Tersesat diantara Kamp tentara India di Kashmir
January 16, 2016
Terkejut,
dihadapan kami sebuah camp dengan dua tentara menenteng senjata laras panjang berdiri menatap awas kearah kami. Seketika, detak jantung berdetak cepat sementara otak saya dijejali seribu
macam alasan
Sesampainya
di post Gulmarg yang berarti padang rumput bunga, kami gegas mendatangi kantor tourism board. Bertanya seberapa jauh
gondola atau kereta gantung, petugas mengatakan kalau letaknya sekitar kemudian
1,5 KM dari tempat kami parkir. Dekat, pikir kami. Begitu pula dengan informasi
yang kami baca sebelumnya, cukup jalan kaki saja sekalian cari tempat penyewaan
sepatu boot dan jaket. Apalagi panorama sepanjang jalan membuat mata berbinar,
kami mantap memilih berjalan kaki.
Fyi, dari tempat parkir
yang tak jauh dengan kantor touris terdapat dua arah jalan berbentuk Huruf V.
Kekiri menuju gondola (Gulmarg ski resort), sedangkan kekanan menuju
Khilanmarg. Nah, Khilanmarg adalah sebuah lembah kecil yang berjarak sekitar 6
KM dari pos parkir. Keelokannya tak jauh beda dengan Gulmarg, yakni sebuah
lembah dengan padang rumput bunga di musim semi. Khilanmarg juga menjadi tempat
bermain ski. Meski kami ke Kashmir dimusim panas kami masih bisa menatap
keindahan musim semi. Kenapa ? ketika kami berkunjung, musim dingin di India
lebih lama dari biasanya, jadilah musim panas ‘berubah’ menjadi musim semi.
Alhamdullilah, rezeki emak solehah.
Khilanmarg
sendiri letaknya 600 meter lebih tinggi dari Gulmarg. Berbeda dengan Gulmarg,
dimana jalannya beraspal dan tersedia kereta gantung untuk menuju kesana. Sebaliknya,
Jalan menuju Khilanmarg pun lebih sulit, bukan hanya nanjak terus, tapi juga
melewati hutan pinus. Kala musim semi air salju meleleh dan membuat tanah
menjadi becek dan licin. Catet! Nggak ada ojek lagi, bisanya cuman sewa poni. Tapi
melewati hutan dan jalanan becek tak akan sia sia karena Khilanmarg menawarkan pemandangan
yang lebih menarik. Dari Khilanmarg bisa menyapu pandangan ke seluruh rantai
pegunungan Himalaya, mulai dari Nanga parbat hingga puncak kembar Nun dan Kun
dengan ketinggian 7100 meter.
Balik
lagi ke cerita, dari pos turis kami tak bertanya arah yang mana. Kami pikir
kedua jalan tersebut sama sama menuju Gulmarg. Dengan super pede kami ambil
arah kanan, santai berjalan, sesekali ngobrol dengan gelegar tawa. Masya Allah,
jalan disini memang kece badai, kayak diapit dua negara, Switzerland dan New
Zealand. Sebelah kiri view layaknya negara Switzerland, gunung
gemunung berlapis salju panjang tak berujung bak pegunungan Alpen. Hamparan padang
rumput dengan serakan pendopo kayudiatasnya. Kuda kuda begitu asyik merumput.
Meliuk aliran sungai dengan lengkung jembatan kayu diatasnya. Sedangkan view sebelah kanan kayak negara New
Zealand, padang berkarpet rumput dengan latar pohon pinus, ratusan domba
merumput disana. Semua terasa begitu sempurna dalam naungan langit biru dan
segerombol awan putih.
Dengan
pemandangan kinclong seperti ini, kami (saya, Rani, Feri, lamda, Wilson dan
Endah) sibuk dengan kamera masing masing. Cekrek
sana sini sambil terus berjalan. Kadang kami berkumpul untuk sekedar wefie
bareng. Saat itu yang bawa Tongsis cuman Fery aja. Karena sibuk foto kami tak menyadari bahwa semua wisatawan dijalur ini menggunakan poni semua.
Sesekali beberapa Khasmere mendatangi kami, nawarin sewa Poni. Kami cuekin.
Lambat
laun pemandangan berubah. Jalanan tak lagi beraspal. Kami memasuki hutan pinus
menjulang seperti raksasa. Tanah begitu becek dengan serakan sisa salju. Tak
nampak lagi hamparan rumput dan tiang gondola diatas pegunungan bersalju. Kami
sibuk dengan langkah kami sendiri, Rani didepan, disusul Fery, saya dan lamda.
Sedangkan bang Wilson dan endah berada jauh di belakang. Beberapa wisatawan
yang duduk cakep diatas poni terkesima menatap kami berjalan dengan gesitnya.
