“Teror Horor” Di Kota Hantu
June 13, 2015
Dua pemuda berkulit hitam menggedor gedor kaca mobil,
matanya melotot dan mengancam jika kami menolak memberi mereka uang.
Pengalaman seru bersinggungan dengan preman India bak
sebuah adegan film ini kami alami ketika berkunjung ke Istana Fatehpur Sikri.
Berada di Kota Agra, Uttar Pradesh, India. Berjarak 37 KM dari Legenda Cinta
Taj Mahal.
Setelah menikmati Sunrise di Taj Mahal. Lanjut
menyusuri megahnya Agra Fort. Siang memancarkan terik tepat diatas kepala
ketika roda mobil meninggalkan Agra Fort.
Terlihat silau fatamorgana
menari nari diatas jalanan. Sepanjang perjalanan
disuguhi Dung. Piringan teletong sapi
dikeringkan dalam tumpukan menggunung di tepi jalan.
Jam Tangan bergerak satu digit sejak kami meninggalkan jantung kota Agra.
Dihadapan kami membentang tembok
pertahanan didominasi warna merah
bata membentang 5 mil.
Kokoh dan gagah. Menampakkan kemegahan yang berada didalamnya.
Sampai
digerbang kota, tetiba dua pemuda menghentikan mobil kami. Berkulit gelap
dengan wajah garang. Mereka memaksa kami membayar pungutan liar. Shah Jahan meminta
sopir kami yang asli orang India untuk tidak
menghiraukan dan bergegas pergi.
Ketegangan
terasa. Hingga saya terlupa mengabadikan megahnya benteng kota dalam jepretan
kamera. Beberapa kali datang kemari, kami tak pernah
dihadapkan dengan preman jalanan. Pikir saya, mereka pemuda iseng yang lagi
butuh uang atau sedang mabuk.
Tak
lama kemudian kami mendengar suara klakson sepeda motor membabi buta. Ternyata
dua pemuda pemalak tadi mengikuti kami. Suasana begitu sepi. Dengan menggedor
gedor kaca mobil. Mereka meminta kami berhenti. Memaksa kami membayar pungutan. Dan terus menerus menggedor kaca mobil. Entah
apa yang terlontar dari mulut mereka yang berbahasa India.
Shah Jahan dan pak sopir bersih
tegang tak mau membayar. Sumpah serapah dan
saling adu mulut. Mata
Shah Jahan melotot disertai nada tinggi “I Called police” .Saya bersiap
menyodorkan telepon genggam kepada Shah Jahan.
Dada saya terasa sesak, tegang , panas dan takut, semua perasaaan bercampur aduk.
Akhirnya
kedua pemuda pergi dengan menunjukkan tatapan mata tajam penuh kemarahan.
Syukurlah, mobil berjalan dengan kecepatan tinggi dengan jalan berkelok dan semakin menanjak. Beruntung sekali, si kecil tertidur lelap ketika
semua terjadi. Hingga dia tidak perlu menyaksikan ketegangan yang terjadi.
Sesekali
saya melihat kebelakang. Terpikir mereka bakalan datang
dengan segerombolan teman dan menerkam kami
semua. Alhamdullilah,
apa yang saya kawatirkan tidak terjadi
hingga kami sampai di Istana Fatehpuri Sikri yang berada di ujung bukit
berbatu.
Deretan Pilar Dalam Masjid yang berada di Dalam Kota Fatehpur Sikri |
Salah satu sudut Istana Fatehpur Sikri |
Istana Fatehpur Sikri ini dibangun pada abad ke 15 oleh
Kaisar Mughal generasi ketiga bernama Kaisar Akbar. Didalam Istana Fatehpur
Sikri terdapat Istana sang permaisuri Jodha Akbar.
Kota Fatehpur Sikri dikenal sebagai Ghost Town atau kota hantu. Karena kurangnya pasokan air dan peperangan
di kota lain. Kota ini ditingalkan oleh penduduk desa dan terbengkalai. Acara
merinding disko terasa membahana ketika saya menyusuri Istana ini. Tunggu kisah selanjutnya!
India Ohh India. Selalu menyajikan sejuta cerita.
18 $type={blogger}
Gilaaaa India pada jamannya ini punya peradaban yang luarbiasa...
ReplyDeleteAlhamdulillah pemalak itu pergi dan ga bawa rombongan ya mbak syerreeemmmm
Iya, India memang peradannya banyak dan banyak sekali peninggalan bersejarahnya. Kayaknya ngga ada habisnya kalau di explore. Alhamdullilah, mereka nggak bawa komplotan, biasa berabeh, duh duh duh
DeleteWidiih...serem. Kalau kurang gertak bisa-bisa Sah jahan juga kena hantam. Untung saja beliau berani ya Mbak.
ReplyDeleteIya, Shah Jahan memang dah capek lihat gitu gituan. Kalau diem katanya kita jadi tertindas. Padahal waktu itu aku lebih memilih membayar "palakan" ketimbang rame. Tapi Shah Jahan bilang, kalau kita ngasih pasti jadi kebiasaaan buat semua orang. bener juga. tapi teteup aku takut.
DeleteEh busyet sampai di kejar begitu yaaaa
ReplyDeleteIya, disitu aku merasa takut, masih mending kalau adegan film doang, tapi ini reality. Merinding disco
Deletekalo mau nge trip ke india, baiknya mb zulfa yg dijadikan komando aja buat ngatasi orang2 yg pada malak hehehehe
ReplyDeleteBoleh mbak, biar ntar kepalak bareng, hehehe :) atau main kroyokan, jadi kayak di pilm pilm
DeleteJadi tegang bacanya. Untung premannya pergi ya mbak.
ReplyDeleteHoror istananya. Mbak aja merinding disko, apalagi aku. Semaput kali yaaa :))
Ya, sering jalan tapi nggak setegang waktu itu.
DeleteHahaha, aga nggak terawat kayaknya yang bagian atas, jadinya bikin merinding. klo semaput sampeyan dijadikan permiasuri "istana" dunia lain
Aduhhhh serem banget pastine, Zulfa... Onok pisan pemalak liar nang kono, yo....
ReplyDeleteserem mbak, aku kaget... akeh mbak pemalak nang kener, bahkan jeree traveller Indonesia :belum ke India kalau belum kena palak" :))
Deletewalah yo okeh pemalake juga mbak? serem no
ReplyDeleteAkeh, durung nang India nek durung kepalak jere traveller :)
DeleteIkut deg-degan bacanya... ya Allah.. iya bener, untung Najin tidur ya mbak.. jadi gak perlu ikut ngeliat kejadian pemalakan itu. Kasian kalo kejadian itu sampai terekam di memorinya...
ReplyDeleteIya kasihan dia kalau lihta, takutnya dia nggak mau jalan jalan lagi. soalnya dia paling heboh ketimbang emak e kalau jln2 :)
DeleteYa ampun mbak seremnya, eh kami udah cerita dong nyaris (serasa) kena rampok juga di Delhi?
ReplyDeleteEh cerita yg mana? belum kalau cerita Delhi
Delete