Brondong : Sendirian
aja Neng ?
*Kaget* perlahan emak menatap seorang cowok yang berdiri
disebelah. Badan tegap, rambut gondrong, berbaju ala pank dengan wajah mirip
Mas Brad Kece Pitt (baca : kecepit). *lihatkanankiri* sambil nampang muka judes
bin pedes.
Emak : Nggak! ada mbak kunti dan Adik tuyul yang
nemenin.
Brondong : *senyum*
Mau kemana Neng?
Emak : *judes*
Aku bukan si Eneng goyang itik yang bisa ditipu ama orang bermodal kosa kata
harmonisasi.
Brondong : Eh
Neng, aku bukannya mau ngelamar ? kan aku tanya, mau kemana?
Emak : Kamu
dari tadi panggil neng neng terus. Lagian aku mau kemana bukan urusan kamu.
Brondong : Lihat
kamu sendirian di terminal, galau lihat hape, bawa ransel gede lagi. Kamu kabur
ya ?
Emak :
Kagak, habis ngetrip, naik gunung. Mau pulang, nungguin bus ke Surabaya.
Brondong : Oia,
namaku Brondong panggil aja Bro, kamu ??? *sambil sodorin tangan buat salaman*
Emak :
*nolak salaman sambil ngikik dalam hati* Brondong? apa Bodong? Namaku emak,
panggil aja mak
Brondong : Suka
Nanjak gunung ya mak ?
Emak : he
eh
Brondong : Nggak
capek Mak ?
Emak :
lebih capek di PHP cowok bro. Belum kenal, pingin kenal. Dah kenal, pingin
deket. Dah Deket, pingin cinta. Dah Cinta, pingin “Gitu”. Dah “Gitu”
Ditinggalin. *judeslagi*
Brondong : loo
kok? curhat nih? apa nyindir? *gayangeledek* Digunung ada apaan?
Emak : *menatapjauhkedepan*
Tiap kali nanjak gunung, banyak inspirasi, impian bergelanyut dalam hati dan pikiran. Mengobar semangat
untuk mencapainya. Di saat nafasku tersengal dan kaki melemas. Terkadang pingin
rasanya menyerah dan balik arah. Tapi ..... Kutatap puncak gunung yang garang,
gelap, dingin dan mematikan. Rasa penasaran, membuatku tetap berjalan. Rembulan
malam memberi cahaya dalam setiap rintangan. Cantiknya sang surya menyapa bumi,
menampar semangat dalam hati. Ketika
sampai diujung sana, lebih dari segala keindahan panorama memanjakan mata. Diri
ini menyadari bisa menggapai semua impian dengan segala kesungguhan meski
banyak rintangan datang menerjang. *senyum* Sama dengan kehidupan. Kita semua
mempunyai impian dan kebahagian. Banyak hal memagari segala gerak tuk
menggapainya. Tak ada modal, Tak ada dukungan keluarga, teman berkhianat,
sahabat yang menyakiti. Tapi kita harus tetap berjalan meski terseok, terjatuh,
terperosok, terguling, terluka, berdiri dan tetap berjalan. Tak ada satupun
yang mampu menenggelamkan impian kecuali diri kita sendiri. Allah akan selalu
menunjukann cahaya dan jalan dalam setiap rintangan. Hingga kita bisa tersenyum
melupakan segala luka dan duka. Gunung yang tadinya gelap dan mematikan
memberikan kita suguhan keindahan alam. Dibalik gunung “masalah” membentang
lautan bahagia.
Brondong : *tertegun*
jadi kita harus naik gunung untuk mendapatkan
semangat ?
Emak :
*tersenyum* Tidak.
Brondong :
*mengernyitkan dahi* laa terus?
Emak : Perjalanan
menyusuri bumi mengajarkanku kehidupan. Meski itu selangkah keluar dari rumah.
Menyadari tentang diri sendiri. Menghargai setiap perbedaan, budaya, perilaku
dan tentu saja mencicipi secuil surga yang terserak di bumi Allah. Mulai dari
gunung, hingga dasar laut. Ketika pulang kerumah, kudekap anakku, ibu, suami
dan seluruh keluarga yang menyayangiku. Perjalanan justru mengajarkanku arti
sebuah rumah.
Brondong :
*kecewa* jadi emak sudah nikah dan punya anak tapi emak kelihatan masih unyu
unyu dan muda, nggak keliatan klo sudah berkeluarga. Oh ya mak, apa keluarga
nggak keberatan klo emak travelling sendirian atau nanjak gunung. Meninggalkan
mereka dirumah dan hmmmmm “menghindari” tanggung jawab. Maaf .....
Emak : Kepo
banget kamu *senyum* Nggak papa kok. Alhamdullilah, keluarga selalu support. Ketika
dirumah aku memberikan semangat terbaik untuk menjalankan kewajibanku, nggak
ngomel, nggak mengeluh, nggak utak atik hape suami, Jadi tukang ojek ngantar
anak kesana kemari, jadi guru, jadi manager, jadi chef bahkan jadi accounting
tapi nggak ‘malak uang’ dan menuntut
banyak ke suami, semua kujalani dengan
ikhlas. Semaksimal mungkin memberikan bakti dan menebar senyum disudut bibir
ibuku. Sebelum travelling sendiri atau sama teman teman kita selalu
membicarakannya.
Brondong : *sedih
lalu mengusap wajah* aku cuman anak ...... sudahlah, dengan gunung masalah “diriku
sendiri”.
Emak : Apapun
kita dimasa lalu hingga kini, akan selalu ada maaf dihati orang yang mencintai
kita asalkan kita mau meminta maaf dan memperbaikinya. Perjalanan mempertemukanku dengan orang baru yang baik hati dan selalu siap menolong. Seperti
saat ini, kamu orang baru yang baik hati nemenin aku ngobrol sambil nunggu bus
datang.
Brondong :
*tersenyum*
Seketika Brondong memutuskan pulang kerumah, meminta maaf
kepada seluruh keluarga. Menaklukkan gunung masalahnya. Malam itu mereka ngobrol
tentang banyak hal hingga bus tujuan Surabaya siap mengantarkan emak pulang. Tak
pakai tukar nomer hape apalagi nomer account bank. Just follow kicauan , Fanpage dan Instagram si Emak @emakmbolang.