Kadang
kami berhenti dan bertanya satu sama lain. “ katanya 1,5 KM ini mah lebih, hadew!”. Guyonan
dan tetep senyum. Jalan lagi. Nanjak lagi. Capek!
Tiba
tiba terdengar suara Bang Wilson dari kejauhan. Meminta kami untuk berhenti.
Dia tadi tanya sama tukang jasa penyewa Poni. Beliau bilang kalau kita salah
arah. Jalanan ini menuju Khilanmarg,
bukan Gulmarg. Astaga, ternyata kami tersesat jauh. Pantesan, wisatawan jarang
jarang dan semua menggunakan poni. Padahal tadi di parkiran wisatawan
membludak.
Kami
hanya menoleh kesana kemari dan berjalan kearah lain. Terkejut, dihadapan kami
sebuah camp tentara dan berdiri dua
tentara lengkap dengan laras panjang. Khawatir, kaki saya gemeter, sementara otak
saya dipenuhi dengan berbagai macam alasan. Langsung teringat kata kata Shah
Jahan “ Don’t mess up with Indian’s Army
in Kashmir, You should remember that
you have stay permit and married with Indian muslim. All your friends using
tourist visa. They might thought that you are spying or something“. Bukannya
tanpa alasan Shah Jahan berkata seperti itu karena meski sudah ‘damai’,
ketegangan India dan Pakistan di Kashmir ini masih terus berlanjut. Pembicaraan
tak henti hentinya di TV. Apalagi Gulmarg menjadi salah satu Line of control kedua negara.
Perut
saya yang tadinya baik baik saja mulai terasa mules karena tegang. Teringat adegan
interogasi di film film tentang teroris.
Berjalan pelan tengok sana sini diantara semak belukar dengan jalanan yang super
becek. Sepatu mulai kotor. Hawa dingin tak terasa lagi, keringat mulai
bercuuran. Yang terdengar hanya alunan detak jantung yang semakin cepat. Dig dug
did dug. Karena berpencar, entahlah teman teman lain menyadari atau tidak
dengan pengawasan kedua tentara tersebut. Saya sendiri nggak berani menatap
tentara yang bawa senjata. Hanya tengok sana sini mencari jalan. Tampang muka
blo’on aka ‘tersesat’.
Untunglah, tak jauh dari kamp tentara ini kami melihat sebuah jalan kecil. Kami
bergegas menuju kebawah. Pergi tanpa memandang dua tentara tersebut. Setelah melewati beberapa
kamps dan belukar. Syukur, jalanan setapak beraspal ini menuju Gondola. Alhamdullilah.
Kami
berjalan ngibrit menuju Gondola, takutnya kesiangan. Dan saya juga takut
diinterogasi. Duh! Payung sial masih menyelimuti, setelah berjalan lumayan
jauh, kami masih harus menghadapi antrian yang super panjang sekali untuk
menaiki gondola. Karena panjangnya antrian, sumbu kesabaran orang India
membuncah. Nggak disiplin mengantri lagi. Saya yang mencari jalur khusus
wisatawan luar negeri, ternyata tidak menemukan. Turis asing maupun lokal antri
ditempat yang sama. Jadinya saya dan Lamda yang mencari informasi terjebak diantara
kericuhan, adu mulut terjadi antara wisatawan dan petugas. Ricuh!
Perhatikan! Antrian menggila, masih meliuk hingga ke ujung bukit |
Berdiri
diantara antrian tetiba Awan gelap datang, angin dan hujan es menerjang.
Apalagi saya tidak mengenakan Jaket, hanya berbalut Shawl Kashmir. Akhirnya
kami memutuskan keluar dari antrian, makan dan minum disalah satu restoran
hingga hujan es reda dan wisatawan berkurang.
Setelah lebih dari satu jam, akhirnya kami bisa menikmati kereta gantung menuju keatas. Sampai
diatas resort Gulmarg, awan hitam masih menyelimuti. Rasanya mual banget. Nggak
enak body. Untung Lamda bawa tolak
angin dari Indonesia. Selanjutnya, kami main main dengan salju dan narsis habis
serta melupakan segala resah hari ini. Dan diatas sini kami menemukan Masjid
berbendera Pakistan. Menariknya lagi, kami tetawa terbahak bahak ketika melihat
sebuah board petunjuk bertuliskan “Khilanmarg --> 2,5
KM” teringat kekonyolan kami tersesat
tadi pagi.
Kemanapun perginya, tolak angin selalu dibawa |
Antara ketawa dan pingin nangis waktu lihat tulisan ini |
Ketidaksempurnaan
sebuah perjalanan justru menggores manis dalam ingatan.
