Running Like A Crazy To Manali
February 06, 2015
Manali, salah satu wilayah tujuan dari perjalanan Emak menjelajah Himalaya. Yakni Khasmir – Dharamsala – Manali dan
Shimla. Emak kagak sendirian tapi sama LOL Backpacker’s. Rani (yang lagi memelas di foto atas ), Fery, Wilson, Lamda dan Jerome.
Setelah
menikmati kedamaian Dharamsala. Penjaga hotel menanyakan kepada kami tujuan
selanjutnya. Dengan santai kami jawab Manali. Kemudian dia menawarkan tiket
menuju Manali dengan menggunakan Volvo bus nyaman seharga 650 Rupees dari
Mcleodganj bus terminal. Bagi kami harga tersebut lebih mahal ketimbang bus
HTCP dengan harga 400 Rupees. Kami menolaknya dengan halus dengan mengatakan
bahwa kami sudah punya tiket bus menuju Manali.
Kami
datang ke kantor loket pemesanan tiket bus
HTCP (Himachal Pradesh Transportation Corporation)
di kawasan The Mall di Mcleodganj. Mereka bilang, kami tidak harus membeli
tiket di loket, bisa langsung membelinya di terminal Dharamsala. Jadwal
keberangkatan sore hari dan terakhir jam 9 malam. Akhirnya kami habiskan siang
itu dengan menjelajah kawasan lain yang belum sempat kami datangi.
Kami
say good bye sama teman kami si
Jerome dari Singapura. Dia kagak ikut ke Manali. Tapi langsung menuju Shimla.
Galau,
antara melanjutkan ke Manali atau langsung ke Shimla saja. Karena ada beberapa
bus yang langsung menuju Shimla. Emak
tanya ke temen temen. Bro sist,
gimana? lanjut apa langsung ke Shimla? skip
Manali kah?. Bagaimanapun kita jelajah bareng dan harus ada kesepakatan bersama.
Mereka setuju kita langsung ke Shimla dengan catatan menunggu bus hingga titik
darah penghabisan J.
Maksudnya nunggu jadwal bus paling akhir yakni jam 9 malam.
Satu
persatu bus mulai pergi. Suasana mulai lengang dan gelap. Sementara dinginnya
kota Dharamsala mencubit kulit Brrrr. Di terminal, hanya ada orang yang senasib
sama kita. Menunggu bus ke Manali. Tetiba orang orang yang duduk sama kita
lenyap dari pandangan mata. Ternyata mereka menunggu di tempat bus ngetem.
“That bus to Manali” Kata bapak petugas
diterminal sambil menunjuk kearah bus yang datang. Alhamdullilah bus sudah
datang. Kami segera berlari menuju bus. Ampun! tuh bus sudah penuh. Sementara
masih banyak penumpang yang antri. Diantara lampu temarang yang redup disertai
bau urine manusia. Kami hanya bisa memperhatikan adegan desak desakkan menuju
bus. Meski sudah nampak penuh dan banyak yang berdiri, penumpang tetep maksa
masuk kedalam bus.
Kepikiran
ide gila macam film Bollywood. Naik diatas bus. Bareng sama tumpukan tas
penumpang J.
Ide gila yang bikin kami menggigil kedinginan dan terjatuh ke jurang. Kami cancel, kami masih normal dan berpikir
jernih.
Kami
kemudian bertanya kepada salah satu petugas di terminal. Dia jawab, bahwa Kami
masih punya alternatif lain. Yakni dengan cara estafet. Menggunakan bus menuju Shimla dan turun di kota Kangra.
Kemudian dari sana melanjutkan bus menuju Manali. Dia bilang, jadwal bus
terakhir menuju Manali dari Kangra jam 11 malam. Kami sepakat menunggu bus
tersebut. Meski kami tak tahu dimana itu Kangra dan situasi seperti apa yang bakalan
kami hadapi. Titik darah penghabisan!.
Waktu
menunjukkan jam 10 Malam ketika bus menuju Shimla tiba. Tak ingin kejadian yang sama terulang kembali, kami segera berlari. Untung, bus menuju Shimla tak
banyak penumpang. Kami masuk dengan rasa lega.
Waktu
duduk santai dalam bus. Si Fery colek emak. “Eh mbak, dibelakang kita ada bapak yang jaga
hotel. itu tu bapak yang nawarin kita tiket langsung ke Manali”. Wah, emak
kaget dan spontan menoleh kebelakang. Nampang muka manis manja group.
Si
bapak tanya “Looo bukannya kalian mau ke Manali, kenapa naik bus ke Shimla”.
Kita jawab seadanya, bahwa kita menuju Kangra, karena kami ketinggalan bus
menuju Manali. “Looo, katanya kalian sudah dapat tiket bus? “ kami pun hanya terdiam. Dalam hati emak berkata “Kami hanya backpacker dengan budget muepet
kesrempet” L . Maaf.
