Bersenang senang di Pulau Menjangan
September 10, 2015
Pulau Menjangan berada di Taman Nasional
Bali Barat menyajikan taman bawah laut dengan aneka ragam biotal laut yang
menjadi saksi kebersamaan kami.
Ajakan
sahabat blogger yang selama ini hanya bersua melalui dunia maya membawa kesan
tersendiri dalam diri. Kami tak hanya berkecimpung dalam dunia yang sama juga punya
hobi yang sama pula, mbolang. Pucuk
dicinta ulam pun tiba (dan bang Ucuk tak pernah datang melamar saya) ajakan
piknik ke Pulau Menjangan menjadi
angin segar bagi saya yang sudah lama tak menatap laut biru, bahkan langit
biru.
Perjalanan
dimulai dengan membelah tanah Jawa Timur dari Surabaya menuju Banyuwangi, dari sanalah kami menyeberang ke pulau menjangan. Seperti yang saya infokan dalam postingan
sebelumnya untuk mencapai pulau menjangan bisa diakses melalui Pulau Bali yakni
menggunakan perahu dari pelabuhan Banyuwedang atau pelabuhan Lalang yang
memakan waktu sekitar 30 menit. Atau langsung menyeberang dari ujung Timur
Pulau Jawa melalui Pantai Watu Dodol, Banyuwangi. Dengan alasan menghemat waktu
kami memilih jalur kedua.
Sampai
di Banyuwangi sore hari, kami leyeh leyeh cantik di Hotel Watu Dodol dan menikmati makan malam bersama di Restoran watu dodol. Keesokan harinya,
kami sudah bersiap dijemput oleh travel agent yang menyediakan tour snorkwling
ke pulau Menjangan. Malang tak dapat dihindari, Dwi, tour guide kami terlambat
menjemput karena kecopetan dalam bus setelah membawa rombongan ke Pulau Karimun
Jawa. Untunglah, Hotel watu Dodol tempat kami menginap menawarkan sunrise terbaik tanpa melangkah kemana
kemana.
Sambil
menunggu jemputan kami sempatkan sarapan pagi di hotel. Dan langsung menuju
tempat penyeberangan di dekat pantai Watu Dodol, berupa sebuah warung sederhana
dalam ayoman pohon kelapa menjulang. Kami memilih Peralatan Snorkeling seperti live
jacket, snorkel dan Fin yang
cocok dengan ukuran kami. Kesabaran kami teruji kembali, Dwi masih dalam
perjalanan hingga kami telat berangkat hingga 2 jam lamanya.
Paket tour Menjangan ini tergolong murah. Satu
paketnya dipatok harga Rp. 280.000 sudah termasuk kapal, breakfast, lunch, foto underwater, peralatan snorkeling, biaya masuk pulau dan guide. Harga itu untuk 10 orang
perserta, jika kurang harga disesuaikan. Karena kami berlima dan kepingin lebih
private, nggak campur dengan peserta
lain, jadi dikenakan biaya Rp. 340.000/orang.
Matahari
kian meninggi ketika Dwi sampai. Gelombang mulai tinggi. Kami bergegas menaiki
kapal satu persatu dalam hantaman gelombang yang keras. Dalam perjalanan, kami
harus menghadapi gelombang tinggi plus angin tak bersahabat. Terombang ambing
menatap lautan lepas. Naik turun layaknya menunggang kuda. Untung nggak masuk
angin, meski kepala saya mulai pening. Dan kami semua terdiam dalam hening.
Sesekali gelombang menyapa dan kecupan air laut mendarat di wajah. Tegang!
Setelah
sejam terombang ambing dalam badai derita sampailah kami di spot pertama, saya
bergegas masuk kedalam lautan. Dah nggak betah menatap keindahan taman bawah
lautnya. Saya sudah lama nggak snorkeling,
jadi nggak biasa dengan monyong snorkeling
dalam mulut, rasanya kurang nyaman dan pingin muntah. Belum lagi angin kencang membuat
gelombang bergerak dengan lincah dan masuk kedalam snorkel. Membuat mulut saya penuh dengan air, melepas snorkel dan membersihkan dengan baik.
Sesekali
saya melihat ke permukaan, saya nggak melihat siapapun. Seingat saya teman
teman ada disampingku tadi. Duh! Mungkin saya terseret arus. Saya lanjutkan
menikmati panorama bawah laut. Ikan ikan berukuran sedang hilir mudik menemani
saya berenang.
Kaget
bukan kepalang! Saya merasa ada yang membelai kaki saya. Mungkin itu ular. Duh
Gusti, pikiran saya yang tenang jadi nggak karuan. Saya lihat kesana kemari
nggak orang ataupun ular. Saya lanjutkan
menatap banyak bintang laut berwarna biru. Lagi lagi, ketenangan saya terganggung,
seolah ada yang membelai lembut kaki saya.