34 $type={blogger}
tulisan mbak zulfa sangat menginspirasi saya yang lg mencoba menulis blog :)pemakaian bahasa yang menarik buat saya ingin menjadi penulis blog sprti mbak zulfa :)
ReplyDeleteAlhamdullilah. Semoga tetep istiqomah menulis ya, Aamiin.
DeleteAntara ketawa dan pingin nangis waktu baca tulisanmu ini mbak e..
ReplyDeleteTetapi lebih banyak ketawanya sih :D #nostalgiaKashmir
Hahaha entah tersesat, malam malam nggak dapat bus di terminal super kotor, teteup ketawa, nggak ada paniknya. Miss you all :)
Deletewuhhh ngantrinya apsti eksotis ya mbak hehehe
ReplyDeleteNgantrinya sampe badan lumutan :))))
DeleteAsal jangan pas melintas kesana lagi ada konflik ya Mba hehehe, eh itu tolak angin memang bikin badan anget dan anti masuk angin :D
ReplyDeleteKlo ada konflik, ngibrit cepat dah. Bener, ituu tolak angin shabat yang pas buat perjalanan, nbikin badan hangat dan ati adem. :)
DeleteBismillaah.
ReplyDeleteTak jadi diinterogasi ya mba?ya...coba jadi,bakalan semakin seru...he ..he...
Suka tolak angin juga ya?100% Indonesia.
apaaaaaaaa? *semaput
DeleteYuhu, suka banget sama Tolak Angin. anget di tonggorokan
Waduh ini gegara teringat kata Shah Jahan yaw Mak, mak jadi tegang,,,, duh berarti kudu waspada ya jikalau ketemu sama tentara India..... Btw India dengan Pakistan pernah bersitegang tow mak? baru tahu aku. Berarti enak yaw mak kalau tersesat menemukan pemandangan yang super kece badai,,,,, mantebe' deh :-)
ReplyDeleteHahaha, Waktu ada tentara langsung ngat kata2 Shah jahan :)
DeleteMasih tegang tapi di line of control aja. sering demo juga sih.
Hahahaha,,,, bener - bener
Deleteikutan tegang bacanya ;D.. untung itu tentara ga manggil utk diinterogasi ya mba... jd sebenrnya blm damai2 juga ya antara india dan pakistan ini
ReplyDeleteDamai didepan. dibelakang sudah siap menegang. Tiap hari berita KAshmir ini masih menyelimuti berita di India
DeleteWoow hamparan rumput dengan gunung-gunung bersalju selalu membuat hati nggak tahan pengen segera ke sana mengunjunginya. Ceilaah kayak yang udah mau tinggal cusss berangkat aja gaya eike. haha.
ReplyDeleteSiapa tahu mbak, bulan depan ketiban rezeki trus langsung brangkat. Aamiin
DeleteApa yg sy tanyakan kmrn brarti njengn pas wkt di kashmir ya mb. Pngn Ikuuuuuttt *$ambil usap air mata* tp ijin boss di pusk sgt sulitt hikhik
ReplyDeleteApa yg sy tanyakan kmrn brarti njengn pas wkt di kashmir ya mb. Pngn Ikuuuuuttt *$ambil usap air mata* tp ijin boss di pusk sgt sulitt hikhik
ReplyDeleteHehehe, Ayoooo kah berngakat. Puskesmanya cuti dulu atau minta gantian sama teman. Perlu piknik, hehehe
DeleteLagi fokus baca ceritanya sqmbil bayangin antrean panjang mengulah eh liat iklan tolak angin... buyae kabeh wes hahahha....
ReplyDeletehehehe. Bukan Iklan mbak, cuman seneng aja sama Tolak Angin kemana mana. anget dan Indonesia banget. :)
DeleteOwwwwww keren banget deh pemandangan pegunungane. Hahaha, wes cocok dadi bintang iklan tolak angin iki. ira
ReplyDeletekekekeke, sik mbak tak melangsingkan tubuh ben di endorse karo Tolak Angin. :)
DeleteOh jadi inti cerita ini adalah TOLAK ANGIN #OKSIP
ReplyDeleteAamiin. Ya semoga. INi bukan Iklan, tpi beneran bawa tolak angin kemana mana :)
Deletepemandangan seindah begini .. bisa bikin lupa ... enjoy terus sihh
ReplyDeleteInsyaAlla enjoy. Aamiin.
DeleteWkwkwkwk.. orang pintar minum tolak angin :D
ReplyDeleteYuhuuuuuuu Tolak angin padamu :)
Deletenangisnya sampai nempel gitu ya mbak
ReplyDeleteTerharu mbak terharu *garuk2tanah :)
Deletekalo main kesini kayaknya butuh sebulan buat puas2in explore kashmir
ReplyDeleteBener, klo suka jalan plus hikinr, wihhh sebulan puas tuh.
Delete