Jal Mahal, Istana Unik berada di tengah Danau di Kota Jaipur
October 07, 2016
Istana
air yang berada di tengah Danau Man Sagar dibangun sang Maharaja untuk
beristirat bersama keluarganya ketika sedang berburu
Mata
meninggalkan pandang dari kegagahan Amer Fort ketika terik mentari membungkus petala langit. Siang nan cetar,
mengalirkan peluh dari sela pori pori rambut. Jaipur yang berada di propinsi Rajasthan
dianugerahi gurun pasir terluas di India.
Anugerah
alam ini sekaligus menjadi petaka. Terik yang menantang. Hujan yang enggan
menyapa. Air menjadi sumber daya alam yang sangat berharga di propinsi terbesar
di India ini. Kekeringan telah menjadi teman tahunan yang kerap menghilangkan
sebagian nyawa penduduknya.
Roda
kendaraan berputar melindas aspal menuju kearah kota Jaipur, Ibu kota Propinsi
Rajasthan. Jalanan meliuk berteman
bebatuan besar menancap di kaki perbukitan di sisi jalan. Terkadang jalanan
lurus. Serak perbukitan Aravali, pepohonan perdu dengan dedaunan yang jarang
jarang, tanah berbatu, istana tua, benteng dan dan kuil menemani perjalanan.
4 KM
terlewati. Kendaraan berhenti di sisi kiri jalan. Danau Man Sagar nan luas
menghamparkan diri di kaki perbukitan. Rantai perbukitan memeluk danau dari
segala arah. Ditengah danau bediri cantik sebuah istana yang terkenal dengan
nama, Jal Mahal.
Jal Mahal berarti istana air. Dibangun pada abad ke 18 Oleh Maharaja Jai Sing I dari Amber. Istana ini dahulunya digunakan untuk beristirahat oleh sang Raja dan keluarga ketika sedang berburu.
Jal Mahal berarti istana air. Dibangun pada abad ke 18 Oleh Maharaja Jai Sing I dari Amber. Istana ini dahulunya digunakan untuk beristirahat oleh sang Raja dan keluarga ketika sedang berburu.
“Huek, bau apa ini Ammy? pingin muntah“ keluh
si kecil sambil menutup hidung sesaat setelah membuka pintu mobil. Monyong muka
unta tetiba mendekati kami. Ditawarkan oleh pemiliknya untuk ditunggai. Kami
menolaknya dengan halus, kami memilih berjalan kaki dipayungi terik mentari.
Astaghfirullah, sungguh panas.
Segerombol
burung putih (mirip burung kuntul) asyik bercengkrama disisi danau. Menyeburkan
sebagian mulut kedalam air danau yang kehijauan. Sekedar mencari makan, minum
atau mendinginkan badan. Beberapa burung lainnya, duduk cantik diatas badan
kerbau hitam berukuran jumbo. Seolah kedua hewan ini telah lama menjalin
berbagai cerita persahabatan simbiosis mutualisme.
Penjual
sandal Aladdin, baju, sprei, sarung bantal, tas, boneka Rajasthan, kerajinan
perak hingga penjual makanan berderat membuka lapak disepanjang jalan disekitar
danau. Segerombolan wanita muda dengan tawa nyaring sibuk mengenakan pakaian
Rajasthan untuk berfoto. Diseberang jalan berderat hotel berbintang yang
menghadap langsung ke Danau Man Sagar.
Kami
berjalan santai menyusuri danau. Sesekali berhenti dibawah pohon perdu untuk
meneguk air dingin. Beberapa bagian tepi danau dibangun view point yang digunakan para turis untuk berfoto.
Terlihat
Ibu ibu tua sibuk membuat adonan makanan. Wajahnya menghitam akibat terpaan
sinar mentari. Tangannya berkeriput menggambarkan kerja keras yang beliau
lakukan. Hidungnya yang mancung behias cincin. Aksesoris gelang dan kalung
imitasi menghiasi bandannya. Bekerudung menerawang Dupatta yang dijatuhkan
menutupi sebagian wajahnya. Begitu Khas penampilan wanita Rajasthan.
Adonan
makanan (roti india) dibentuk bulatan kecil kecil. Kemudian dijual kepada para
wisatawan untuk memberi makan ikan di tepian danau. Anak anaknya sesekali
datang, mengambil adonan dan menjualnya kepada para turis. Sesekali mereka bercanda
tawa dan bermain.
Saya
dan si kecil menuju kebawah tepian danau. Berderet bersama turis lokal lainnya.
Ada juga wisatawan lokal (wanita) yang sibuk membuat adonan roti juga. Mereka
mebawanya dari rumah. Bersama sama kami melempar adonan makanan ke dalam danau
yang dihuni ribuan ikan.
