberapa inspektur lainnya keluar masuk dari rumah tersebut. Sementara para
pendemo bayaran dan polisi siap gebukan. Tegang!
Para
tetangga hanya bisa menyaksikan dibalik jendela apartemen. 3 jam berlalu
suasana tegang mereda. Tak terdengar suara teriakan pendemo. Emak melihat para
polisi mulai berjalan kelelahan menuju sisi lainnya. Kemudian seseorang membagi
bagikan Biryani dan minuman kepada para polisi dari rumah pengusaha tersebut.
(Baca : Siluet Negeri Semilyar Penduduk - Amarah)
(Baca : Siluet Negeri Semilyar Penduduk - Amarah)
Alhamdullilah,
nggak jadi gebukan J. Polisi
berhasil menyegel apartemen tanpa perlawanan. Pembangunan tidak boleh
diteruskan sampai ketok palu pengadilan. Atau mungkin menunggu “kran” uang
mengalir. Inilah potret betapa komplek negeri ini. Sama seperti yang emak lihat
dalam tivi. Para pengusaha bekerjasama dengan politikus dan Polisi. Membentuk kekuasaan
baru dan saling sikut antar pengusaha dan politikus. Yang terhimpit, tentu saja
rakyat jelata.
Kayaknya
nggak beda ya sama negeri Indonesia tercinta ?
Mobil polisis mulai berdatangan |
Polisi mulai balik ketika demo usai |
4 $type={blogger}
Iya sama aja :D
ReplyDeleteHehehe setuju :)
DeleteMelu tegang, euy.... ira
ReplyDeleteCool Down mbak, gebukane ora sido. :))
Delete