Lama
menjadi putri duyung kesepian, tetiba ada tangan memegang tangan saya, eh,
ternyata Dwi. Dia bilang saya terpisah jauh dari teman teman. Pantesan, dari
tadi nggak lihat teman teman berenang. Sejenak saya dan dwi berenang bersama
menatap terumbu karang dan aneka biota laut di spot satu. Setelah puas, kami
segera naik ke kapal. Dan baju renang saya robek entah kenapa. Jadi yang sedari
tadi membelai kaki saya adalah robekanan baju renang. Duh! malunya, membuat kaki
mulus saya terlihat jelas.
Naik
ke kapal saya langsung muntah muntah, entah kenapa. Padahal saya sudah sarapan
pagi. Seumur umur, baru kali ini saya mabok laut. Mungkin karena hantaman
gelombang yang lincah menerpah tubuh ketika snorkeling tadi. Mungkin karena
angin terlalu kencang. Atau mungkin karena baju saya “terbuka” karena robek.
Jadi angin menelusup badan dengan leluasa.
Selanjutnya
kami snorkeling di spot paling kece,
disini ada wall diving. Berhubung baju renang saya robek, saya lewatkan snorkeling disini. Hanya Mbak Andri dan
mas Memen (guide juga) yang turun. Mbak Ira masih belum terbiasa dengan monyong
peralatan snorkel di mulut, Mbak Rien
kedinginan dan Taro memilih menikmati semilir angin.
Pulau Menjangan yang dikenal
oleh para diver sebagai tempatnya wall
diving terbaik di Bali ini
memiliki taman bawah laut yang sangat berwarna dan penuh dengan berbagai jenis
ikan sekaligus kaya akan biota laut. Pulau Menjangan dikelilingi terumbu karang
dengan drop off sedalam 60 meter dan formasi batuan. Formasi batuan tersebut
membentuk sejumlah goa-goa besar dan kecil yang menjadi habitat bagi terumbu
karang, karang lunak, kerapu besar, dan belut moray. Di goa-goa kecil,
kedalaman laut dan aliran arus yang tenang menjadikan taman bawah laut sekitar
Menjangan adalah tempat hidup bagi tuna, gerombolan jackfish, penyu laut,
bahkan hiu.
Pulau menjangan merupakan habitat rusa atau dalam bahasa Jawa
dikenal dengan nama Menjangan. Kawanan rusa datang ke pulau Menjangan kala
musim semi tiba. Mereka berenang ke pulau menjangan sejauh 1,2 mil. Waktu kami
menjejak pulau menjangan, ada satu menjangan yang sedang asyik makan buah
kelapa, nampak jinak.
Pura Ganesha ikon Pulau Menjangan |
Lebih banyak Bule ketimbang wisatawan lokal di Menjangan |
Jalan setapak di Pulau Menjangan |
Air jernih sebening kaca |
Salah satu Pura di daratan Menjangan |
Rusa dan serakan sampah |
Snorkling asyik di Menjangan |
Dan yang bikin saya
terperangah adalah sampah. Dipulau seluas 170 hektar ini banyak sekali saya
jumpai sampah para wisatawan, berupa box
nasi kotak, bungkus snack, botol air
mineral hingga tas plastik. Sangat disayangkan.
Kami mengakhiri perjalanan
jelajah pulau Menjangan bersama sahabat dengan snorkeling di spot Coral Garden. Dan saya menggunakan baju gamis
ketika snorkeling. Taman bawah laut
disini bikin hati senang. Terumbu karang membentuk seperti sebuah terasiring
dikerumuni ikan kecil warna warni. Terlihat juga ikan yang seperti dalam film
Nemo bergoyang maju mundur.
Keindahan pulau Menjangan
terasa sempurna dengan hamparan laut biru berdegradasi warna hijau dengan latar belakang gunung Prapat Agung di
Pulau Bali dan Gunung Ijen di Pulau jawa. Sore itu kami kembali ke Pantai Watu Dodol ditemani ombak yang
semakin liar. Sinar Mentari menelusup diantara awan gelap membentuk sebuah
garis berwarna jingga dari atap langit bagaikan sebuah “kelambu” alam berlatar
belakang gunung Ijen. Beautiful!.
Semoga bisa bersenang senang kembali |
27 $type={blogger}
Yang pertama ingin aku kenang di sini adalah perhatian guide kepada kita. Terlebih saat mbak sedang snorkeling sendirian itu. Mbak disamperi untuk "diselamatkan" dari kesendirian. Coba ya kalau rame, misal 20-30 orang (rata-rata jumlah peserta paket segitu), masing-masing mencar, guide cuma 1-2, bisa kebayang ga kepegang. Kalo trip ke laut yang menurutku masuk kategori bahaya, memang lebih aman kalau kita ambil private ya mbak. Aku udah pernah ngerasain ke laut ikut rombongan sampe 30 orang, takut banget. Bukan saja takut akan keselamatan diri sendiri, tapi juga keselamatan teman-teman yang lain.
ReplyDeleteBener, Mbak Rien. Nyaman banget kita kemarin. Dan harga segitu juga tidak mahal, kok. Nanti kalau trip bareng2 enakan pilih ynag privat kayak kemarin lagi.