Untunglah,
awan abu abu tipis menahan sinar mentari. Saya dan si kecil tak harus berpeluh
peluh menikmati setiap lemparan. Karena setiap
lemparan disambut gerombolan ikan. Menampakkan mata dan membuka mulut
dari balik air danau berwarna kehijauan.
Di India
sendiri, memberi makan ikan dan burung dipercaya akan membawa berkah dan
keberuntungan dalam hidup. Itulah mengapa banyak penduduk India membeli jagung kering
untuk disebar di tempat burung dara berkumpul. Biasanya ketika menebar makanan mereka
mengucap sebuah mantra (doa). Saya sendiri kurang tahu, mantra apa yang mereka
baca.
Jal
Mahal sendiri terdiri atas lima lantai. Berbeda dengan istana lain yang sangat
besar dengan deretan istana kecil dan ruangan yang digunakan sebagai tempat
tinggal keluarga kerajaan. Jal Mahal hanya memiliki tempat istirahat yang
terbuka dimana bagian atap istana terdapat taman ditengahnya.
Arsitektur
istana memadukan gaya Rajput dan Mughal. Rajput sendiri merupakan gaya
arsitektur Hindu yang banyak dijumpai di istana lain di Rajasthan. Sedangkan
Mughal, merupakan gaya arsitektur Islami yang memadukan gaya Persia dan India.
Hal ini dapat dilihat dari empat menara disetiap sudut istana yang beratapkan Chattris. Yakni Sebuah kubah yang
disanggah empat atau lebih pillar. Chattris
biasanya dijumpai di istana peninggalan kekaisaran mughal, seperti Red Fort,
Agra Fort dan Taj Mahal.
Dahulunya
dilokasi danau ini terjadi depresi air secara alami. Terjadi kekeringan yang
panjang. Bencana kelaparan terjadi akibat kekurangan air. Seperti diketahui,
Rajasthan merupakan negeri padang pasir di India. Para penguasa Amer yang saat
ini lebih dikenal dengan nama Jaipur membangun bendungan disekitar danau untuk
memenuhi kebutuhan air bagi penduduk sekitar danau.
Tak
hanya membangun bendungan. Saluran air dialihkan, dua juta ton lumpur beracun
dikeruk dari dasar danau, sistem pengolahan air dikembangkan, vegetasi lokal
dan ikan dikembalikan. lahan
basah sekitarnya diregenerasi dan lima pulau bersarang dibuat untuk menarik
burung migran. Hingga saat ini danau Man sagar menjadi habitat
alami bagi 150 spesies burung lokal dan juga migrasi.
Dari
tepian danau ini terlihat beberapa kapal cepat datang dan pergi mendekati
istana. Hanya tamu eksklusif dengan izin khusus untuk bisa berlayar mendekati
istana. Shah Jahan mencari Informasi agar kami bisa mendekati istana, tapi tak
ada yang tahu.
Tak
ada rasa kecewa. Meski tak bisa melihat istana
lebih dekat, kami tetap menikmati pesonanya. Tak hanya unik karena berdiri
kokoh di tengah danau. Daya tarik
alam disekitar berupa pebukitan dihiasi dengan
kuil, benteng dan istana diatapnya. Dan sisi lain kita bisa melihat hiruk pikuk
keramaian kota Jaipur dimana banyak penjual pernak pernik khas Rajasthan. Semua
nampak melebur menjadi sebuah keharmonisan. Apalagi untuk menikmati keindahan
ini, kami tidak dikenakan biaya alias gratis.
Puas
memberi makan ikan di tepian danau, Shah jahan meminta kami bergegas pergi. Saya
pikir kami akan makan siang di salah satu restoran. Maklum, lapar dan dahaga
sangat terasa.
Apalagi
semalan kami menempuh perjalanan darat dari Delhi. Belum sempat mandi pagi,
langsung explore destinasi
hehehe. Ternyata, Shah Jahan sudah memesan hotel di sekitar Jal Mahal ketika
kami asyik memberi makan ikan. Hore, kami bisa menikmati malam dengan menatap
Jal Mahal. Setelah mandi, lunch dan
istirahat sejenak kami bergerak menuju pusat kota Jaipur yang dijuluki Pink City.
Menjelang
sunset semakin banyak turis berdatangan di Danau Man Sagar ini. Penduduk
lokal datang bersama keluarga. Membawa tikar
dan makanan sambil bercengkrama.
Semua
menikmati gerak sang mentari bersemayan di ufuk barat. Perlahan hilang dibalik
serak perbukitan. Ketika mentari tenggelam, Jal Mahal menawarkan pesona
tersendiri. Dihiasi dengan lampu lampu hias dan memantul cantik di permukaan
danau. Blue hour waktu yang pas menangkap
kecantikan Jal mahal dalam lensa kamera.
Malam
itu kami habiskan waktu dengan bercengkrama di teras hotel. Suasana begitu sepi
dan nyaman. Menatap gelap keheningan danau Man Sagar berhias sinaran lampu
istana Jal Mahal.