Dengan
baiknya si bapak jelasin. Kalau dia mau pulang kampung. Rumahnya di Jammu.
Beliau akan turun ke Kangra dan lanjut ke Jammu. Wah, kebetulan sama sama
menuju Kangra. Sampailah kami di Kangra. Diterminal kami berbincang dengan si
bapak hingga bus menuju Jammu datang. Semua penumpang telah pergi yang tersisa
hanyalah kami.
Terminal
Kangra yang kecil, sepi dan gelap. Dari kejauhan nampak redup lampu orange
penerang jalan. Deretan toko mulai tutup. Sampah berserekan dan terbang
dihembus angin. Lolongan anjing menemani kami. Menghilangkan ketegangan, kami
hanya bisa bercanda. Duduk dilantai terminal yang super duper kotor dan hitam L. Sesekali hembusan aroma urine menyapa hidung kami. Sementara
udara dingin membalut kulit. Pasrah antara ada dan tiada bus menuju Manali.
Jam
11 malam, bus tak kunjung tiba. Kami tetap sabar menunggu dan mentertawakan
nasib kami sendiri. Lagi asyik bercanda, bus menuju Manali akhirnya datang.
Alhamdullilah.....kami segera loncat menuju bus dengan ransel jumbo kami. Kondisi
bus yang sangat memprihatinkan. Jauh dari kata nyaman. Kelelahan, kami tertidur
sepanjang perjalanan. Hingga sampai di Manali ketika Sang mentari menyapa Bumi J.
Seolah
tak kenal lelah. Dan terlupa dengan kejadian semalam. Kami langsung jelajah Kota Manali Surga di lereng Himalaya dan Solang Valley. Keesokan harinya lanjut menjejak Marhi. Perjalanan dari Manali
menuju Marhi lebih menggigit lagi. Kami meneguk ganasnya cuaca Himalaya. Menjejak Marhi- The Himalaya Chain.
Marhi - Snow Point |
Solang Valley |
Dari
perjalanan ini emak belajar satu hal. Jangan berbohong kepada siapapun.
Harusnya kami menolak dan mengatakan yang sebenarnya kepada si bapak yang baik
hati bahwa kami lebih memilih menggunakan bus pemerintah. lebih murah. pingin Adventures J. India nggak segarang itu, masih segunung manusia
baik hati yang selalu siap membantu.
Perjalanan
selalu mengajarkan kebajikan, tergantung bagaimana kita menyerap inti sari perjalanan
dalam kehidupan.
Happy Mbolang J
10 $type={blogger}
Suka quote terakhirnya.. Perjalanan selalu mengajarkan kebajikan, tergantung bagaimana kita menyerap inti sari perjalanan dalam kehidupan. Dan sudah seharusnya, semakin banyak berjalan, akan semakin bijak.. Bukan sebaliknya.
ReplyDeleteThanks for this nice story, mbak :)
Sami sami Dee an :)
Delete#LOL
ReplyDeleteHampir aja jadi gembel di negri antah berantah Kangra. Kalau saja kita gak dpt bus ke Manali malam itu mbak
hahaha nggak mbayangin gembel di Kangra. Pingsan karena terlalu banyak 'menghirup' aroma 'segar' urine :))
DeleteAku ngebayangin naik di atas bus. Trus nari2 kayak di pilem India. Btw, bener2 penuh petualangan ya, Zulfa. Keren. ira
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Ira :) Aku sakajane yo ngebayangin ngunu mbak. Koyok nang film2, gleyot gleyot nang ndukure bus. hahaha Berhubung adem polll karo dalane sing terkenal curam tanpa penerangan jalan. Dadi mundur perlahan. :)
DeleteHalo mbak, ceritanya seru!
ReplyDeleteBtw, aku mau tanya dong, kalau mau ke Manali naik bus dari New Delhi apakah ada? naiknya dari mana jika dari bandara? berapa tarifnya? dan berapa lama waktu tempuhnya?
terimakasih.
Ada bus langsung Dari delhi ke Manali kok. Bisa beli oline juga.
Deletehaduh klo naik pesawt urang tahu bro, soalnya jarang orang ke Manali naik pesawat, banyakan naik bus.
jarak tempuh 10 jam an, overnigh jouurney
Dr manali ke marhi itu brp jam mba ? Pake bus atau sewa mobil ? Dan brp harganya ?
DeleteSekitar 2-3 Jam . ada bus banyak kok ke marhi. klo sewa mobil aku kurang tahu y berapa. coba cek online, ada kok sekarang fasilitas online untuk cek harga sewa mobil dan jarak di India.
Delete