DeleteIya, waktu aku disamperin Dwi, aku kaget kalau ternyata aku misah jauh dari kawan kawan. Selama ini aku klo snorkling selalu ambil private, paling nggak 10 , dan nggak pernah mau gabung sama yang lain. Pernah sekali, dikepulauan seribu, itu sampai 30 Orang. Akunya malah jadi guide "jagain" anak anak lainnya.hehehe
DeleteBener, murah banget mbak, dengan view yang kayak gitu, apalagi guidenya nggak mas dwi saja, juga mas memen dan anaknya si bapak. nggak takut ilang lagi
Itulah mengapa aku kapok ikut tour yang orangnya puluhan. Yah, walaupun anak abal-abal tapi beneran masih trauma sama laut. Kayak liat apa gitu kalau jumpa palung :(
Deleteudah pernah punya pengalaman soal tour dan laut :p
This comment has been removed by the author.
DeleteGitu ya, beda perjalanan beda sudut pandang memang ya....Nggak Rugi, Alhamdullilah malah seneng. Banyak cerita yang diinget.
DeleteEh, sering naik speed boat nggak papa, bahkan 3 jam lebih. hoping island juga ber jam jam, selama ini fine fine aja. kemarin itu memang daj lama nggak naik speed boat, kelamaan tinggal di India, nggak jadi anak laut lagi
Kita teteup menikmati meskipun keterjang ombak besar , malah banyak cerita :)
This comment has been removed by the author.
DeleteNah ini, sebenarnya enak kalau cukup waktu. bisa hinggap sana sini.
DeleteBerarti aku harus balik lagi dan kasih waktu lebih nih.
Thanks infonya bro :)
Aku kangen banget pingin jalan kayak gini lagi T_T Rasanya sebentar banget kemarin itu. Moga tahun depan bisa jalan bareng lagi ya mbak. Kita susuri laut-laut lainnya :)
ReplyDeleteYa, kemarin rasanya sebentar. Aamiin. Ayo susuri Sabang sampai merauke. pingin ke togean :)
DeleteNext time aku harus ikuuuut... :(
ReplyDeleteEh itu baju renang sampean emang sobeknya banyak ya mbak? Tersangkut apa kok sampe sobek?
HARUS!!!!
DeleteEntahlah kenapa, tiap kali snorkling sellau terjadi "sesutu" dengan baju renangku.
Kyaknya sang dewa laut nggak mengizinkanku melaut, hehehe
Waaaaaaa...akhirnya kamu ngelaut juga ya mbak, hehe...
ReplyDeleteUdah balik ke India mbak e?
2 Oktober ntar inshaAllah aku ke Maldivesnya Indonesia aka Derawan!! #hahapentingbanget
Yuk mbak..!
Eh, kok nggak bilang bilang, berapa hari ke Maldive?
DeleteMau lah leyeh leyeh cantik disana. dekat lagi, ntar ya, aku hunting ticket.
Kau pakai apa AA apa Tiger? solo travelling?
Ya mapun Rani, aku bacanya Maldide, Derawannya "ketilep".
DeleteAhhhhh, have fun ya di Derawan, berenang cantik sama ubur ubur
Taun depan kita ke manaaaa? Hayuukk agendakan!
ReplyDeleteKatanya Karjaw sama Komodo, aku ngikut Komodo.....
DeleteKekayaan pulau di Indonesia memang gak ada habisnya yah mbak.. kalau mau cari pantai keren gak perlu jauh-jauh ke luar negeri. hehehe
ReplyDeleteBenenr banget, kalau pingin nikmati pantai mending di Indonesia saja. Cakepnya luar biasa
DeleteSubhanallah alam bawah lautnya. Kirain tadi di Bunaken atau manaaaa gitu (secara Bunaken terkenal banget)
ReplyDeleteCakep kan? aku belum ke BUnaken, cuman kata temne temen yang disan, banyak yang rusak ya... entahlah
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteBenar min.... menjangan is the best snorkeling spot in bali , mo nyoba snorkeling dg private boat tour, ni CP pemandu wa/sms 0852 3883 9596..
ReplyDeleteWah, Ajkin ajakin Dakuw :)
Deletehalo mbak zulfa :D aku beberapa hari lagi mau ke menjangan nih , tapi aku trauma naik kapal atau perahu laut gara-gara aku muntah terus setiap kali naik transportasi laut yang satu ini , setelah muntah macam gitu kan jadinya aku gak nyaman kalo mau snorkeling ataupun diving .. adakah saran biar aku kuat kali ini ? sumpah aku takut banget hhuhu
ReplyDeleteHaloooo
Deletewah sama, aku ekmarin juga muntah muntah tepi kok tetep semangat ya..
Saranku... minum antimo dan jangan banyak makan makanna aberat. makan buah saja. trus nikmati pemandangan sambiul guyonan sama teman.
jangan takut, malah ntar nggak jalan.