30 $type={blogger}
Emaaaaakkkk
ReplyDeleteEmaaaaakkkk
ReplyDeleteIya nakkkkkkkkk, ada apa ?
DeleteMak share all about kota mumbai dong... Slama ini msh seputaran Delhi acha ..acha..😂
DeleteHehehe, Nggak Delhi Doang say, ini sudah selatan sampai Utara India yang ditulis.Mumbai memang daah lama, zaman dahulu kala sebelum nulis, hehehe
DeleteHallo perkenalkan saya salah satu editor di VIVAlog,
ReplyDeleteJika artikel Anda ingin diterbitkan di VIVAlog, mohon memasang kembali iFrame kami ya, terima kasih.
Oh ya, Setelah Ganti Banju Blog lupa pasang Iframe Viva. Trims Info nya
DeleteKalau di sini sering dilarang ngasih makan bukung. Katanya bikin kotor dan kotoran burungnya jg lebih banyak... hehe
ReplyDeleteAda sebagian yang menghimbau nggak kasih makan mbak, dengan alasan yang tapi. Tapi terbentuk adat dan budaya, jadi ya..... jalan terus, hihihi
Deletewah, saya baru tahu ada istana lain selain Taj Mahal. :D
ReplyDeleteOh iya, ayo ikutan Giveaway "Cerita Hujan"! Ada hadiah berupa buku dan pulsa, deadline 7-21 Oktober 2016. :D
Sipppp, sukses dengan Giveaway nya, ya...
Deletewiiiih, sebagian lantainya terendam air ya mbaaa... bener2 bikin penasaran semegah apa istana ini pas jamannya dulu yaaa... sayang ga bisa diliat dr deket
ReplyDeleteBanget, Saya sendiri pingin melihat dalamnya. ATau paling tidak pingin lihat lebih dekat. Berlagak jadi VVIP gitu, hehehe
Deletewah mbak Zulfa ini emang jurnalis sejati semangat mbak memberitakan yang terus berada di jalan yang benar mantap....
ReplyDeleteWah, disitu saya merasa tersanjung. Terima kasih. Kamu juga jalan bener, apalagi ditambah petuah petuah itu, Salut
DeleteTulisan mbak asik dibaca, tambah kepengen liat sendiri jadinya....
ReplyDeleteoh ya mbak, ada nggak temennya yg mau ke India liat perayaan Dilwali sekalian tempat eksotis India lainnya..saya mau ikutan....
Terima kasih. Banyak yang ke India Diwali ini, Cuman saya nggak ingat. Hehehe.
DeleteSaya sudah koar koar sih di twitter, cari barengan jaln jalan ke India, cuman dikit yang reply. Tapi di email banyak.
Atau kapan kapan, kamu pantengin Instagram aku ya, ntar aku woro woro, cari teman jalan waktu Festival Diwali.
Ak ikut mak... Jatuh tgl brp y mak
ReplyDeleteAk ikut mak... Jatuh tgl brp y mak
ReplyDeleteBUlan MAret Say. Tgl nya cek di Mbah google
DeleteJadi tambah penasaran nih sama India , banyak juga peninggalan istananya. Mbak, gimana tuh cara supaya bisa dapat VVIP? Klo tau share2 ya mbak, sapa tau nti bisa jalan2 kesana bisa tembus nih jal mahalnya.
ReplyDelete#ngarep+penasaran isine
Banyakkkk banget istananya. MAklum India memiliki peradaban yang panjang.
DeleteKatanya sih, ya, ntah bener atau nggak. Kalau kia nginep di hotel berbintang sekitar situ (depan) katanya mreka tahu. Tapi entahlah. Aku nggak pingin masuk sih, paling tidak mendekat
Emaaak...udah lama iih, ga mampir sini. Eeeuh, istana air...ah, membuat hati ingin langsung terbang ke India. Btw, udah balik ke India lagi kah, Mak. Kapan ya ketemu lagiii...
ReplyDeleteIya dah lama. Mampir sini, aku sedia in eh teh :))
Deletemasih di Indonesia, say.... yukkk kita glamping cantiek lagi.
Wih..tempatnya asyik :) Btw, tadi sepintas kirain salah tulis...kirain Taj Mahal..hihihi
ReplyDeleteHehehe, Iya namanya hampir mirip, sama sama mahal. Di India, mahal artinya istana
Deletekereen maak.. traveling ama anak...
ReplyDeleteLebih asyik ternyata travelling sama anak, seru pkoknya
Deleteunik sekali bangunan jal mahal ini, dan juga indah. Saya baru tahu .. hehehe
ReplyDeletelebih terkenal taj mahal sih ... padahal banyak bangunan2 lain yang indah di negara ini
Banyak, Mahal itu berarti istana sebenarnya, jadi banyak istana di India pakai nama mahal, bukan Taj Mahal saja
Delete