Crazy BikePacker's From Bromo till Goa Cina
July 17, 2013
Maret 2013
Bromo View From Pananjakan |
Jujur lebih suka explore dan ngebolang pakai motor, opo o ? pertama, hemat,cuman beli bensin doang, yang kedua bisa berhenti dimanapun(maka atau narsis), ketiga, bisa blusukan sampe kedalam daerah terpencil, keempat, anti macet. Kelima, masih mikir, he he he. Slama ini emak sering ngebolang sendirian pakai motor, tapi dengan jarak yang lebih dekat dan dipastikan daerahnya aman (hindari tukang garong). Jujur, Si Revo, bener bener irit banget (bukan sponsor) tapi berdasarkan pengalaman emak selama mbolang, di Surabaya revo diiisi full bensin, eh sampai Probolinggo jarum merah kagak bergerak (masih full) hemat kan??? #simpenduit
Maret,
long weekend rencana trip ke Ranu Kombolo sama teman2 bekpek jakarta, ternyata
dapat kabar dari TNBTS klo Pendakian semeru masih ditutup *glodak*. Laaaa trus
gimana? Cari alternatif tempat buat ngebolang, tapi dimana? Sama siapa?. Search di BPI Surabaya sekalian
kenal ama anak BPT(backpacktor) mreka bakalan explore air terjun di sekitar
Jawa timur. Teman2 dari Jakarta sudah terlanjur beli tiket menuju Malang (ke
sempu) dan salah satunya turun di
Surabaya, yg akhirnya ikut emak ngetrip. Inilah Trip pakai motor
terlama, tergila, tercapek, terlena, terlalu,ter......*pegangin kepala*.
Dasar
emak suka ngetrip pakai motor, ketemu anak BPT tuh kayak tumbu ketemu tutup
(panci ketemu tutupnya) artinya klop dah, makinkeseringan trip pakai motor. Perjalanan dimulai dengan meeting point di pomp bensin
siola, Surabaya *salaman+kenalan ama anak anak BPT*. Jujur, emak kagak tahu
seberapa jauh perjalanan, yang emak tahu, first destination Air terjun
Madakaripura. Dengan ngebonceng teman, dengan jalan yang berkelok kelok naik
gunung, stamina masih full, masih ceria dan ‘belum’ pegel. Sesampai
Madakaripura tiba tiba hujan, kata si Ibu pemilik warung, kita harus cepat
cepat menuju air terjun, klo nggak, Bakalan nggak bisa (tertutup) karena ketika
hujan deras, air bah bakalan datang dan jalanan nggak bisa dilewati.
Madakaripura |
Pananjakan |
Dari
bukit teletubies menuju Ranu pane jalannya ancur,jalanan dah menjadi batu dan
sisi kanan kiri jurang (nggak curam) + pepohonan. Terpaksa harus turun dorong
sepeda di tanjakan,bener2 gila lewat sini, nggak tahu ,pulang ke rumah masih
menghirup nafas atau nggak. Jujur, meski jalanan ancur tapi
pemandanganya...Subhanallah.
Bromo View dari sisi Semeru (jalan yg telah dilewati) |
Persimpangan Bromo - Ranupane |
Ranu Pane |
Lembah Bromo |
Bukit Teletubies |
Stamina masih full dan On, melewati smua perbukitan menuju Ranu pane, Disini kita sempetin untuk masih mie (ngeganjel perut yg sudah bernyanyi). Perjalanan Dimulai menuju Pantai Goa Cina, turun dari ranu pane jalan rusak berat, nggak lihat aspal sama sekali yang ada cuman bebatuan besar dan jalanan yang becek + hujan. Mulai nih, Pundak + Bahu rasanyaa puueegel poll, bukan lamanya perjalanan, tapi tangan emak yang harus kuat (negeni, kata orang jawa) memastikan keseimbangn sepeda yg menurun dan berbatu biar nggak jatuh. Jalanan memang bener bener hancur, nggak bisa milih ke kanan atau kekiri, sebentar berjalan, kita harus berhenti, terjal *loyo polll*. Ditemani tanaman hutan yg rindang dan berlumut, jalanan pun ikut melumut, memang jalan ini jarang dilewati pada saat ini karena pendakian semeru masih ditutup untuk umum. Nyeri banget bahu sama pinggang, Pingin rasanya kubuang motor ini *glodak* akhirnya berhenti. apa emak nyerah? nggak, tapi emak rasanya nggak kuat lagi ngebonceng teman. akhirnya aku minta salah satu teman yg "kosong" untuk ngebonceng teman emak...ahhhhhh relax dan enteng rasanya ngendarai sepeda. dak dok duk blak slit slot trut tit....apalah bunyi sepeda yg mulai kebentur batu, behenti karena licin, sedikit terpelosok ama tanah *pretttt* maklum, sepeda emak bukan sepeda adventure cuman sepeda bebek yang "dipaksa" ngebolang lewat jalanan yang ancur *ngusap keringet* ama *ngelus ngelus si Revo*.
Sunrise Pantai Goa China |
Dalam hati bertanya (nyanyi) kapan nih sampe? kapan ketemu aspal? kapan ketemu jalan raya? batu lagi dan batu lagi, anur lagi dan lagi. hujan lagi dan lagi........nah nih dia jalanan aspal *ngebut* ketemu desa yang super hiaju, bersih dan kanan kiri ditanami tanaman warna merah seakan kasih hawa seger buat stamina, uhuiiiiiiii jalanan aspal yg bagus dan nurun kebawah (rasanya pingin negndarain si revo dg tangan terbuka ala titanic) . Sampailah kita di sebuah desa di Lumajang dan berhenti di masjid untuk shalat dan bersih bersih *kaki selonjoran*. Mata mulai ngantuk, stamina tinggal 30%,kelaperan.....emak pikir sudah sampe di malang, ehhhh looo kokkk masih di Lumajang? Jadi kita lewat Lumajang nih? ampun broooo itu kan jauh banget * pasrah* *pelototin peta*. Ditemani Hujan rintik, sore dan gelap yang menyapa, melewati perbukitan, jembatan, hutan , licin, kanan kiri jurang, tanpa penenangan jalan dan kusadari ternyata dari ranu pane menuju Goa China lewat Lumajang itu Melewati dan memutari 2 (baca : dua. he he he) pegunungan ,alamakkkkkkkkkk semakin gila, capek brooooooo, mau pingsan nih. Rasanya seneng + girang ketika melihat papan bertuliskan 'Malang', emak rasannya pingin gulung gulung di tanah, emak pikir bakalan santai,istirahat dan tidur ternyata masih lama dan melewati bukit bukit lagi *hadew*, berhenti sebentar isi bensin + shalat di POM bensin Perbukitan, uihhhhhhh *ngelus dada* ketemu plank (papan) kecil dari kayu bertuliskan "Goa Cina". hadewww jalanan bebatuan,nggak ada aspal, sudah capek tingkat dewa, kelaparan. ngantuk pingin rasanya kuelmpar si Revo *maap*. Gloooodaaaaaakkkkkk yang ada di otakku hanyalah satu hal TIDUR. Bayangin setelah perjalanan jauh menuju gunung, melewati perbukitan hutan dan pasir, tidur cuman 2 jam semalam dan lanjut lagi sampai jam 9 malem *merem melek*.
0 $type={blogger}