Finger Licking Mughal Cuisine at Karim’s Hotel
March 08, 2015
Berada
di kawasan kota tua Delhi. Karim’s Hotel seyogyanya adalah restoran yang menyajikan masakan khas
kekaisaran Islam Mughal yang akrab dikenal dengan sebutan Mughlai. Dahulu, masakan ini khusus dihidangkan untuk keluarga
Kaisar saja.
Dibuka
pertama kali pada tahun 1913. Haji Karimuddin sang pendiri restoran. Memiliki resep
turun temurun dari sang ayah yang juga seorang chef sejak zaman kekaisaran Mughal yang pertama yakni Kaisar
Barbur. Kekaisaran Mughal berasal Dari Persia. Masakan Mughlai ini mengkombinasikan resep masakan ala Persia dan India.
Ketika
kekaisaran Mughal berakhir karena Kaisar Bahadur Shah Zafar ditangkap oleh kolonial
Inggris. Ayahanda haji Karimuddin ingin menghidangkan masakan yang semula khusus
raja kepada masyarakat biasa. Untuk mewujudkan keinginan beliau, Haji Karimuddin
kemudian mendirikan Karim hotel. Karim diambil dari salah satu dari 99 nama asma
Allah. Subhanallah.
Konon,
untuk membuat sebuah menu masakan, para raja saat itu bekerjasama dengan
seorang chef dan hakim. Seorang ahli kesehatan yang mengetahui manfaat dari
setiap rempah yang berada di subkontinent
India. Jadilah, masakan bercita rasa tinggi yang diracik bukan hanya untuk
memuaskan lidah tapi juga bermanfaat
untuk kesehatan.
Menu
masakan berbahan dasar ayam, kambing dan Ikan tersaji lengkap disini. Puluhan
menu tersaji dalam nuansa tradisional. Kamu bisa melihat seluruh daftar menu mereka
di http://www.karimhoteldelhi.com.
Menu
favourite adalah Butter chicken, chicken mughlai, chicken Jahangiri dan Kebab. Butter
chicken yang terdiri atas ayam bakar
yang dimasak bersama bumbu, mentega dan cream.
Rasanya gurih, pedas dan lumer di mulut dan paling cocok dengan lidah non
India.
Selain
menu diatas. Salah satu menu wajib coba dan sedikit menantang adalah brain curry yakni kare otak kerbau. Rasanya lembut, gurih dan lezat.
Waktu pertama kali rasanya kayak nggak mau nelan, keingat otak utuh. Waktu
dimakan, hmmm nagih J.
Kare Otak Kerbau |
Salad
bawang yang dihujani perasan jeruk nipis dan roti naan, tersaji bersama menu
utama. Seorang pelayan akan selalu sigap membawakan roti naan hangat langsung dari tandoor.
Yakni sejenis oven tradisional yang berbentuk silinder terbuat dari tanah liat.
Setelah
asyik menikmati menu hidangan bercita rasa rempah. Waktunya menikmati hidangan
penutup tradisional. Kheer, terbuat
dari beras yang dimasak dengan susu, gula dan buah buahan kering. Disajikan dingin
dalam mangkok kecil terbuat dari tanah liat. Hmmmm yummy!
Selama
tinggal di kota Delhi. Emak sering menyantap makan malam bersama keluarga
disini. Selau memesan Butter Chicken dan Kebab. Si kecil suka kebabnya, karena
bentuk dan rasanya kayak sosis.
Meski
tempatnya nyempil, Karim’s hotel selalu dipadati pengunjung baik lokal maupun
manca negara. Meski memiliki 4 ruangan besar dengan dua lantai. Tak jarang,
kami harus mengantri untuk mendapatkan tempat duduk.
Bahkan
Majalah Time menganugrahkan Karim restoran sebagai Top Restorant di Asia. Bukan
hanya majalah Time, seperti BBC, Lonely Planet dan masih banyak lagi media baik
lokal maupun Internasional menominasikan Karim hotel dalam top list restoran yang
harus dikunjungi ketika bertandang ke India.
Tak
sulit menemukan Karim’s hotel. Letaknya yang berada dikawasan kota tua Delhi,
yang menjadi tujuan wisata mancanegara. Terhampar Old Fort Delhi dan Jama’
Masjid yang didirikan oleh Shah Jahan, generasi ke lima kekaisaran Mughal.
Beliau tak lain dan tak bukan pendiri sang legenda cinta, Taj Mahal.
Roti Naan dan Salad Bawang dihujain Terus Nipis |
Top Restoran Oleh Majalah Time |
Suasana Karim's Hotel |
Video Tentang Kelezatan Menu makanan yang dihidangkan Oleh karim Hotel Tayang di NET CJ
0 $type={blogger}